Tarif parkir liar di Monas capai Rp 25 ribu

Merdeka.com - Warga ibu kota memanfaatkan libur lebaran dengan berkunjung ke berbagai tempat, salah satunya kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta. Kedatangan pengunjung yang memadati lokasi ini membuat parkir liar kembali menjamur, bahkan mematok harga yang sangat tinggi.

Untuk sekali parkir, masing-masing kendaraan roda empat dipatok sampai Rp 25 ribu atau naik sampai empat kali lipat dari tarif resmi sebesar Rp 5 ribu. Sedangkan motor dikenai Rp 10 ribu, atau lima kali lipat dari tarif resmi senilai Rp 2 ribu.

"Memang mahal harga parkir di sini, apalagi orang yang tidak tahu harga 'biasa' bisa ditagih lebih ketika tanya harga parkir," kata seorang pengunjung Monas, Surya, Sabtu (2/8).

Meski harga parkir yang dikenakan kepada pengendara cukup tinggi, namun jaminan keamanan yang diberikan sangat minim. Bahkan, juru parkir yang biasa berjaga memilih kabur saat dimintai pertanggungjawaban.

"Kemarin malam baru saja ada satu motor hilang di sini, pengelola parkirnya malah langsung pada kabur, seperti itu sudah biasa," kata salah satu penjual minuman dekat pintu masuk Monas.

Dari informasi yang diperoleh, juru parkir liar sebagian besar merupakan para preman yang biasa beroperasi di sejumlah pasar tradisional, maupun sekeliling monas. Mereka ini menguasai 'wilayah' masing-masing yang bisa dijadikan lahan parkir liar.

Terpisah, Kepala Satpol PP Jakarta Pusat Yadi mengeluhkan kondisi area parkir resmi yang disediakan Pemprov DKI bagi pengunjung. Sebab, lahan yang tersedia tidak cukup menampung jumlah kendaraan yang membeludak.

"Pengunjung semakin banyak, tetapi lahan parkir resmi yang disediakan oleh IRTI (Indonesian Recreational and Tourism Institutional) tidak memadai lagi," keluhnya.

Dengan kondisi itu, masyarakat pun memilih lokasi parkir yang mudah dituju, seperti parkir luar), dibandingkan harus mengantre di parkir resmi. Kondisi diperparah dengan tidak adanya kesepahaman antara aparat maupun warga yang berkunjung.