Bawaslu Sindir Capres Safari Politik, Demokrat: Bukan Kampanye, Hanya Sosialisasi
Merdeka.com - Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja menyinggung soal safari politik calon presiden (capres) ke sejumlah wilayah di Indonesia jelang pemilihan umum (Pemilu). Bagja menegaskan bahwa ada aturan kampanye sebelum pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Menanggapi hal itu, Wasekjen Partai Demokrat Renanda Bachtar menilai apa yang dilakukan sejumlah tokoh ke berbagai daerah bukan untuk berkampanye. Melainkan, untuk berkonsolidasi dan sosialisasi.
Terlebih, hingga saat ini belum ada sosok yang mendaftarkan diri sebagai calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Saya kurang paham siapa yang dimaksud Ketua Bawaslu Rahmat Bagja sebagai Capres yang safari keliling itu. Pertanyaan saya, apakah hari ini sudah ada Capres? Kan belum? Belum ada parpol atau koalisi parpol yang mendaftarkan Capres dan Cawapresnya sampai hari ini," kata Renanda, saat dihubungi merdeka.com, Senin (20/2).
"Apa yang dilakukan sejumlah tokoh yang diduga akan maju sebagai Capres atau Cawapres menurut saya hanya sebatas sosialisasi, bukan kampanye," sambungnya.
Tak hanya itu, Renanda juga menjelaskan definisi dan batasan kampanye adalah kegiatan peserta Pemilu atau pihak lain yang ditunjuk oleh peserta Pemilu untuk meyakinkan pemilih dengan menawarkan visi, misi, program, atau citra diri peserta Pemilu.
Dia juga mengingatkan bahwa Undang-Undang Pemilu Nomor 7 Tahun 2017 tidak mengatur secara jelas hal-hal apa saja yang dibatasi dalam kegiatan sosialisasi yang tidak dikategorikan sebagai kampanye.
"Jadi apa yang dilakukan oleh sejumlah tokoh dengan berkeliling dan bertemu dengan berbagai komunitas saya rasa wajar saja, selama itu tidak menggunakan waktu kerja, fasilitas dan anggaran negara," imbuhnya.
Sebelumnya, Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja menyinggung soal safari politik calon presiden (capres) ke sejumlah wilayah di Indonesia jelang pemilihan umum (Pemilu).
"Kemudian safari politik, kemudian ada mohon maaf nih, keliling terus, lama-lama kan ono opo iki (ada apa ini)? Capres itu doang yang keliling terus," kata Bagja dalam acara diskusi publik KedaiKOPI bertajuk OTW 2024 setahun jelang pemilu, mata rakyat tertuju ke KPU dan Bawaslu di Hotel Erian, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (19/2).
Bagja menjelaskan bahwa safari politik harusnya dilakukan di internal partai. Terlebih masa kampanye belum dibuka resmi. Sehingga, belum seharusnya melibatkan masyarakat di tempat umum.
"Nah, safari politik itu jadi persoalan bagi kita karena di internal partai seharusnya. Tidak usah melibatkan masyarakat. Sekarang jangan juga kita, kalau di internal partai oke lah, di gedung," kata dia.
Ikuti perkembangan terkini seputar berita Pemilu 2024 hanya di merdeka.com
(mdk/tin)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
SBY turun gunung untuk mendongkrak suara Partai Demokrat di Tapal Kuda Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaKaesang juga meminta semua warga tetap menjaga keharmonisan meski berbeda pilihan dalam Pemilihan Umum
Baca SelengkapnyaRamai sajadah dijadikan sebagai alat kampanye, tuai sorotan di media sosial.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Program Satu Keluarga Miskin Satu Sarjana itu bagian dari berbagai program pro wong cilik Ganjar-Mahfud jika jadi presiden terpilih 2024.
Baca SelengkapnyaAHY menegaskan ingin fokus memenangkan Partai Demokrat dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaPemilu sebagai pesta demokrasi dihadapi dengan bahagia dan senang.
Baca SelengkapnyaWali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto menemui Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono untuk membahas peluangnya menjadi bakal Cagub Sulsel.
Baca SelengkapnyaKamrussamad menyindir kepada politikus yang tidak siap kalah bereaksi dengan mendorong hak angket.
Baca SelengkapnyaAHY berjanji, jika partainya akan mengawal sejumlah kebijakan dan program-program yang memang pro terhadap rakyat.
Baca Selengkapnya