Anggota Komisi I DPR: Jangan Ada Sejengkal Pun Wilayah RI Diklaim Negara Lain
Merdeka.com - Anggota Komisi I DPR Nurul Arifin meminta Pemerintah tegas dan menolak arogansi China yang mengklaim sebagian wilayah laut Natuna.
"Kami mendukung penuh ketegasan sikap Pemerintah RI dalam menghadapi Pemerintah China," kata Nurul kepada wartawan, Minggu (5/1).
Dia mengatakan, wilayah Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia sudah ditetapkan oleh hukum internasional berdasarkan Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS) atau United National Convention on the Law of the SEA.
"Pemerintah Tiongkok harus menghormati kesepakatan yang sudah ditetapkan PBB," terang Politikus Golkar itu.
Dia menambahkan, sudah sangat tepat Indonesia tidak mengakui nine dash-line atau sembilan garis putus-putus klaim sepihak yang dilakukan oleh China yang mencaplok wilayah Natuna Indonesia.
"Konsep nine dash line adalah skenario China yang tidak melibatkan negara lain. Padahal konvensi PBB tahun 1982 dibuat untuk mengakhiri azas Kebebasan Laut," tambah Nurul.
PBB, lanjut dia, mengatur semua klaim-klaim sepihak yang menyatakan bahwa laut itu bebas untuk siapapun dan tidak ada yang memiliki. Prinsip 'Freedom of the Sea' tersebut telah berakhir melalui UNCLOS 1982 atau Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982.
"Jangan sampai ada sejengkalpun wilayah laut Indonesia yang dilanggar diklaim negara lain. Ini tantangan untuk diplomasi Indonesia dan harga diri kita sebagai sebuah bangsa," tandas Nurul.
Diketahui, wilayah Natuna kembali panas. China mengklaim sebagian wilayah milik Indonesia. Dasarnya konsep nine dash line. Namun Indonesia tidak mengaku dasar yang menjadi acuan China. RI memiliki dasar hukum yakni UNCLOS 1982 atau Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982. Lalu Pengadilan Arbitrase Internasional (PCA) tentang Laut China Selatan tahun 2016 digelar di The Hague, Belanda.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Konflik LCS, Kepala Bakamla Ingin TNI Diperkuat Melebihi China
Irvansyah juga mengusulkan Kota Ranai di Natuna dibuat seperti stasiun atau pangkalan untuk titik kumpul anggota.
Baca SelengkapnyaDigugat AMAN soal RUU Masyarakat Adat, DPR Bilang Begini
Aliansi Masyarakat Adat Nasional menggugat DPR dan pemerintah ke PTUN karena dianggap abai
Baca SelengkapnyaRatu Kalinyamat Resmi jadi Pahlawan Nasional Asal Jepara, Begini Sosoknya
Portugis menjulukinya sebagai sosok wanita kuat dan pemberani.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
WN Taiwan Hilang saat Kapal Terbalik di Pulau Seribu, Basarnas Kerahkan 7 Kapal untuk Pencarian
Basarnas mengerahkan tujuh unit kapal untuk mencari WN Taiwan yang hilang saat kapal terbalik di Pulau Seribu.
Baca SelengkapnyaBervakansi ke Pantai Trikora Riau, Namanya Konon Diambil dari Peristiwa Tri Komando Rakyat
Jika sedang berlibur ke Pulau Bintan di Kepulauan Riau, tidak lengkap apabila belum mengunjungi Pantai Trikora yang menjadi destinasi andalan.
Baca SelengkapnyaPeneliti Temukan Kota di Bawah Laut Berarus Deras, Diduga Peninggalan Peradaban Kuno Berusia 9.500 Tahun
Usia kota kuno ini menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan.
Baca SelengkapnyaMau ke Luar Negeri Harus Lapor Barang ke Bea Cukai Sebelum Berangkat, Kemenkeu: Tak Ada Niat Buat Ribet Masyarakat
Pemerintah menilai ada substansi yang kurang pas hingga perlu diluruskan.
Baca SelengkapnyaDirjen Imigrasi Siap Memperjuangkan Kenaikan Tunjangan Kerja Petugas Daerah Perbatasan
“Saya sudah mengusulkan untuk sedang diproses mengenai peningkatan daripada tunjangan dari pegawai imigrasi yang berada di pulau terluar,"
Baca SelengkapnyaWakil Ketua MPR Desak Pemerintah Tindak Tegas OPM: Semakin Didiamkan Kedaulatan Negara Dipertaruhkan
Tewasnya Danramil Aradide merupakan insiden kesekian kalinya yang tidak hanya merenggut korban jiwa, tetapi juga mencederai kedaulatan bangsa.
Baca Selengkapnya