Terdampak Banjir, Ratusan Warga Tasikmalaya Tolak Mengungsi
Merdeka.com - Ratusan warga Desa Tanjungsari, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya saat ini harus berkegiatan di tengah perkampungan yang dilanda banjir. Mereka memilih bertahan dan tidak mengungsi karena mengaku sudah terbiasa dengan banjir langganan di wilayah mereka.
"Kita telah melakukan penanganan di lokasi banjir akibat luapan Sungai Cikidang dan Sungai Citanduy itu. Sampai hari ini, Kamis (14/1) siang ketinggian air yang masuk ke rumah warga berangsur surut. Mudah-mudahan cuaca terus bersahabat sehingga air terus surut," ujar Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Nuraedidin.
Banjir yang terjadi di Desa Tanjungsari, disebut Nuraedidin, terjadi sejak Rabu (13/1) pagi. Dampak banjir kini tengah dirasakan 300 kepala keluarga yang enggan mengungsi. "Mereka tetap ingin tinggal di rumah masing-masing," sebutnya.
Walau begitu, ia mengaku sudah mengimbau warga agar lebih waspada karena potensi hujan akan terjadi sampai April 2021 dan banjir sewaktu-waktu bisa terjadi. Saat ini pun, BPBD bersama aparat TNI, Polri terus bersiaga di lokasi banjir.
Lebih dari itu, Nuraedidin juga mengaku sudah mendirikan tenda darurat untuk kondisi tertentu dan warga harus mengungsi. Pos untuk menyalurkan makanan kepada warga yang terdampak banjir pun sudah disiapkan.
Untuk menangani banjir langganan itu, Nuraedidin menyebut bahwa sejak tahun lalu Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy sudah ingin melakukan normalisasi. Namun hal itu masih terkendala karena terjadi kesalahpahaman dengan warga setempat.
Menurutnya, warga keberatan jika hasil kerukan sungai itu ditaruh di bantaran sungai, yang dijadikan kebun oleh warga. "Kita akan terus sosialisasi agar masyarakat mau menerima (normalisasi)," katanya.
Sementara itu, Kepala Desa Tanjungsari, Amas menyebut bahwa warganya tidak ada yang menolak normalisasi. Saat ini, menurutnya sudah ada alat berat yang akan diterjunkan BBWS Citanduy untuk melakukan normalisasi Sungai Cikidang dan Citanduy.
"Namun dari kabar yang kita terima, pengerjaan normalisasi itu tak bisa dilakukan secara langsung. Kita maunya sekaligus langsung selesai, tidak setengah-setengah," singkatnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Akibat banjir bandang, tim SAR gabungan berjibaku mengevakuasi warga yang rumahnya di dekat bantaran sungai
Baca SelengkapnyaBanjir parah merendam tiga desa dan menyebabkan sedikitnya 228 warga mengungsi
Baca SelengkapnyaWarga yang rumahnya terseret arus sungai sampai saat ini masih mengungsi di rumah ibadah di Desa Tayawa.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Banjir berasal dari luapan air Kali Pesanggarahan. Ini disebabkan tumpukan sampah di TPA Cipayung yang longsor ke kali.
Baca SelengkapnyaPenjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin memint semua pihak terkait bergerak cepat membantu warga.
Baca SelengkapnyaAkibat banjir, masyarakat beraktivitas menggunakan paruh karena akses jalan tidak bisa dilalui.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi di Jalan Raya Narogong Kelurahan Bojong Menteng Kecamatan Bekasi Timur, pada Sabtu (9/3) subuh.
Baca SelengkapnyaWarga yang menjadi korban tersebut adalah Suparman, warga Kesamben, Blitar, Jawa Timur
Baca SelengkapnyaSebagian wilayah Indonesia belakangan ini dilanda hujan lebat hingga menyebabkan terjadinya banjir.
Baca Selengkapnya