Viktor Laiskodat Tidak Maju sebagai Petahana, Tokoh Muda Hiasi Bursa Cagub NTT
Merdeka.com - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat menyatakan tidak akan maju sebagai calon petahana dalam pemilihan gubernur 2024. Berbagai nama mulai muncul sebagai bakal calon, salah satunya Fransiskus Xaverius Lara Aba.
Walau belum secara resmi mendeklarasikan diri sebagai calon Gubernur NTT, pria yang akrab disapa Frans Aba itu telah memaparkan gagasan, misi serta visi terkait pembangunan ekonomi di NTT.
Frans Aba mulai memperkenalkan diri kepada masyarakat sebagai bakal calon gubernur NTT periode 2024-2029. Perkenalan diri itu dilakukan di Hotel Aston Kupang, yang dihadiri kurang lebih 300 orang dari berbagai kalangan.
"Jika kita berbicara tentang leadership atau kepemimpinan, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan, yaitu kepemimpinan dari aspek organisasi politik, organisasi kemasyarakatan dan dari aspek profesionalitas," kata Frans Aba, Senin (19/6).
Menurutnya, setelah melihat NTT dari perspektif kekuatan dan kelemahannya, banyak hal yang membuatnya berkeyakinan berkerja sama melalui visi misi untuk membangun NTT.
"Mengamati dan mencermati selama ini, saya baru sadari bahwa gubernur-gubernur sebelumnya sangat mengetahui orang NTT yang masih miskin, tetapi boros dalam penggunaan uang. Padahal NTT memiliki sumber daya alam dan manusia yang lebih dari cukup sebagai modal pembangunan di wilayah ini," ungkapnya.
Provinsi NTT berada di urutan ketiga dengan jumlah orang miskin mencapai 20,23 persen. Jumlah ini berarti setiap lima orang NTT terdapat satu orang yang dianggap miskin. Kemiskinan NTT berada di bawa Papua dan Papua Barat.
Victory-Jos Dinilai Kurang Inovatif dan Kreatif
Pria yang menyelesaikan pendidikan S2 dan S3 di Malaysia itu menambahkan, kepemimpinan Viktor Bungtilu Laiskodat dan Josef Nae Soi (Victory-Jos) selama lima tahun terakhir kurang inovatif dan kreatif, sehingga mengakibatkan pertumbuhan ekonomi NTT rendah.
Pria yang belum tergabung dalam partai ini mengatakan, dari awal kepemimpinan Victory-Jos pada tahun 2018 hingga menjelang akhir masa jabatan di 2023, pertumbuhan ekonomi NTT sangat rendah bahkan lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi nasional.
Doktor bidang ekonomi itu mengatakan, jika dibandingkan dengan beberapa gubernur sebelumnya pertumbuhan ekonomi NTT lebih baik, dengan pertumbuhan di atas rata-rata empat sampai lima persen.
"Kalau kita frame kepemimpinan ini Victory-Jos 2018 sampai 2023 hari ini, itu di bawah pertumbuhan satu persen sampai dua persen. Bahkan kita pada tahun 2020-2021 itu sampai nol persen. Hal tersebut terjadi memang dikarenakan adanya problem non-ekonomi seperti Covid," tambah Frans Aba.
Terkait pertumbuhan ekonomi NTT yang rendah tersebut, Frans Aba berpendapat bahwa kepemimpinan Viktor Laiskodat dan Josef Nae Soi dalam tataran pasif pergerakan inovasi dan kreativitas ekonomi. Sehingga yang ada hanya aspek-aspek yang bersifat rutinitas.
"Kalau seperti itu, siapa saja bisa jadi gubernur dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin kecil," tutupnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sedangkan rekan satu partainya yakni Viktor Bungtilu Laiskodat meraup suara 65.093 suara dari 12 daerah yang ada di dapil NTT II.
Baca SelengkapnyaPengunduran diri Ratu Wulla ini memantik sorotan publik. Masyarakat di Dapil NTT II ramai-ramai menolak pengunduran diri Ratu Wulla.
Baca SelengkapnyaGubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat bicara soal ciri khas orang miskin dan kaya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Oskar Bopi adalah lelaki yang berhasil mewujudkan cita-citanya menjadi tentara karena sebuah pengalaman pahit.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan nasabah PNM yang begitu pesat hingga kini berada di angka 15,2 juta nasabah.
Baca SelengkapnyaRatusan pendukung calon Anggota DPR RI Partai NasDem Dapil NTT II, Ratu Wulla menggelar aksi seribu lilin atas mundurnya Ratu Wulla
Baca SelengkapnyaPemerintah melalui Bapanas menugaskan Bulog untuk melaksanakan 2 instrumen utama untuk mengantisipasi gejolak harga beras.
Baca SelengkapnyaSetelah di-PHK, suaminya mulai mencari peluang lain dengan bekerja di proyek. Namun sayangnya dia malah ditipu hingga harus mengorbankan motornya.
Baca SelengkapnyaAnggota Kodim 1621/TTS berinisial JT dan anggota Sat Lantas Polres TTS berinisial H terlibat salah paham.
Baca Selengkapnya