DPR minta pemerintah beri sosialisasi soal penyebaran virus anthrax
Merdeka.com - Wakil Ketua Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay minta untuk memastikan dugaan menyebarnya virus anthrax di Kulon Progo, Yogyakarta. Hal ini disebabkan karena belasan warga diindikasikan terjangkit virus anthrax setelah mengonsumsi daging sapi yang mati mendadak.
"Kabar yang kita dengar, Kemenkes telah melakukan penelitian. Sampelnya telah diteliti di laboratorium. Hanya saja, pengumuman resmi belum disampaikan. Tentu ini tetap menimbulkan tanda tanya," kata Saleh melalui pesan tertulisnya, Senin (23/1).
Menurutnya, masyarakat perlu diberi sosialisasi terkait gejala, penyebab, diagnosa, pengobatan, dan cara pencegahan agar lebih waspada dalam mengantisipasi penyebaran virus.
"Masyarakat perlu diberi penjelasan yang akurat soal virus ini. Dengan begitu, masyarakat bisa menghindari dan melakukan hal-hal yang diperlukan jika ada dugaan penyebaran virus itu di lingkungannya," terangnya.
Pemerintah, kata dia, juga harus mempelajari kasus-kasus penyebaran anthrax yang pernah terjadi di negara lain. Karena anthrax ini sudah dianggap sebagai wabah berbahaya, tentu WHO juga sudah memiliki penelitian-penelitian terkait. Hasil penelitian mereka bisa saja dijadikan sebagai referensi awal.
"Kalau tidak salah, tahun 2002 lalu, ilmuwan di Universitas Rockefeller, New York, Amerika Serikat, pernah mengklaim menemukan obat untuk mengatasi anthrax. Antibiotik yang diberi nama PlyG Lysin telah pernah diuji cobakan dan berhasil. Tetapi tidak diketahui kelanjutan hasil penelitian tersebut. Mungkin, itupun perlu ditelusuri," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, 16 warga di Dusun Ngroto, Ngaglik, dan Penggung, Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Kulonprogo tertular antraks. Mereka tertular antraks setelah mengonsumsi daging sapi yang mati mendadak.
Awalnya, 16 warga ini diduga terkena gigitan serangga Tomcat. Namun setelah dilakukan penelitian lebih mendalam, ternyata warga tersebut terkena antraks.
Ke-16 warga ini mengalami gejala kulit melepuh, merah, kering dan menghitam yang hampir mirip dengan serangan serangga Tomcat. Saat ini ke-16 warga sudah diperbolehkan pulang ke rumah karena kondisinya sudah sehat.
(mdk/msh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaVirus DBD di Jepara menyebar cepat. Lima belas warga sudah jadi korban. Sebelas di antaranya anak-anak
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tahanan digunduli guna pemeriksaan identitas, badan atau kondisi fisik dan menjaga atau memelihara kesehatan serta mengidentifikasi penyakit.
Baca SelengkapnyaDi musim hujan, anak-anak rentan sakit. Karenanya sebagai orangtua, Anda wajib mengantisipasi dan melakukan pencegahan.
Baca SelengkapnyaDari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.
Baca SelengkapnyaSebagian besar orang meyakini bahwa HIV adalah penyakit yang tidak dapat diobati. Yuk, cek kebenarannya!
Baca SelengkapnyaBanyak orang belum memahami penyebab HIV. Yuk, simak hal-hal yang bisa jadi penyebab seseorang terjangkit HIV!
Baca SelengkapnyaDengan upaya pencegahan, diharapkan dapat mengurangi kasus polio dan melindungi anak-anak dari penyakit yang dapat menyebabkan kelumpuhan ini.
Baca Selengkapnya