Wacana Potong Generasi untuk Calon Panglima TNI, TB Hasanuddin: Jangan Berkhayal
Merdeka.com - Anggota Komisi I DPR RI TB Hasanuddin menegaskan dirinya tidak mendapat kabar soal istilah potong generasi dalam proses pergantian Andika Perkasa sebagai Panglima TNI. Jika merujuk UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, Andika harus pensiun pada Desember 2022 mendatang.
"Saya enggak dapat informasi soal potong generasi," kata TB Hasanuddin, saat ditemui di Gedung Nusantara II DPR RI, Rabu (7/9).
Lebih lanjut, Politikus PDI Perjuangan itu, menegaskan bahwa dalam proses pergantian Andika Perkasa nanti tidak mungkin memotong generasi, meskipun bertujuan untuk menjaga stabilitas Pemilu 2024 mendatang.
"Jangan mengada-ngada, jangan berkhayal soal potong generasi. Tidak ada potong generasi," tegasnya.
Sebelumnya, Anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon mengaku dirinya sudah mendengar kabar pengganti Panglima TNI Andika Perkasa nantinya adalah sosok yang memotong generasi. Itu dipersiapkan untuk menjaga stabilitas Pemilu 2024 mendatang.
"Jadi itu informasi yang kita terima, bisa kita pahami dalam konteks itu. Dipersiapkan mereka-mereka yang kelahiran 67, 68 ke atas lah yang pensiunnya itu di 2025, 2026 bahkan ke atas lagi," kata Effendi kepada wartawan, Selasa (6/9).
"Ini kan akan menjadi persiapkan untuk stabilitas menyangkut stabilitas politik nasional juga," sambungnya.
Dia pun menyinggung pengganti Andika karena khawatir nantinya sosok Panglima TNI terpilih tak dapat mewujudkan sinergi yang baik. Ia menyebut saat ini ada hubungan yang kurang harmonis antara Andika Perkasa dan KSAD Jenderal Dudung Abdurachman.
"Nah masalahnya, tinggal sekarang apakah tidak ada kemudian kegoncangan di generasi yang, mereka-mereka yang sekarang masih menjabat ini. Tapi kalau di polisi kan sudah kali yang kedua. Pak Tito, Pak Sigit, ya so far kan baik-baik saja," ungkap politikus PDIP itu.
"Kalau memang membutuhkan stabilitas politik yang bisa ditopang oleh stabilitas TNI. Makanya di TNI enggak boleh ada disharmoni. Tidak boleh, apa pun alasannya," tegasnya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kapendam Jaya Kolonel Inf Deki Rayusyah Putra mengatakan terduga pelaku pembunuhan berhasil diamankan
Baca SelengkapnyaAndika menyinggung Ganjar dan Mahfud adalah pemimpin inklusif yang akan mewakili kepentingan semua lapisan masyarakat
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Wakil Komandan (Wadan) Puspomad, Mayjen TNI Eka Wijaya Permana mengatakan, hukuman itu berdasarkan Pasal 170 dan 351 KUHP.
Baca SelengkapnyaDikarenakan mereka adalah suatu organisasi yang menyatakan dirinya tentara /combatan.
Baca SelengkapnyaIbu Bertiana Dadi Hartanto resmi dikukuhkan menjadi Ibu Asuh Taruna-Taruni Tingkat I Akademi TNI.
Baca SelengkapnyaAncaman pidana itu tertuang dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 (UU Pemilu)
Baca SelengkapnyaIsi pesannya aykni agar tak melakukan pelanggaran hingga hidup bermewah-mewahan.
Baca SelengkapnyaDi dataran Papua tepatnya di Puncak Jaya, masyarakat antusias merayakan bersama dengan anggota TNI.
Baca Selengkapnya