Dua catatan Fahri Hamzah untuk 3 tahun pemerintahan Jokowi-JK
Merdeka.com - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah memberikan dua catatan evaluasi di tiga tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Pertama yakni soliditas menteri kabinet kerja yang belum kompak. Kedua, upaya menepati janji kampanye Jokowi yang mulai memudar.
"Kalau saya mengevaluasi pemerintahan ini yang belum mantap itu soliditas. Yang kedua janji kampanyenya memudar," kata Fahri di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (19/10).
Lemahnya soliditas para menteri, kata Fahri, dikarenakan Jokowi gagal menjadi pemimpin yang membuat mereka solid.
"Dugaan saya Pak Jokowi gagal sebagai solidarity maker. Pak Jokowi kurang nge-grip orang-orangnya. Dan tidak ada yang membantu Jokowi nge-grip kabinet. Kalau kita lihat pertengkaran-pertengkaran ini kan nyata," terangnya.
Kemudian, Fahri menduga janji kampanye memudar karena tidak diinternalisasi dengan baik di jajaran menteri Kabinet Kerja. Hal ini berpengaruh terhadap semangat kerja dan kekompakan para menteri pembantu Jokowi.
"Dugaan saya ini janji-janji kampanye tidak terlalu diinternalisasi di kalangan anggota kabinet. Sehingga itu menjadi dasar persatuan kerja," tegasnya.
Tak hanya itu, dia menilai janji Jokowi dalam pembangunan infrastruktur terlalu tinggi namun tidak bisa dilaksanakan dengan maksimal. Pasalnya, pembangunan infrastruktur era Jokowi banyak dibebankan kepada rakyat dengan mencabut subsidi dan menaikkan harga bahan kebutuhan pokok.
"Sebab kalau kita mau melakukan kritik teknis kan pembangunan di masa Pak Jokowi kan biayanya dibebankan kepada rakyat. Karena banyak bangun infrastruktur maka subsidi banyak dicabut, harga-harga dinaikin," ujarnya.
Kondisi ini, lanjut Fahri akan menjadi masalah besar jika tidak bisa diselesaikan dalam 2 tahun ke depan. Masalah akan bertambah apabila para menteri memiliki agenda politik masing-masing jelang Pemilu 2019.
"Sisa dua tahun ini saya kira, kalau ini masalah besar ini tidak dibangun solidaritas ya apalagi ini tahun politik. Partai-partai akan kembali ke induk semangnya masing-masing. Orang-orang dalam kabinet itu mungkin sudah punya pikirin tentang 2019 yang berbeda-beda," tukasnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mahfud memperkirakan surat pengunduran diri itu akan diserahkan pada Kamis (1/2).
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut, Firli saat ini masih menjalani proses hukum terkait status tersangkanya dalam kasus dugaan pemerasan SYL.
Baca SelengkapnyaFahri pun mengajak semua elemen bangsa untuk berkepala dingin dan fokus memilih dengan pertimbangan jauh ke depan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
JK mengapresiasi Jokowi yang menegaskan tidak akan ikut kampanye Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaSebelumnya Ketum Golkar Airlangga Hartarto menyebut, Jokowi bakal punya peran di pemerintahan berikutnya
Baca SelengkapnyaKetua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menanggapi kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) diusulkan memimpin koalisi besar Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaTonny menggantikan posisi Marsekal Fadjar Prasetyo yang akan memasuki masa pensiun pada 9 April 2024.
Baca SelengkapnyaJokowi mengajak sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju. Salah satunya AHY.
Baca SelengkapnyaPada persidangan ini, kubu pemohon, termohon maupun terkait tidak diperkenankan bertanya, Pertanyaan hanya diberikan para hakim MK.
Baca Selengkapnya