Berkarya: Jika pers tunduk pada pemilik modal, kiamat demokrasi kita
Merdeka.com - Para Sekjen koalisi partai politik pengusung capres-cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno melakukan rapat rutin di Jl Daksa I nomor 10, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (13/9). Usai rapat, Sekjen Partai Berkarya Priyo Budi Santoso menganalisa, media massa yang tak berimbang memberitakan Jokowi-KH Ma'aruf Amin dan Prabowo-Sandi.
"Ekspos pemberitaan antara kubu, tarulah pasangan Prabowo-Sandi dengan Pak Jokowi dan Pak Ma'ruf itu jomplang sekali, terutama di media massa mainstream. Ini mohon maaf harus kita sampaikan, ini temuan kita angkanya itu kurang lebih 70-30," katanya saat jumpa pers di jalan Daksa.
Priyo menambahkan, selama ini Pers merupakan salah satu penjaga gawang demokrasi yang dicita-citakan dengan baik. Baik itu media online, cetak, televisi, media elektronik, media sosial dan sebagainya. Namun setelah mereka analisa selama tiga minggu, koalisi Prabowo-Sandi menangkap dengan angka yang mencengangkan.
"Ini memang agak mengejutkan, tapi mohon maaf para sekjen berkepentingan untuk mengumumkan di depan publik, bahwa ekspos pemberitaan ini kurang berimbang," ujar Priyo.
Meski demikian, mereka mengakui bahwa pers adalah penjaga gawang demokrasi yang hebat dan tetap secara netral menjalankan visi misinya untuk menyampaikan dan mengeskpos dengan pemberitaan yang adil.
"Karena ini kalau tidak terjadi yang justru kita khawatirkan adalah nanti bakalan terjadi rasa kelelahan publik terhadap pemberitaan yang mungkin kurang seimbang," tuturnya.
Mantan politisi Golkar itu khawatir, media di tahun politik tidak independen karena tunduk dengan pemilik modal. Namun dia bangga, insan pers tetap mengawal dan berusaha mengemukakan informasi yang mengandung rasa keadilan untuk rakyat. Sebab rakyat perlu di asup dengan informasi yang berimbang.
"Kalau dunia pers nanti hanya tunduk kepada pemilik modal, ini akan berada pada hari kiamat demokrasi kita. Tapi kami meyakini mudah-mudahan pers kita memang tetap menjaga demokrasi yang hebat," tandas Priyo.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Wajar jika Presiden Jokowi akan mendapat peran penting di pemerintahan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo bertemu dengan sejumlah ketua umum partai. Mulai dari Ketum Gerindra Prabowo Subianto, lalu Ketum PAN Zulkifli Hasan hari ini.
Baca SelengkapnyaPemberian pangkat jenderal kehormatan itu menuai pro dan kontra.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menurut Prabowo, kontestasi atau persaingan yang terjadi antara dirinya dan Jokowi ketika itu masih berlandaskan rasa cinta Tanah Air dan persahabatan.
Baca SelengkapnyaJokowi meminta KPU dan para penyelenggara Pemilu memastikan tata kelola pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dengan baik.
Baca SelengkapnyaPolitikus Partai Gerindra resmi menjadi mualaf di hadapan sosok capres dan Imam Besar Masjid Istiqlal. Ini informasinya.
Baca SelengkapnyaSurya Paloh dan Jokowi diketahui menggelar pertemuan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu (18/2).
Baca SelengkapnyaPresiden akhirnya buka suara terkait polemik pemberian bansos beras kemasan 10 kg di tahun politik.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto menyebut masyarakat tak sabar untuk segera memilih pemimpin usai lihat Gibran debat Cawapres.
Baca Selengkapnya