Andi Arief Sebut 'Burung Hantu' Mau Gagalkan Koalisi NasDem-Demokrat-PKS, Siapa Dia?
Merdeka.com - Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Demokrat, Andi Arief menyebut, hanya 'burung hantu' yang berupaya memisahkan NasDem, Demokrat dan PKS di tengah batalnya deklarasi koalisi tiga partai tersebut. Rencananya, tiga partai tersebut berencana deklarasi koalisi pada hari ini Kamis (10/11), namun batal.
"Hanya 'burung hantu' yang bisa memisahkan koalisi NasDem, Demokrat dan PKS," katanya dilihat dari akun Twitternya, Kamis (10/11).
Dia tidak mengungkap siapa burung hantu yang dimaksud. Andi hanya bilang, seperti kehidupan burung hantu, pihak yang ingin memisahkan koalisi tersebut bekerja malam dan buas.
"Burung hantu, burung yang bekerjanya malam dan buas. Hanya itu yang bisa memisahkan koalisi perubahan dan perbaikan," ucapnya.
Terpisah, Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali mengaku, tidak ada gangguan dalam rencana koalisi NasDem, Demokrat, PKS. Soal 'burung hantu' baiknya ditanyakan langsung ke Andi Arief.
"Tanya Mas (Andi) Arief dong kalau itu, sampai hari ini sih ngga ada gangguan, enggak pernah ada upaya untuk memecah belah koalisi yang sedang dibangun hari ini," kata Ali ditemui di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (10/11).
Menurutnya, batal atau tidaknya koalisi NasDem, PKS, Demokrat tidak ditentukan faktor eksternal. Dia bilang, sejauh ini komunikasi ketiga partai itu berjalan lancar dan semakin banyak titik temu.
"Sehingga kita tidak perlu menanggapi isu-isu luar. Ya kita bicara fakta- fakta saja. Pelakunya adalah NasDem, PKS dan Demokrat. Jadi orang-orang dari luar itu, berita-berita di luar itu adalah berita hoaks yang menurut saya tidak ada kebenarannya," tuturnya.
"Tapi itulah politik, politik itu perlu dirapikan. Itu jadi salah satu bagian daripada politik. Jadi ya enggak usah ditanggapin," pungkasnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anies menyebut kenaikan anggaran bantuan sosial (bansos) harusnya tujuannya untuk kepentingan si penerima, bukan kepentingan si pemberi.
Baca SelengkapnyaAnak tokoh nasional dianggap 'akrab' dengan Megawati sejak usia 5 tahun sampai sukses menjadi kepala daerah. Siapa sosok yang dimaksud?
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan menyebut banyak prajurit TNI belum punya rumah, tapi Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto menguasai lahan 34.000 ha.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
AHY menilai, saat ini koalisi perubahan sudah mulai goyang, contohnya NasDem.
Baca SelengkapnyaSampai saat ini, parpol masih melakukan komunikasi politik untuk membangun koalisi.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan menyebut, bahwa putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait sengketa pilpres 2024 akan berdampak besar bagi perjalanan kehidupan bernegara Indonesia
Baca SelengkapnyaPNS yang tidak netral dapat memiliki dampak yang signifikan pada berbagai aspek pemerintahan dan masyarakat.
Baca Selengkapnya