Ganjar Kenang Tragedi Kudatuli yang Bikin Hubungan dengan PPP Harmonis
Merdeka.com - Bakal Calon Presiden (Bacapres) PDI Perjuangan Ganjar Pranowo menyinggung Tragedi Kudatuli yang terjadi pada 1996 saat berpidato dalam kegiatan Konsolidasi Akbar Pemenangan Pemilu yang digelar DPD PDIP Jakarta di Hall Basket Senayan, Minggu (4/6).
Menurut Ganjar, masih banyak generasi muda yang belum mengetahui sejarah ini, terutama generasi milenial dan generasi Z.
Tragedi Kudatuli adalah peristiwa penyerangan Kantor DPP PDI (Partai Demokrasi Indonesia) di Jalan Diponegoro 58 Jakarta Pusat. Penyerangan dilakukan oleh oknum berkaos merah yang diduga merupakan massa pendukung Soerjadi. Peristiwa tersebut menandai terbentuknya PDI Kubu Drs. Soerjadi dan PDI Kubu Megawati Soekarnoputri.
"Mereka tidak tahu bagaimana berdarahnya PDI Perjuangan mempertahankan nilai demokrasi sampai pada kita diserang pada 27 Juli 1996," ujar dia.
Gubernur Jawa Tengah itu mengingatkan 27 Juli 1996 kejadian di Kantor DPP PDIP di Diponegoro. "Orang lama akan tahu, itu darah akan diberikan, itu harga diri yang dipegang," paparnya.
Ganjar menerangkan, peristiwa itu mengakibatkan PDI tidak ikut Pemilu 1997. Saat itu perolehan suara PDI diberikan ke PPP. Menurut Ganjar, hal ini juga yang melatarbelakangi hubungan antara PDIP dan PPP harmonis. Terlebih pada Pilpres 2024, PPP merupakan partai pertama selain PDIP yang mengusung Ganjar sebagai capres.
Oleh karena itu, Ganjar melaporkan kepada Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto berkunjung ke Kantor PPP bersama Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah sebelum ke lokasi konsolidasi.
"Betapa senangnya PPP karena partai pertama yang diterima oleh Ibu Ketua Umum. Yang mereka ceritakan adalah, pada saat 1997, PDI Perjuangan tidak ikut dalam pemilu, maka suaranya dilimpahkan kepada PPP. Mereka mengucapkan terima kasih," kata Ganjar.
"Apakah demokrasi dan demokratisasi kala itu berjalan dengan baik, jawabannya tidak. Dan terbukti, usianya hanya satu tahun karena setahun setelah itu geger dan lengser lah Pak Soeharto (reformasi 1998)," sambung Ganjar.
Atas semua perjalanan sejarah itu, Ganjar menyampaikan kesabaran revolusioner PDIP terbukti berbuah hasil. Sebab, kemenangan berpihak pada politik kebenaran.
"Maka pemilu 1999 PDIP untuk pertama kali memangkan kontestasi dengan suara terbanyak. Saya menyampaikan inilah kesabaran revolusioner," tuntas Ganjar yang membakar semangat juang DPD PDIP se-DKI Jakarta.
Ganjar mengajak generasi muda Milenial dan Gen Z untuk mewarisi api perjuangan PDIP yang dalam perjalanannya penuh lika liku pengorbanan, dengan darah dan air mata.
"2024 adalah tantangan kita bagaimana menggaet Generasi Milenial yang kelahiran 1981-1996, dan Gen Z kelahiran tahun 1997-2012," tandas dia.
Reporter: Ady Anugrahadi
Ikuti perkembangan terkini seputar berita Pemilu 2024 hanya di merdeka.com
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ganjar menyebut hingga saat ini partai berlambang Banteng belum memutuskan sikapnya.
Baca SelengkapnyaGanjar menekankan pentingnya persatuan rakyat dan antar calon pemimpin.
Baca SelengkapnyaGanjar pede hengkangnya ratusan anggota organisasi sayap PDIP pasca Ara mundur tidak berpengaruh terhadap suaranya di Jabar.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ganjar tak mempermasalahkan sikap politik Maruarar yang berubah.
Baca SelengkapnyaDirinya lantas diajak berdiskusi berbagai hal, terutama soal kondisi dan perkembangan dari tempat tersebut.
Baca SelengkapnyaGanjar mengakui disela-sela kunjungan ke daerah kerap menerima keluhan
Baca SelengkapnyaGanjar pun membayangkan jika beragam seni dan budaya di Indonesia dapat dikemas lewat pertunjukan yang menarik.
Baca SelengkapnyaGanjar mengaku senang, jika sesama anak bangsa memiliki perhatian yang sama dengan PDIP.
Baca SelengkapnyaTerkait pertahanan, Ganjar menyinggung soal alutsista dan kebutuhan dasar yang mesti terpernuhi.
Baca Selengkapnya