Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

5 Cerita di balik kemenangan KMP rebut pimpinan MPR

5 Cerita di balik kemenangan KMP rebut pimpinan MPR Zulkifli Hasan terpilih jadi Ketua MPR. ©2014 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Merdeka.com - Koalisi Indonesia Hebat harus merelakan kursi pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) setelah hasil voting dalam rapat paripurna yang berlangsung hingga Rabu (8/10) subuh memutuskan paket yang mereka usung gagal menang. Padahal, PDIP sudah berhasil menggaet PPP dan mengajukan wakil DPD, Oesman Sapta Odang sebagai calon ketua MPR.

Namun, soliditas Koalisi Merah Putih membuat partai-partai pendukung Jokowi-JK harus gigit jari. Untuk kesekian kalinya KMP berhasil memenangkan pertarungan di parlemen.

Hasil voting menetapkan, paket B yang diajukan KMP yang terdiri dari calon Ketua MPR Zulkifli Hasan (PAN), dan para wakilnya yakni Mahyudin (Golkar), EE Mangindaan (Demokrat), Hidayat Nur Wahid (PKS) dan Oesman Sapta Odang (DPD) unggul dengan 347 suara.

Sedangkan paket A yang diusung Koalisi Indonesia Hebat yang terdiri dari calon Ketua MPR Oesman Sapta Odang (DPD), dan para wakilnya yakni Ahmad Basarah (PDIP), Imam Nahrawi (PKB), Hasrul Azwar (PPP), dan Patrice Rio Capella (NasDem) hanya mendapat 330 suara.

Berikut cerita-cerita di balik kemenangan Koalisi Merah Putih merebut pimpinan MPR seperti dirangkum merdeka.com, Kamis (9/10):

Golkar sempat usulkan perubahan tatib MPR

Sidang paripurna MPR yang dilanjutkan pada Selasa (7/10) berlangsung alot. Penyebabnya, partai-partai di Koalisi Merah Putih menolak kesepakatan awal bahwa hanya ada satu nama calon pimpinan MPR dari DPD yang akan dimasukkan dalam dua paket pimpinan.Nama Oesman Sapta Odang yang menjadi penyebabnya. KMP merasa jeri karena Oesman selama ini merupakan pendukung Jokowi dalam pilpres 2014. Dikhawatirkan suara DPD akan beralih sepenuhnya ke paket pimpinan MPR yang diusung Koalisi Indonesia Hebat.Dalam rapat gabungan fraksi-fraksi MPR dengan kelompok DPD, Golkar bahkan mengusulkan agar tatib MPR diubah. Anggota Fraksi Partai Golkar Aziz Syamsuddin mengatakan fraksinya mengusulkan perubahan Tata Tertib MPR sebelum membahas paket pimpinan MPR dalam sidang paripurna MPR."Itu kan usulan dari kami. Bahwa di tatib ada hal yang krusial. Usulan Partai Golkar itu akan kami pertimbangkan. Khususnya pasal 15 UU MD3 dan pasal 21 Undang-Undang Tatib," kata Azis di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (7/10).Alasannya, lanjut Azis, untuk memilih pimpinan MPR, dasar hukumnya harus jelas agar tidak menimbulkan persoalan di kemudian hari. "Itu kan dalam hal pimpinan MPR, legal formalnya harus jelas. Legal formalnya harus dibentuk," kata Azis.

Drama hengkangnya PPP

Fraksi PPP kesal dengan sikap Koalisi Merah Putih yang tidak memasukkan wakilnya sebagai calon pimpinan MPR. Mereka menuding PKS telah mengambil jatah mereka. PPP pun membelot dan ikut bersama paket pimpinan MPR yang diajukan Koalisi Merah Putih dengan memasukkan nama Hasrul Azwar sebagai calon wakil ketua.Sekjen PPP Romahurmuziy menegaskan sudah acap kali pihaknya ikut rapat dengan KMP selama ini. Namun ternyata tak satupun partai di KMP yang membela dan memberikan kursi pimpinan MPR kepada kader PPP."PPP berhari-hari, berminggu-minggu sudah 21 kali rapat namun sirna dalam sepekan karena kita minta jabatan pimpinan MPR diberikan ke PPP sesuai kesepakatan ternyata tidak satupun fraksi di KMP bersedia," kata dia."Ada persoalan kebersamaan PPP, apa yang kita minta tidak cukup dapat respons berarti kita akan mengambil sikap untuk menjaga martabat partai untuk dapatkan pimpinan MPR," imbuhnya.PPP kemudian membuktikan ancamannya dengan menandatangani paket pimpinan MPR yang diusung PDIP dkk.

