Akbar beda pendapat dengan Ical
Merdeka.com - Keputusan DPP Partai Golkar mempercepat penetapan Aburizal Bakrie sebagai calon presiden mendapat kritik dari Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung.
Mantan ketua DPR itu justru mengusulkan agar penjaringan calon presiden dari Golkar lewat konvensi. "Ini pandangan saya, namanya pandangan boleh-boleh saja," kata Akbar kepada merdeka.com, Selasa (10/4).
Alasan Akbar mengusulkan konvensi bukan tanpa alasan. Menurut dia, lewat jalur konvensi semua kader partai bisa mempunyai peluang sama menjadi calon presiden.
"Tetapi saya tidak ngotot harus lewat konvensi. Posisi saya adalah sebagai dewan pertimbangan, jadi hanya memberikan masukan," jelas Akbar.
Tetapi jika DPP Golkar membuat keputusan lain, Akbar tidak bisa menolaknya. "Saya tidak pernah ngotot soal usulan saya. Saya hanya mengusulkan yang sesuai dengan spirit demokrasi," ujar Akbar.
Akbar menekankan, jika langsung ada penetapan satu calon perlu dipikirkan jika ada kader dari Golkar ingin maju. "Kalau ada kader Golkar tingkat elektabilitasnya lebih tinggi bagaimana," tanya Golkar.
Pada tahun 2004 saat Akbar menjadi Ketua Umum Partai Golkar, dia pernah membuat mekanisme penjaringan calon presiden lewat konvensi. Tetapi saat itu dia kalah dengan Wiranto.
Juni ditetapkan
Pandangan Akbar ini berbeda dengan sikap Ical. Pekan lalu, Ical mengungkapkan akan mempercepat Rakerpimnas. Salah satu agenda rapat itu adalah menetapkannya sebagai calon presiden dari Golkar.
"Kami akan lakukan Rakerpimnas di Bogor, kemudian kami lakukan deklarasi pada akhir Juni di Sentul," ujar Ical.
Alasan mempercepat penetapan capres dari Golkar adalah menjawab desakan dari DPD Golkar DI Yogyakarta sebagai pihak yang pertama kali mengusulkan pencalonannya.
"Saya pertama kali dicanangkan dari Yogya, kemudian saya katakan ke DPP, saya mau mempercepat jika dukungan minimal 22 DPD dari total provinsi," terangnya.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Golkar menyerahkan sepenuhnya kepada presiden terpilih
Baca SelengkapnyaAirlangga menanggapi muncul nama Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, Agus Gumiwang, hingga Bahlil Lahadalia jadi calon Ketum Golkar.
Baca SelengkapnyaGanjar membeberkan sampai pagi ini, dirinya sama sekali tidak menerima undangan dari KPU RI.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ternyata, isu Jokowi ingin gabung ke partai politik bukan hanya menuju ke Golkar saja
Baca SelengkapnyaMenurut dia, Presiden Jokowi merupakan tokoh nasional.
Baca SelengkapnyaGanjar menilai pemakzulan presiden tidak bisa sembarang dilakukan
Baca SelengkapnyaAirlangga Hartarto menanggapi kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang bakal bergabung ke Golkar.
Baca SelengkapnyaAirlangga memandang, keadaan sekarang berbeda dengan pemilu sebelumnya yang panas imbas pilgub DKI 2017.
Baca Selengkapnya