Gus Solah: Saya melihat ada kekuatan yang ingin jegal Khofifah
Merdeka.com - Kemunculan beberapa kelompok yang memprotes agar bakal calon pasangan Khofifah Indar Parawansa-Herman S Sumawiredja (BerKah) gagal maju dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur 2013, mengundang keprihatinan pengasuh Ponpes Tebu Ireng Jombang, Salahuddin Wahid atau Gus Solah.
Beberapa aksi itu di antaranya protes dari ormas Pemuda Pancasila (PP) Surabaya, yang mendesak KPU Jawa Timur agar tidak meloloskan BerKah sebagai kontestan Pilgub Jawa Timur 2013 selama dua hari berturut-turut.
Ormas PP beralasan, BerKah selama ini terbelit masalah dualisme dukungan dari Partai Kedaulatan (PK) dan Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia (PPNUI). PK dan PPNUI memberi dukungan kepada BerKah dan Soekarwo-Saifullah Yusuf (KarSa).
"Saya menangkap ada kesan dan kekuatan yang sengaja ingin menggagalkan pencalonan Khofifah dengan cara mengulur waktu dan melemparkan ke sana ke mari proses pengambilan keputusannya," ungkap Gus Solah yang juga adik kandung Gus Dur (Abdurrahman Wahid) itu, Kamis (11/7).
Gus Solah melihat kejanggalan dari cara KPU Jawa Timur dalam mengambil sikap soal dukungan ganda dari PK dan PPNUI. "Saya meminta kepada elemen masyarakat pecinta demokrasi di Jatim agar memantau proses pilkada ini," kata dia berharap.
Gus Solah juga melihat ada kelompok tertentu yang tidak senang terhadap kekompakan dan kesolidan dukungan PKB dan Muslimat NU di daerah-daerah untuk Khofifah. "Mungkin hal ini yang menimbulkan ketidaksenangan pihak tertentu sehingga berupaya agar jangan sampai pencalonan Khofifah lolos," terangnya.
Untuk itu, Gus Solah juga meminta KPU Jawa Timur berani berbuat jujur dan bertanggung jawab dalam mengambil keputusan kontroversial prapemilihan. "Saya khawatir terjadi gejolak di akar rumput jika sampai KPU memutuskan secara sewenang-wenang," katanya khawatir.
Konflik ini muncul, masih menurut dia, pascakeputusan KPU Jawa Timur yang menyerahkan masalah dualisme dukungan PK dan PPNUI ke KPU Pusat. "Namun, ternyata keputusannya dikembalikan lagi ke KPU Jatim dengan rekomendasi yang sangat normatif," ujarnya.
KPU Jawa Timur sendiri, akan memutuskan pasangan siapa saja yang akan bertanding di Pilgub Jawa Timur pada 29 Agustus mendatang, setelah menggelar rapat pleno tanggal 14 Juli lusa.
Sementara di lain pihak, kubu pasangan Bambang Dwi Hartono-Abdullah Said (BDH-Said) memprediksi kalau pasangan BerKah bakal tumbang sebelum bertanding.
Hal ini sempat diungkap bendahara tim pemenangan BDH-Said, Saleh Ismail Mukadar, yang menyatakan BDH-Said siap mengambil alih dukungan 5 juta Muslimat NU dari tangan BerKah. "Dari pada para pendukungnya golput lebih baik memilih calon yang bisa merubah Jatim menjadi lebih baik," kata Saleh Ismail Mukadar.
Pun begitu dengan Bambang DH. Menurut dia, kaum Nahdiyin akan mampu menjadikan Bambang-Said sebagai Gubernur Jawa Timur. "Dan untuk mendapatkan dukungan (5 juta) itu semua, saya dan Pak Said sudah sejak jauh hari berusaha mendekati warga muslimat dan NU, karena memang ini peluang besar," kata Bambang DH.
Tidak hanya itu, Bambang juga mengaku akan berkomunikasi dengan Khofifah. Dia berharap dukungan BerKah bisa beralih ke pasangan BDH-Said.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Harlah Muslimat NU membawa suasana Pemilu 2024 tidak selalu menegangkan.
Baca SelengkapnyaGus Kautsar mengungkapkan peran Gus Miftah dalam mengkampanyekan Prabowo Gibran sangat besar.
Baca SelengkapnyaBawaslu Pamekasan menghentikan penyelidikan kasus dugaan bagi-bagi uang oleh Gus Miftah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penghargaan itu berdasarkan Kepres No 24/TK/tahun 2024 tentang penganugerahan tanda kehormatan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha.
Baca SelengkapnyaGus Yahya mengingatkan, istigasah merupakan penanda tonggak perjuangan NU dalam mewujudkan kemaslahatan untuk semesta
Baca SelengkapnyaCak Imin mengungkapkan, pihaknya akan mengumpulkan seluruh tokoh-tokoh yang akan maju di Pilkada sekaligus melakukan beberapa prosea seleksi.
Baca SelengkapnyaNU sudah menetapkan aturan bahwa pengurus di lingkungan PBNU yang terlibat secara resmi di tim kampanye pemilihan presiden harus nonaktif dari jabatannya.
Baca SelengkapnyaHingga kini, belum ada pasangan lain yang dikabarkan bakal bersaing dengan Khofifah dan Emil
Baca SelengkapnyaDia pun tak segan menyebut bahwa Khofifah merupakan bagian yang tak bisa dilepaskan dari PAN.
Baca Selengkapnya