'Tantangan Era Reformasi Menghapus Kemiskinan, KKN & Melawan Kebodohan'
Merdeka.com - Indonesia sebagai negara yang berpenduduk Muslim sedang dan senantiasa terus berjuang melakukan konsolidasi demokrasi. Ujian kehidupan berbangsa telah banyak dilalui, termasuk ketika tumbangnya rezim otoriter orde baru yang kemudian diganti dengan orde reformasi.
Hal tersebut dikatakan, Calon Ketum PP Pemuda Muhammadiyah Sunanto. Pria yang akrab disapa Cak Nanto ini juga mengungkap PR besar bangsa Indonesia ke depan menghadapi era reformasi.
"Tantangan era reformasi menghapus kemiskinan, korupsi kolusi nepotisme, melawan kebodohan, membangun demokrasi substansial, mewujudkan kesejahteraan sosial, dan membangun hubungan kewargaan yang egaliter, beradab, dan berkemajuan masih menjadi pekerjaan rumah yang belum bisa terselesaikan dengan baik," jelas dia dalam keterangan tertulis, Kamis (22/11).
"Dalam konteks inilah Pemuda Muhammadiyah (PM) merasa terpanggil untuk melakukan dakwah kebaikan (fastabiqul khairat) dalam ruang dialektis sejarah republik Indonesia. Sebagai sebuah organisasi otonom Muhammadiyah, PM memiliki visi mewujudkan cita-cita ke-Indonesiaan dan keIslaman sekaligus," katanya lagi.
Pemuda Muhammadiah yang kini berusia 83 tahun memiliki tujuan yang tidak berbeda dengan lahirnya Muhammadiyah yang telah berusia satu abad lebih. Baik Muhammadiyah maupun Pemuda Muhammadiyah terhitung lebih tua dari usia Republik Indonesia.
Karena itu, sebagai organisasi yang ikut ambil bagian dari proses berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), menurut Cak Nanto, PM berkewajiban untuk mempersembahkan yang terbaik demi terwujudnya cita-cita kebangsaan dan keumatan.
"Upaya yang hendak dilakukan Pemuda Muhammadiyah juga tidak lepas dari inspirasi Alquran Surat Al-Baqarah ayat 148 sebagai mana telah kami ketengahkan di atas. Dalam konteks ini, maka Muktamar ke-tujuh belas PM yang akan dilaksanakan di Jawa Tengah pada November 2018 dengan menggembirakan da’wah Islam, memajukan Indonesia wajib mengambil berbagai keputusan strategis," jelas dia.
Dia berharap, kepemimpinan yang dilahirkan muktamar PM harus hirau terhadap berbagai problem kebangsaan dan keumatan. Ketimpangan sosial, intoleransi, ekstremisme, kebodohan, kemiskinan, oligarki ekonomi dan politik, dan perilaku buruk elit politik, serta beragam persoalan harus mejadi perhatian penting dan Pemuda Muhammadiyah harus menjadi agen perubahan yang selaras dengan kehendak sejarah.
Dia juga menilai, sudah saatnya pemuda muhammadiyah membangun blok historis perubahan ke arah yang lebih baik dan berorientasi jangka panjang. Blok historis itu diwujudkan dengan membangun agenda perubahan yang serius dan berkelanjutan.
"Pembangunan blok historis tidak akan terwujud jika PM mengabaikan kekuatan basis massa. Penguatan massa Pemuda Muhammadiyah menjadi jawaban untuk mewujudkan cita-cita keislaman dan ke-Indonesiaan. Agenda ini perlu dilakukan dengan optimalisasi pemberdayaan kader di banyak ruang dan di setiap lini kehidupan," tutur Cak Nanto.
Mengingat beragamnya latar belakang kader, baik dari sisi profesi, posisi geografis, seting psiko-sosial-politik-ekonomi, dan seterusnya, lanjut dia, kerja-kerja penguatan basis massa PM akan berhasil jika ditopang oleh pemimpin yang menggerakan model kepemimpinan kolektif.
"Kepemimpinan yang menampilkan gaya bos, ala asal bapak senang, bukanlah ciri kepemimpinan PM. Model-model kepemimpinan otoriter, ABS, tebar pesona, menjadi aib organisasi yang harus diletakkan dalam parit sejarah peradaban PM," kata dia.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tujuan Orde Baru, Latar Belakang, Kelebihan, dan Perbedaannya dengan Orde Lama
Orde Baru dapat didefinisikan sebagai suatu penataan kembali kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia berlandaskan dasar negara indonesia.
Baca SelengkapnyaPemenang Pemilu Tahun 1955, Berikut Sejarahnya
Pemilu 1955 di Indonesia merupakan salah satu tonggak sejarah penting dalam proses demokratisasi dan konsolidasi negara setelah merdeka pada tahun 1945.
Baca SelengkapnyaNasib Buruk Para Noni Belanda di Indonesia Zaman Jepang, Sungguh Mengenaskan Banyak Dijadikan Wanita Penghibur
Kisah sedih para tahanan wanita asal Belanda usai tentara Jepang berhasil menguasai Nusantara.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemilu 2019 Tanggal Berapa? Berikut Pelaksanaan dan Pemenangnya
Pemilu 2019 menandai pemilihan presiden keempat dalam era reformasi Indonesia.
Baca Selengkapnya6 Orang Jadi Tersangka Penganiayaan Relawan Ganjar-Mahfud, Ganjar: Oknumnya Tak Boleh Semena-Mena
Ganjar Pranowo memuji gerak cepat Panglima TNI Agus Subiyanto dalam menangani kasus penganiayaan relawannya.
Baca SelengkapnyaKisah Burung Berpangkat Letnan Paling Berjasa Bagi Pejuang Indonesia Sampai Tewas Ditembak di Hadapan Komandan
Bukan hanya manusia, ini sosok binatang paling berjasa dalam kemerdekaan Indonesia. Siapa yang dimaksud?
Baca SelengkapnyaCak Imin: Jangan Biarkan Orang Tak Punya Etika Mengatur Negeri Seenaknya Udelnya!
Cak Imin dan Anies tidak ingin orang-orang tidak punya etika memimpin Indonesia.
Baca SelengkapnyaJenis Tindak Pidana Pemilu, Pahami Pengertian dan Penanganannya
Tindak pidana pemilu menjadi ancaman serius yang dapat merusak integritas dan legitimasi demokrasi.
Baca SelengkapnyaJelang Masa Tenang Pemilu 2024, Menpan RB Ingatkan ASN Wajib Netral dan Bebas Pengaruh Politik Tak Sehat
Sejumlah alasan mengapa ASN harus netral karena sebagai bentuk kewajiban profesionalism.
Baca Selengkapnya