Wartawan jadi korban kerusuhan aparat vs Bonek, polisi meminta maaf
Merdeka.com - Pihak Polrestabes Surabaya, Jawa Timur meminta maaf secara terbuka kepada para jurnalis atas insiden pemukulan dan perampasan kamera saat terjadi kerusuhan aksi Bonek, suporter Persebaya, Kamis (10/11) malam.
Usai melakukan gelar pers terkait kerusuhan Bonek, Jumat siang (11/11), Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Imam Sumatri yang diwakili Wakapolrestabes AKBP Denny Setia Nugraha Nasution menemui para awak media yang pada Kamis malam melakukan kerja jurnalistiknya.
"Kami secara terbuka meminta maaf atas kejadian Kamis malam. Kami akan segera melakukan evaluasi dan koreksi ke dalam, agar ke depan kejadian-kejadian seperti ini tidak terjadi," terang Denny.
Diakuinya, insiden Kamis malam itu memang tidak berimbang. Ribuan Bonek menyebar dan berkonvoi keliling kota. Sehingga anggota polisi dari Unit Sabhara bertindak di luar kendali, saat mengetahui tindak anarkis di Jalan Darmo.
"Jadi situasinya memang tidak berimbang. Anggota benar-benar tidak bisa membedakan mana Bonek, mana polisi, mana wartawan. Jangankan wartawan, perwira polisi juga ada yang terkena pukulan polisi dari Polda Jawa Timur," ungkap Denny.
Dakui Denny, dari informasi sementara, pihaknya memang mendengar ada empat jurnalis yang menjadi korban insiden tersebut, yaitu wartawan Jawa Pos, merdeka.com, reporter SBO TV dan RTV.
"Bahkan saya dengar ada yang kameranya dirampas, kemudian ada pemukulan. Untuk memastikan ini, sukur-sukur ada laporan agar bisa diproses melalui Propam. Ini agar informasi ini bukan hanya sekadar isu, tapi ada kepastian benar-benar terjadi," katanya.
Kembali Denny menegaskan, pihaknya secara terbuka meminta maaf atas insiden tidak mengenakkan yang diterima para awak media. "Kita akan melakukan koreksi ke delam," tegasnya lagi.
Denny juga mengimbau kepada awak media, jika melakukan peliputan kondisi rawan kerusuhan, sebaiknya melakukan peliputan bersama petugas.
"Jadi ada pendamping. Kita juga siap dengan kendaraan. Kondisi chaos seperti ini, anggota juga tidak mengenal satu sama lain. Bahkan yang saya katakan tadi, ada perwira juga kena pukul."
"Jadi sebaiknya bisa bersama-sama dan melakukan peliputan di belakang anggota. Ini untuk menghindari insiden seperti ini. Kita akan koreksi ke dalam, agar ke depan tidak lagi terjadi seperti ini," tandasnya.
Seperti diketahui, pascakeputusan Kongres PSSI di Jakarta, yang memutuskan Persebaya tidak diikutkan dalam kompetisi 2017, ribuan Bonek di Surabaya marah. Mereka menggelar aksi ilegal, pada Kamis malam.
Aksi itu juga disertai dengan perusakan sejumlah fasilitas umum, perusakan mobil polisi, serta perampasaan motor di Jalan Darmo. Polisi yang tampil beringas, juga menunjukkan wajah arogannya kepada sejumlah awak media dengan merampas kamera. Mereka meminta penghapusan file berupa foto dan video serta melakukan pemukulan.
Dalam insiden Kamis malam ini, polisi juga berhasil mengamankan sekitar 76 orang, dan menyita sejumlah alat bukti kerusuhan.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Motif pelaku menghabisi keponakannya karena tergiur mencuri perhiasan emas yang dikenakan korban.
Baca SelengkapnyaAkibat peristiwa itu, anggota Polres Jakpus mengalami luka robek pada bagian kepala.
Baca SelengkapnyaSalu! Personel Polisi asal Boyolali lakukan aksi berbahaya demi berkibarnya sang merah putih di tengah Upacara Bendera HUT Kemerdekaan RI ke-78.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kepolisian Resor Garut menangkap enam pelaku pencurian dan penculikan terhadap salah seorang warga
Baca SelengkapnyaPesilat asal Lamongan disambut banjir air mata usai digelandang ke kantor polisi akibat terlibat kericuhan.
Baca SelengkapnyaBerani terabas hujan untuk temui rakyat, begini potret anak jenderal polisi saat belusukan menjelang Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaPolisi ungkap detik-detik peristiwa tewasnya eks calon siswa Bintara Iwan oleh anggota TNI AL Serda Adan.
Baca SelengkapnyaGathan sebelumnya mengaku usai menembak membuang senpi ke Kali Ciliwung.
Baca SelengkapnyaKomjen Polisi Wahyu Widada lulusan Akademi Kepolisian tahun 1991. Dia menjadi lulusan terbaik serta meraih Adhi Makayasa.
Baca Selengkapnya