Generasi Milenial Dinilai Siap Gunakan Hak Pilih
Merdeka.com - Pemilu 2019 tinggal hitungan hari. Ancaman besarnya angka golput menghantui setiap kali proses penyelenggaraan pemilu. Khususnya di kalangan generasi milenial yang kerap dianggap bersikap apatis terhadap proses politik selama ini.
Dari temuan survei yang dilakukan oleh Center for Political Communication Studies (CPCS), jumlah pemilih yang belum menentukan pilihan atau yang merahasiakan pilihannya semakin berkurang. Undecided voter Pilpres turun dari 15,7 persen pada bulan Januari menjadi 9,2 persen pada bulan April, atau menyisakan satu digit.
Demikian pula dengan undecided voter Pileg yang terus menurun, dari 16,3 persen pada bulan Januari menjadi 14,7 persen pada bulan Maret dan 11,8 persen pada bulan April.
"Menariknya, di antara undecided voter, pemilih milenial justru makin siap menggunakan hak pilihnya," katanya Direktur Eksekutif CPCS Tri Okta dalam keterangan tertulisnya, Selasa (9/4).
Undecided voter di kalangan milenial memang lebih tinggi daripada pemilih non-milenial, baik pada Pilpres maupun Pileg, tetapi jumlahnya semakin berkurang. Pada Pilpres turun dari 59,6 persen pada bulan Januari menjadi 51,6 persen pada bulan April. Sedangkan pada Pileg turun dari 63,3 persen (Januari) menjadi 55,1 persen (Maret) dan 52,5 persen (April).
Sementara itu elektabilitas dua paslon dalam Pilpres sama-sama mengalami peningkatan. Elektabilitas Jokowi-Ma’ruf naik dari 53,8 persen pada bulan Januari menjadi 57,2 persen pada bulan April. Demikian pula dengan Prabowo-Sandi, naik dari 30,6 persen menjadi 33,7 persen.
"Dengan tingkat kenaikan yang hampir sama, peta kekuatan tidak banyak berubah," jelas Okta.
Dalam Pileg, delapan partai politik diprediksi bakal lolos mengirimkan wakil ke Senayan. PDIP tetap memimpin dengan elektabilitas 25,2 persen, disusul Gerindra 14,8 persen, Golkar 9,6 persen, PKB 7,6 persen, dan Demokrat 5,1 persen.
"Kelompok lima besar tersebut akan ditemani oleh Nasdem (4,7 persen), PKS (4,4 persen), dan PSI (4,3 persen)," jelas Okta.
Selain itu ada empat parpol yang masih berpeluang lolos dengan memperhitungkan margin of error survei, yaitu PAN (3,9 persen), PPP (3,5 persen), Perindo (1,8 persen), dan Hanura (1,1 persen).
"Sisanya hampir pasti tidak lolos ambang batas, yaitu PBB (0,9 persen), PKPI (0,6 persen), Berkarya (0,5 persen), dan Garuda (0,3 persen)," pungkas Okta.
Survei CPCS dilakukan pada 27 Maret-2 April 2019, dengan jumlah responden 1200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Metode survei dilakukan secara acak bertingkat (multistage random sampling) dengan margin of error ±2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Survei yang selesai mereka lakukan pada 6 Februari itu menemukan bahwa elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 53,5 persen.
Baca SelengkapnyaHasil survei terbaru dinilai sulit berubah, termasuk dampak dari swing voter
Baca SelengkapnyaPara capres-cawapres harus tampil sebagai sosok penuh kedamaian.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kebanyakan responden ingin mengetahui segera siapa yang menggantikan Jokowi.
Baca Selengkapnyaapabila pemilihan legislatif dilakukan pada hari ini, PDIP menjadi partai yang paling banyak dipilih dengan 17,4 persen."
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator merilis Warga Nahdlatul Ulama (NU) di Jawa Timur cenderung mendukung Capres-Cawapres pilihan Jokowi.
Baca SelengkapnyaSebesar 55 persen pemilih dalam pemilu 2024 merupakan pemilih muda yang terbagi atas Generasi Z dan milenial.
Baca SelengkapnyaTren dari pemilih NU ke paslon 02 meningkat dari Desember 2023 40,7 persen menjadi 48,2 persen di Januari 2024
Baca SelengkapnyaBerikut kumpulan pertanyaan tentang pemilu dan jawabannya.
Baca Selengkapnya