KMP terima Oesman Sapta

Salah satu yang membuat pemilihan ketua MPR berlarut-larut adalah penolakan terhadap calon tunggal dari DPD yakni Oesman Sapta Odang. Perseteruan Prabowo Subianto dengan Oesman dalam perebutan Ketua HKTI menjadi musababnya. Gerindra dan parpol lain di KMP bahkan berupaya mengusulkan perubahan tata tertib dan meminta mereka bisa mengajukan calon lain dari DPD.Setelah skorsing hingga pukul 22.00 WIB, rapat kembali dilanjutkan dan masing-masing fraksi menyampaikan paket calon pimpinan MPR yang diusung. "Kami menerima Oesman Sapta Odang sebagai wakil ketua MPR," kata Edhy Prabowo, juru bicara Fraksi Gerindra MPR.Demikian juga Golkar, PKS, PAN, dan Demokrat menyampaikan paket pimpinan yang sama.

KMP ubah formasi paket pimpinan

Awalnya, Koalisi Merah Putih telah sepakat mengusung wakil dari Partai Demokrat sebagai calon Ketua MPR. Nama Nurhayati Ali Assegaf disebut-sebut calon kuat sebagai balas budi yang memerintahkan Fraksi Demokrat walk out saat voting pengesahan RUU Pilkada.Kemudian muncul nama Djoko Udjianto sebagai calon dari Partai Demokrat seperti yang diungkapkan ketua Fraksi Golkar Ade Komaruddin. Namun, saat menyampaikan paket calon pimpinan, formasi itu berubah. Calon Ketua MPR diserahkan kepada Zulkifli Hasan, sementara Demokrat menyetor nama EE Mangindaan.Apa pertimbangan-pertimbangan KMP mengubah posisi paket pimpinan MPR tersebut?Wakil Ketua Umum PAN Drajad Wibowo membeberkan, di detik-detik terakhir menjelang pemilihan, ada kesepakatan antara Hatta Rajasa dan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kesepakatan kedua besan tersebut langsung disetujui oleh partai-partai yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih."Itu hasil diskusi Ketua Umum Partai Demokrat dan Ketum PAN sekitar waktu isya," kata Drajad saat dihubungi wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (8/10).Adapun pertimbangannya, jelas Drajad, Ketua MPR sebaiknya dijabat oleh tokoh yang sudah teruji kualitasnya dan luas akseptabilitasnya. Dan dalam hal ini, Zulkifli Hasan dianggap lebih mumpuni dan tepat menempati posisi ketua MPR dibandingkan EE Mangindaan yang dari Demokrat.

Suara DPD tidak solid

Salah satu harapan Koalisi Indonesia Hebat mengusulkan Oesman Sapta Odang sebagai calon ketua MPR adalah limpahan suara dari 132 anggota DPD akan bulat mendukung paket yang mereka ajukan.Oesman sebelumnya mengalahkan 8 bakal calon lain dari DPD dengan meraup 67 suara saat voting di rapat pleno DPD. Namun rupanya banyak mantan kader partai yang dari kubu KMP yang memecah suara di DPD. Akibatnya diduga suara anggota DPD terbelah.Bahkan Wakil Ketua Partai Golkar Fadel Muhammad mengatakan, salah satu penyebab kemenangan ini dikarenakan solidnya kader partai yang berada di Dewan Perwakilan Rakyat (DPD). Pasalnya dari 132 suara yang dimiliki DPD dia meyakini 60 suara lari kepadanya."Ya betul, karena suara mereka 132 suara jadi mereka memegang peranan penting. Jadi mereka lebih percaya kita (KMP) dengan 60 suara," ungkapnya usai pemilihan ketua MPR di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (8/10).Hal itu diamini Ketua DPP PDIP Trimedya Panjaitan. "Upaya maksimal sudah dilakukan dengan menggandeng PPP, itu yang bisa kami lakukan, tapi koalisi Prabowo bisa unggul," ujar Trimedya.Menurut dia, calon ketua MPR yang mereka usung Oesman Sapta Odang (Oso) sudah menjanjikan dapat 100 suara DPD, akan tetapi nyatanya tidak. Dia melihat hanya sekitar 65 anggota DPD yang mendukung paket A."Pak Oso bilang 100 suara, tapi prediksi kita paling sekitar 65. Mungkin dia sudah maksimal tapi ternyata DPD tetap begitu, ini sebuah pertandingan," terang dia.

