Vaksin Covid-19 Dosis Keempat Tunggu Keputusan Kemenkes
Merdeka.com - Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Alergi Imunologi (Peralmuni) Iris Rengganis menyampaikan pemberian vaksin COVID-19 penguat dosis keempat masih menunggu keputusan Kementerian Kesehatan.
"Jadi kita tunggu saja dari Kemenkes bagaimana keputusan mengenai vaksin COVID-19 penguat dosis keempat," ujar Iris Rengganis, dalam bincang-bincang secara daring bertema "Re-infeksi COVID-19: Apa yang Terjadi pada Tubuh Kita?" di Jakarta, Rabu (2/3).
Ia mengatakan, pemberian vaksin penguat dosis keempat masih dalam kajian. Beberapa pihak menyatakan vaksin keempat masih diperlukan, sementara beberapa pihak lainnya menyatakan tidak diperlukan.
Di luar negeri, ia menyampaikan, beberapa negara memutuskan untuk tidak memberikan vaksin dosis keempat, namun di Indonesia masih ada pertimbangan untuk memberikan dosis keempat.
"Jadi, kami masih menunggu dari Kementerian Kesehatan keputusan final-nya seperti apa untuk dosis keempat," tuturnya.
Sebelumnya, Wakil Menteri Kesehatan Dante S. Harbuwono mengatakan pemberian vaksin penguat dosis keempat bagi seluruh penduduk di Indonesia masih terus dievaluasi dan dikaji oleh pemerintah.
"Kalau nanti diperlukan dengan studi yang terus kami evaluasi dan ternyata kita butuh penguat yang keempat, maka bukan tidak mungkin penguat keempat itu dilakukan," katanya.
Ia menuturkan, saat ini pemerintah terus melakukan evaluasi dari kegiatan vaksinasi COVID-19 dan belum memutuskan kapan dosis keempat akan diberikan, seperti yang telah dilakukan oleh beberapa negara lainnya.
Dibandingkan dengan mengikuti perkembangan negara lain yang sudah lebih dulu memberikan dosis keempat itu, ia menekankan bila pemerintah Indonesia sedang fokus mengejar ketimpangan vaksinasi antarkelompok dalam masyarakat, baik dari pemberian dosis pertama ataupun kedua di seluruh penjuru Indonesia.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi COVID-19.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut, perubahan gejala tersebut akibat pengaruh reaksi imunologi.
Baca SelengkapnyaImbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca Selengkapnya