Merdeka.com - Merasa senasib, dua kelompok pemuda di Solo melakukan pengeroyokan terhadap seseorang berinisial MY (46) warga Mutihan, Sondakan yang diduga preman. Peristiwa terjadi di parkiran jalan depan tempat karaoke, kompleks salah satu mal di Laweyan, Solo, Kamis (23/5) dini hari.

Beruntung korban bisa melarikan diri dan mendapat perlindungan. Namun korban mengalami pemukulan dengan tangan kosong, helm dan lainnya. Akibatnya korban mengalami luka memar dan robek berdarah di sekujur tubuhnya. Korban juga mengalami patah tulang pada tangan kiri dan kanan hingga dilakukan operasi.

Setelah menerima laporan, tim Polresta Surakarta segera bergerak untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan. Pengejaran dilakukan terhadap dua kelompok yang melakukan penganiayaan. Namun hanya satu kelompok yang bisa diamankan. Satu kelompok lainnya saat ini masih dalam pengejaran.

Anggota Satreskrim Polresta Surakarta berhasil membekuk tiga pelaku. Ketiga tersangka, berinisial SAP (37) warga Mojosongo, Boyolali, BAS (21) warga Boyolali dan PHL (27), warga Jebres, Solo.

Kapolresta Solo, Kombes Ade Safri Simanjuntak mengatakan, ketiga pelaku ini tidak terima ditegur oleh korban. Kemudian mereka melakukan aksi pengeroyokan. Mereka dibantu oleh kelompok lain yang juga tidak terima karena teguran MY.

"Kowe tak pateni piye, (kamu saya bunuh bagaimana), yen meh jajal aku (mau coba saya), yen padu ra neng kene (kalau berkelahi jangan di sini). Kene keamanane aku (di sini saya sebagai keamanan), kene wilayah ku (ini wilayah saya)," ujar Ade menirukan ancaman MY, saat konferensi pers di Mapolresta Surakarta, Senin (23/5).

Korban, lanjut Ade, juga menyebut nama salah satu perguruan silat organisasi kepemudaan. Sementara peristiwa penganiayaan bermula, saat ketiga tersangka tiba di kawasan tempat hiburan tersebut sekira pukul 20.00 WIB untuk merayakan ulang tahun BAS.

Saat tengah malam, BAS cek-cok dengan teman wanitanya berinisial D (saksi) di kawasan parkir luar karaoke. Tak lama ia ditegur oleh MY dengan kata-kata kasar. Setelah ditegur SAP didatangi oleh kelompok lain.

"Kelompok lain itu bertanya ada apa mas. Rupanya kelompok itu juga sempat ditegur dengan kasar dan menyimpan sakit hati pada korban," katanya.

Kelompok BAS kemudian bergabung dengan kelompok yang masih diidentifikasi oleh polisi itu untuk mengeroyok MY.