(mdk/bal)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
PPP Nantikan Momen Megawati dan Jokowi 'Bersatu' di Puncak Harlah
PPP Nantikan Momen Megawati dan Jokowi 'Bersatu' di Puncak Harlah

Peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-51 akan digelar di Gelanggang Olahraga (GOR) Sudiang Makassar.

Baca Selengkapnya
Cuma PKS yang Tak Ikut Jokowi
Cuma PKS yang Tak Ikut Jokowi

Selain Gerindra, hampir semua partai besar merapat ke Pemerintahan Jokowi seperti PDIP, Golkar, Nasdem, PKB, PAN, PPP, dan Demokrat.

Baca Selengkapnya
Taruna Merah Putih Tegaskan Tetap Solid & Kompak Meski Tanpa Maruarar Sirait
Taruna Merah Putih Tegaskan Tetap Solid & Kompak Meski Tanpa Maruarar Sirait

Ara memutuskan mundur dari PDIP. Ara tak menyebut partai tempatnya berlabuh tapi dia mengaku memilih mengikuti Jokowi.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Memasuki Tahun Politik, Plt Ketum PPP Ajak Kader Ketuk Pintu Langit Jemput Kemenangan
Memasuki Tahun Politik, Plt Ketum PPP Ajak Kader Ketuk Pintu Langit Jemput Kemenangan

Dia mengajak semua pengurus dan kader bergandengan tangan dan bergerak menyapa masyarakat, raih elektoral secara maksimal, seraya terus mengetuk pintu langit.

Baca Selengkapnya
Istana Minta Keluarnya Maruarar Sirait dari PDIP Tak Dikaitkan dengan Jokowi
Istana Minta Keluarnya Maruarar Sirait dari PDIP Tak Dikaitkan dengan Jokowi

Maruarar memutuskan keluar dari PDIP dan memilih sejalan dengan arah politik Jokowi.

Baca Selengkapnya
Jokowi Tidak Hadiri Harlah PPP, Mardiono: Kami Partai Koalisi Pemerintah
Jokowi Tidak Hadiri Harlah PPP, Mardiono: Kami Partai Koalisi Pemerintah

Mardiono mengatakan sebagai partai pendukung pemerintah, PPP mengundang Jokowi.

Baca Selengkapnya
Ditanya Pesan Jokowi Sebelum Putuskan Hengkang dari PDIP, Begini Jawaban Maruarar Sirait
Ditanya Pesan Jokowi Sebelum Putuskan Hengkang dari PDIP, Begini Jawaban Maruarar Sirait

Langkah politik keluar dari PDI Perjuangan Maruarar ia sebut mengikuti Jokowi

Baca Selengkapnya
Cerita Maruarar Sirait di Balik Alasan Tinggalkan PDIP Lebih Pilih Prabowo-Gibran
Cerita Maruarar Sirait di Balik Alasan Tinggalkan PDIP Lebih Pilih Prabowo-Gibran

Ara menegaskan, pilihan yang sudah ditentukan olehnya dalam mendukung salah satu paslon capres-cawapres bukan atas instruksi dari Jokowi.

Baca Selengkapnya
Gabung Pemerintahan Jokowi, AHY Tegaskan Kader untuk Tidak lagi Merasa Jadi Oposisi
Gabung Pemerintahan Jokowi, AHY Tegaskan Kader untuk Tidak lagi Merasa Jadi Oposisi

AHY menegaskan, kini sikap Demokrat menyukseskan program pemerintahan Jokowi.

Baca Selengkapnya