Tanggapan Pimpinan KPK Laode Rumahnya Diteror: Biasa, Bagian dari Pekerjaan
Merdeka.com - Rumah Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Laode Muhammad Syarif diteror bom molotov pagi tadi. Laode mengatakan teror tersebut adalah risiko dari pekerjaannya memberantas korupsi di Indonesia.
"Enggak apa-apa biasa itu bagian dari pekerjaan. Tadi polisi sudah melakukan olah TKP, jadi kita tunggu saja ya hasilnya," kata Laode saat tiba di rumahnya pukul 20.00 WIB, Rabu (9/1).
Dia mengaku mengetahui pelemparan molotov itu ke arah rumahnya melalui CCTV. Pagi hari, kata Laode, sopirnya melihat molotov tersebut masih menyala dalam posisi berdiri.
"Iya ya pelemparan itu sekira pukul 00.55 WIB melalui CCTV kami ada di rumah. Pagi ya pas bangun subuh, kebetulan salah satu bom molotovnya itu posisinya berdiri ketika dilempar. Kalau yang di atas kan terbakar besar, kebetulan itu berdiri gitu enggak pecah pertolongan Allah. Terus pagi subuh ketika sopir datang itu masih nyala sumbu nya," jelasnya.
"(Ada berapa bom?) Dua, satu di atas yang pecah dan satu di bawah yang masih utuh," terangnya.
Laode menyebut pelaku pelemparan sudah terlihat dari CCTV. Namun dia memilih menyerahkan penyelidikan kasus ini kepada polisi.
"(Sudah lihat CCTV) Iya sudah. (PelaKunya ada berapa?) Sudah lah tanyakan saja sama Mabes Polri ya hehe. (Siapa pelakunya?) Iya insyaAllah ya," tandas dia.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dari yang terlihat, setidaknya ada 4 koper yang dibawa oleh petugas KPK
Baca SelengkapnyaSempat terlihat ada yang memprovokasi kemudian mengambil barang senjata tajam dan mengajak untuk melakukan kekerasan.
Baca SelengkapnyaOTT terkait kasus dugaan korupsi pemotongan insentif ASN Sidoarjo yang mencapai Rp2,7 Miliar.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mahfud menegaskan keberadaan lembaga antirasuah itu masih sangat dibutuhkan untuk memberantas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).
Baca SelengkapnyaArief Prasetyo meminta penjadwalan ulang. Ali menjamin, KPK akan menginformasikan jadwal pemeriksaan berikutnya.
Baca SelengkapnyaKPK mengakui praktik korupsi seperti memberikan gratifikasi dan menyuap saat berurusan dengan pemerintah atau penegak hukum masih berlangsung.
Baca SelengkapnyaAksi teror OTK itu terjadi pada Sabtu (16/17) dini hari.
Baca SelengkapnyaKandidat bakal bupati dan wakil bupati incumbent Kabupaten Mojokerto ternyata berebut rekom dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Baca SelengkapnyaKomisi Pemberantasan Korupsi (KPK) merilis tingkat kepatuhan pelaporan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) Tahun 2023
Baca Selengkapnya