Bawaslu: Gerakan #2019GantiPresiden kebebasan berekspresi, bukan black campaign

Merdeka.com - Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Rahmat Bagja menyampaikan, tagar yang tengah ramai di media sosial yakni #2019GantiPresiden merupakan kebebasan berekspresi dan diperbolehkan.

Menurut Rahmat, selamat tidak berisi kampanye hitam, penyerangan terhadap pribadi Presiden, keluarganya, kehormatannya, maka tidak masalah, meskipun pembuat tagar berafiliasi ke suatu partai politik.

"Itu kebebasan berekspresi. Bukan black campaign ya, kalau black campaign itu kan nyerang presiden secara pribadi. Kita jaga marwahnya," ujar Rahmat di Gedung Bawaslu Pusat, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (10/4).

Lebih jauh, Rahmat menjelaskan, selama tidak ada pergerakan senjata, seperti kudeta, tulisan-tulisan seperti #2019GantiPresiden bukanlah suatu masalah.

"Pak Jokowi kan presiden sampai periode 2019 nanti, apakah terpilih lagi atau enggak, kan terserah pemilu 2019. Mau ganti atau enggak kan terserah masyarakat. Kalau kebanyakan enggak pada ganti, ya monggo. Tapi kalau kita change 2019, ya silakan. Yang tidak boleh kan kudeta dan gerakan bersenjata. Itu enggak boleh," ucapnya.

Rahmat menuturkan, tagar #2019GantiPresiden termasuk logis dan bagian dari demokrasi. Menurut dia, tagar tersebut sama saja dengan tulisan-tulisan lain, seperti halnya 'save presiden'.

"ini logic saja ya, demokrasi secara logis. Kalau ganti presiden kan itu logis, atau save presiden, itu silakan. Tidak ada masalah, enggak apa-apa, sebab, kan presiden tetap ada ya, yang diganti hanya orangnya saja," tuturnya.

Tagar #2019GantiPresiden digagas oleh Politisi PKS Mardani Ali Sera. Menurut dia, gerakan ini sah secara konstitusional dan sebagai pendidikan politik bagi bangsa. Gerakan ini juga dikatakannya berdasarkan data dan analisa yang sudah dilakukan.

Tagar itu pun ditanggapi dengan berkelakar oleh pendukung Jokowi, yaitu Ketua Umum PPP Romahurmuziy. Menurut dia tagar tersebut dilawan dengan #Lanjutkan212, yang berarti Jokowi telah 2 periode memimpin kota Solo, satu periode menjadi Gubernur, dan diharapkan akan menjadi presiden 2 periode.

Reporter: Yunizafira Putri

Sumber: Liputan6.com