Takjub lihat salat, atheis Korea ini peluk agama Islam di Aceh
Merdeka.com - Park Kwan Kwok (34) duduk bersila di depan ustaz Fakrudin Lamudin di Masjid Syeikh Abdurrauf di Gampong Blang Oi, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh, Kamis (16/3) usai salat Isya.
Menggunakan baju dan peci putih. Park langsung mengucapkan dua kalimat syahadat yang dipandu oleh ustaz Fakrudin Lamudin. Proses ini turut disaksikan oleh sejumlah tokoh masyarakat Gampong setempat.
Pria asal Korea Selatan ini kemudian menggantikan namanya menjadi Abdurrauf yang memiliki arti hamba Allah yang ramah. Abdurrauf, baru enam bulan tinggal di Aceh sebagai pekerja sosial bergerak di bidang kesehatan. Saat ini ada 30 sekolah di Banda Aceh dan Aceh Besar sedang mempromosikan kesehatan.
Abdurrauf mengaku sebelumnya penganut atheis, atau tidak percaya adanya Tuhan sang pencipta alam dan segala isinya. Namun kemudian sia luluh saat berada di Aceh, melihat ayah angkatnya Marzuki setiap saat sujud ketika menunaikan ibadah salat 5 waktu.
Saat itulah, hatinya terketuk hendak mencari tahu apa yang sedang dikerjakan oleh ayah angkatnya. Lantas, Abdurrauf mempertanyakan aktivitas yang dilakukan, salah satunya selalu dia adalah sujud. Lalu Marzuki pun menjelaskan bahwa dirinya sedang menyembah Allah, sang pencipta langit dan bumi dan segala isinya, termasuk manusia.
"Beliau sering lihat saya salat. Bertanya kenapa di saat tertentu bapak sujud. Zuhur sujud, Ashar sujud. Saya katakan, saya sedang menyembah Allah," kata Marzuki.
Beberapa hari kemudian, Abdurrauf pun mengutarakan niatnya untuk memeluk agama yang dianut oleh ayah angkatnya. Dia telah mengutarakan keinginan memeluk Islam sejak 3 minggu yang lalu.
"Beliau bertanya kepada saya boleh gak saya masuk Islam. Saya jawab sangat boleh sekali," jelasnya.
Sejak saat itulah Marzuki beserta rekan-rekannya mengajarkan Abdurrauf ilmu-ilmu agama Islam, terutama tata cara menunaikan salat 5 waktu yang menjadi tiang agama Islam.
Kata Marzuki, Abdurrauf punya rencana akan pulang ke Kores Selatan dan memboyong anak dan istrinya ke Aceh untuk memeluk Islam. Meskipun sudah berada di Aceh enam bulan lebih, Abdurrauf belum bisa berbahasa Indonesia, hanya bisa berkomunikasi dengan bahasa Korea Selatan dan bahasa Jepang.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rumoh Aceh, tempat tinggal mayarakat Aceh yang penuh filosofis dan makna yang mendalam.
Baca SelengkapnyaBuka puasa itu terasa akrab lantaran Retno bisa bertemu dengan para WNI.
Baca SelengkapnyaJika masyarakat telah matang dalam memandang perbedaan, maka dengan kemajemukannya dapat merespons kebutuhan sesama manusia tanpa memandang perbedaan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ulama besar Aceh ini terkenal dengan karya sastra perang yang cukup tersohor yaitu Hikayat Prang Sabi.
Baca SelengkapnyaZikir kepada Allah memiliki signifikansi yang mendalam dalam konteks kehidupan spiritual seorang Muslim.
Baca SelengkapnyaSabilul Alif turut merayakan hari ulang tahun seorang tahanan di bulan Agustus. Aksi tak diduga dilakukan oleh sang jenderal berdarah Lantas tersebut.
Baca SelengkapnyaPraka RM sempat berbicara dengan ibu korban dan perkataannya sungguh kejam dan tak punya hati.
Baca SelengkapnyaKelompok remaja yang menamakan diri gengnya dengan 'Kampung Tengah' itu kerap beraksi kekerasan.
Baca SelengkapnyaHinduisme dan Buddha adalah dua agama yang memiliki akar sejarah dan filsafat spiritual di Asia.
Baca Selengkapnya