H-1, Cawabup TTU gelar doa bersama agar hati dan pikiran tenang

Merdeka.com - Pemilihan kepala daerah Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), NTT tinggal menunggu waktu. Sebelum melangkah ke hari pemilihan esok, para calon yang bakal dipilih tentu diselimuti berbagai macam perasaan. Tak hanya itu, sederetan persiapan tentu dilakukan oleh para paslon.

Calon wakil bupati TTU, Aloysius Kobes menyiapkan diri untuk pemilihan besok dengan menggelar doa bersama di kediamannya di Kelurahan Benpasi, Kecamatan Kota Kefamenanu. Meski hanya calon tunggal, Aloysius mengaku menyerahkan sepenuhnya pemilihan kepada Tuhan yang akan mengarahkan hati warga TTU.

"Persiapan malam ini untuk menghadapi pesta demokrasi-pemilukada besok, saya di rumah buat dalam bentuk berdoa bersama kepada Tuhan mohon berkat dan terang roh kudus agar menerangi hati dan pikiran semua pemilih agar boleh melaksanakan haknya memilih pemimpinnya secara tulus ikhlas dan aman tertib serta bertanggungjawab," kata Aloysius ketika dihubungi di TTU, Selasa (8/12).

Ia mengaku tidak mempunyai kekhawatiran tidak akan terpilih oleh rakyat. Sebab, kata dia, berdasarkan data yang dia peroleh, jumlah pemilih setuju lebih banyak daripada pemilih tidak setuju.

"Perasaan secara pribadi tidak kuatir karena berdasarkan data dan informasi yang diperoleh maka besok pasti rakyat memilih SETUJU dan rakyat menang. Golput mungkin pemilih yang sementara terdaftar tapi sedang ada di luar negeri atau di luar itu. Kalau untuk pemilih yang ada di TTU pasti ikut memilih," tukas dia.

Aloysius mengaku yang menentukan kemenangan adalah rakyat. Dia optimis rakyat akan memilih mereka besok hari. Sebagai pribadi, dia mengatakan menyerahkan semuanya pada Tuhan Yang Maha Kuasa.

"Karena yang menentukan menang adalah rakyat/pemilih maka yg optimis adalah rakyat juga. Sementara saya pribadi persembahkan semua usaha kepada Tuhan untuk besok boleh berikan anugerah kemenangan kepada rakyat TTU," tutup dia.

Rasa optimis Aloysius tampaknya berbeda dengan pandangan beberapa warga TTU. Mereka beranggapan, jika paket Dubes jilid II terpilih, hal itu tak lepas dari minimnya pengetahuan warga yang tidak memahami proses pemungutan suara.

"Kalau kemenangan ditentukan oleh perbandingan pemilih yang mengatakan setuju dan tidak setuju, mereka pasti menang. Tapi banyak warga kan tidak tahu soal itu. Mereka pikir dengan tidak datang ke TPS sudah pasti paket Dubes kalah dan akhirnya mereka tidak datang. Padahal tidak begitu kan," kata seorang warga.

"Semakin banyak orang tidak datang maka peluang mereka semakin besar. Padahal kalau mereka bilang tidak setuju ya caranya datang ke TPS dan pilih tidak setuju," tambahnya.

Dia menduga sosialisasi KPU juga tak sampai di situ. "KPU hanya sosialisasi tata cara pencoblosan. Tapi soal mekanisme kemenangan mereka tidak sosialisasi," ungkap dia.