Wilayah terdampak kekeringan di Trenggalek meluas
Merdeka.com - Bencana kekeringan sebagai dampak El Nino di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, ditengarai semakin meluas. Hal itu ditandai oleh banyaknya sungai mengering, lahan pertanian kesulitan pasokan air tanah, hingga keterbatasan pasokan air bersih buat warga.
Salah satu daerah paling parah mengalami krisis air bersih adai di wilayah Desa Ngrencak, Kecamatan Panggul. Di wilayah pegunungan salah satu kawasan pesisir selatan Jawa Timur itu, ratusan warga harus antre guna mendapat jatah air bersih dari dua sumur masih tersisa.
"Tapi kini kondisinya (air) juga keruh dan hampir habis. Itu karena banyak sekali yang mengambil air di sini," kata Umar, salah seorang warga Desa Ngrencak yang ikut mengantre jatah air di sumur desa tersebut, seperti dilansir dari Antara, Minggu (2/8).
Umar mengatakan, ada lebih dari 200 KK kini menggantungkan kebutuhan air bersih mereka dari kedua sumur desa itu. Antrean biasanya terjadi pada pagi serta sore. Selain konsumsi air minum, memasak, serta ternak, air mereka ambil digunakan buat mandi dan mencuci pakaian.
Meski begitu, beberapa keperluan sekunder seperti air buat mencuci dan mandi sudah jauh berkurang, mengingat minimnya pasokan air tersedia maupun bisa diambil dari kedua sumur desa tersebut.
"Kami berharap segera ada bantuan air bersih dari pemerintah daerah agar krisis air di desa kami tidak semakin parah," ujar Tumini, warga lainnya.
Lokasi pemukiman mereka memang tergolong terpencil. Berada di satu lingkungan Dusun Pucung, Desa Ngrencak, Kecamatan Panggul, terletak di punggung sebuah perbukitan yang kering nan gersang, apalagi saat kemarau.
Sebagian besar warga sebenarnya telah memiliki sumur-sumur pribadi ataupun sumur bersama yang kemudian disalurkan menggunakan jaringan pipa atau selang. Namun di saat kemarau, sumur-sumur yang ada selalu mengering akibat penurunan debit air tanah secara masif.
Hanya dua sumur desa yang masih mengeluarkan air. Namun itupun jarak tempuh dari pemukiman mencapai lebih dari tiga kilometer, sehingga untuk menjangkau warga harus berjalan kaki melalui jalan setapak.
"Hal seperti ini selalu terjadi saat kemarau. Kami khawatir musim tahun ini lebih panjang, karena itu berarti warga di sini bakal sangat menderita," ucap Umar.
Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek mengungkapkan, saat ini ada sekitar 39 desa di daerah itu masuk dalam daerah rawan bencana kekeringan. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Trenggalek, Djoko Rusianto mengatakan, kekeringan terutama berdampak pada pasokan air tanah buat lahan-lahan pertanian di daerah itu.
"Kekeringan memang masih menjadi ancaman, terutama ke sektor pertanian karena pasokan air diprediksi menyusut drastis," kata Djoko.
Menurut Djoko, apa yang terjadi saat ini merupakan siklus yang setiap saat bisa terjadi, sehingga pihaknya mengimbau warga mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan. Khususnya mengantisipasi wilayah-wilayah yang selama ini menjadi "langganan" (terdampak) bencana kekeringan.
Tahun ini, ujar Joko, sebenarnya jumlah area terdampak kekeringan di Trenggalek menurun atau lebih sedikit ketimbang pada 2014.
Jika pada 2014 jumlah desa dilanda kekeringan mencapai 49 perkampungan, tahun ini jumlahnya menurun menjadi 39 desa.
Jumlah itu, menurut keterangan Joko, merupakan hasil dari rapat koordinasi di BPBD Jawa Timur beberapa waktu sebelumnya, mengingat ada beberapa wilayah yang hampir pasti tidak terkena lagi lantaran sudah ada proses pemasangan pipa air bersih.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mata air itu dijaga kemurniannya oleh warga. Untuk bisa masuk ke sana, pengunjung masih dikenakan biaya masuk seikhlasnya
Baca SelengkapnyaDaratan hingga rumah penduduk terancam hilang akibat abrasi yang terus terjadi
Baca SelengkapnyaDi tengah-tengah masyarakat yang hidup berkecukupan, ada sebuah perkampungan dengan kondisi begitu miris.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Warga Cisuru, Cilegon, Banten kerap mengeluhkan sulitnya mendapatkan air bersih
Baca SelengkapnyaMereka sudah merasakan dampak kekeringan sejak Mei.
Baca SelengkapnyaPertalite Bercampur Air di Bekasi Ternyata akibat Tindak Kejahatan, Tiga Orang Jadi Tersangka
Baca SelengkapnyaPelaku ditangkap setelah kabur ke kediaman pamannya di Pamulang, Tangerang Selatan.
Baca SelengkapnyaSudah tiga bulan puluhah desa di Ngawi dilanda kekeringan, warga harus berjalan jauh demi mendapatkan air untuk mencuci dan mandi.
Baca SelengkapnyaMereka memotong teralis itu setelah mengetahui kondisi teralis besi ventilasi di kamar mandi yang sedikit terbuka.
Baca Selengkapnya