Wali Kota Akui Kenaikan Kasus Covid-19 di Bandung
Merdeka.com - Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jawa Barat (Pikobar) mencatat sejumlah daerah yang mengalami kenaikan kasus tertinggi dalam sepekan terakhir, periode 31 Mei hingga 6 Juni 2021.
Kabupaten Bandung berada di urutan pertama dengan 768 kasus. Kemudian, Kota Bandung berada di urutan kedua dengan 469 kasus. Sedangkan temuan kasus di Kota Depok sebanyak 443.
Kabupaten Karawang tercatat 430 kasus, selisih tipis dengan yang terjadi di Kabupaten Bogor sebanyak 426. Kabupaten Bandung Barat tercatat 363 kasus, KaBupaten Cirebon 340 kasus.
Kota Bekasi 331 kasus, Kabupaten Ciamis 295 kasus dan Kabupaten Purwakarta sebanyak 228 kasus.
Dengan tambahan kasus tersebut, per hari ini total angka kasus Covid-19 di Jabar sejak ada pandemi mencapai 321.551 kasus. Di mana 21.019 masih menjalani isolasi atau perawatan, 296.198 selesai isolasi atau sembuh dan 4.334 di antaranya meninggal dunia.
Wali Kota Bandung, Oded M. Danial mengakui ada kenaikan kasus Covid-19 di Kota Bandung. Salah satu indikatornya angka Bad Ocupancy Rate (BOR) di fasilitas-fasilitas kesehatan meningkat.
Hanya saja, ia memastikan bahwa fasilitas penanganan Covid-19 di Kota Bandung masih memadai, ditambah ruang isolasi mandiri di tingkat kewilayahan masih tersedia."Di kota Bandung memang ada kenaikan, terutama BOR ya, tapi masih dalam batas terkendali. (Fasilitas isolasi mandiri) di 19 kecamatan itu masih pada kosong, yang 11 (kecamatan) belum ada, mudah-mudahan bisa disilang nanti penangannya," ujarnya.
Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna menyebut, BOR di Kota Bandung mencapai 79 persen. Kasus Covid-19 berjalan dinamis. Antisipasi yang dilakukan adalah meminta kepada Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk berkoordinasi kepada seluruh pihak Rumah Sakit (RS) menambah ruang penanganan pasien Covid-19.
Di sisi lain, Pemerintah Kota Bandung pun saat ini masih melaksanakan simulasi pembelajaran tatap muka untuk persiapan bulan Juli mendatang. Namun, pelaksanaan pembelajaran tatap muka pada Juli bergantung pada hasil evaluasi dua pekan ke depan.
“Jika memang kasus terus naik, PTM (Pembelajaran Tatap Muka) terbatas akan diundur lagi. Toh kalau tidak dilaksanakan (PTM) sekarang pun pembelajaran tetap berjalan. Jadi yang namanya online itu sudah jadi kebiasaan," tutupnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaKombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaPemkab Banyuwangi menyiagakan 1.071 tenaga kesehatan untuk pelayanan kesehatan selama libur Lebaran.
Baca SelengkapnyaHujan deras mengguyur sejak siang. Intensitasnya meningkat pada sore hari hingga menjelang petang.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca Selengkapnyajumlah sampah yang terkumpul selama malam perayaan tahun baru 2024 di Jakarta mencapai 130 ton.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan tiga penyebab kenaikan kasus Covid-19.
Baca Selengkapnya