Tak Capai Target Penjualan, Sales HP Dihukum Makan Terasi hingga Jeruk Nipis

Rabu, 27 Februari 2019 21:50 Reporter : Erwin Yohanes
Tak Capai Target Penjualan, Sales HP Dihukum Makan Terasi hingga Jeruk Nipis Ilustrasi

Merdeka.com - Seorang sales ponsel di Tuban, Jawa Timur dihukum oleh atasannya jika tak memenuhi target yang ditentukan. Hukuman tersebut cukup bervariatif, mulai dari makan terasi, makan garam, jeruk nipis, skotjam, hingga lari keliling alun-alun secara tidak wajar.

Kejadian itu diceritakan oleh Gemilang Indra Yuliarti (24), warga Kelurahan Perbon, Kecamatan Tuban, Kabupaten Tuban, Jatim.

Ia diketahui bekerja di salah satu perusahaan yang bergerak di bidang penjualan ponsel, Jalan Basuki Rahmat Tuban. [cob]

Baca juga:
Polisi Periksa Herman Hery Atas Dugaan Penganiayaan
Bahar bin Smith Disidang Besok, Ribuan Polisi dan TNI Jaga Pengadilan
Satpol PP Surabaya Dibacok Orang Tak Dikenal Saat Penertiban di Pasar Keputran
Terima Laporan, Polisi Dalami Video Berisi Dugaan Pemerasan yang Viral di Medsos
Sedang Istirahat, Pekerja Waskita Jadi Sasaran Bacok Tawuran Warga
Pembacokan 3 Remaja di Bekasi Terungkap, Motifnya Pemalakan Rp 24 Ribu

Dia mengaku, kerap mendapat hukuman yang dianggapnya tidak patut, apabila target penjualan ponsel di wilayah Tuban tidak tercapai.

Hukuman itu seperti disuruh makan garam, terasi, lari keliling alun-alun, push up, dan skotjam yang dianggapnya tidak wajar.

Hukuman tersebut, katanya, harus direkam dan di-share di grup WhatsApp para sales tersebut.

"Dihukum lari memutar alun-alun, push up, skotjam juga. Bahkan pernah disuruh makan garam dan terasi juga," ungkapnya, Rabu (27/2).

Ia mengaku bekerja di tempat tersebut sejak oktober 2016 lalu. Ia mengakui jika sejak awal bekerja sudah mendapat pemberitahuan soal penghargaan untuk yang berprestasi, dan hukuman untuk yang tidak melampaui target.

Ia sendiri mengaku pernah kena hukuman disuruh push up dan skotjam sebanyak 10 kali, lalu nulis 100-200 kali. Hal itu dianggap masih wajar.

Tak lama itu, Supervisor (SPV) diganti orang baru dan mulai ada hukuman yang dirasa tidak wajar, jika tidak target dalam penjualan. Seperti diberlakukan hukuman lari memutari alun-alun.

"Punisment macam-macam, tapi tidak sekejam dulu, misal dandan tidak wajar cowok pakai kerudung, pakai lipstik dan lai-lain," bebernya, Rabu (27/2).

Tetapi saat ada pergantian pimpinan punishment berat kembali diberlakukan, diantaranya lari 3 km, dan keliling alun-alun beberapa kali.

"Kita disuruh juga makan jeruk nipis, mengunyah terasi, lalu juga makan garam satu sendok. Saya telah mengadu ke Polres Tuban," ungkapnya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Tuban, AKP Mustijat Priyambodo, menyatakan belum ada laporan polisi terkait dengan kasus persekusi tersebut. Namun ia mengakui ada pengaduan yang masuk atas nama tersebut.

"Korban melalui bantuan pendampingan, mengirim surat pengaduan secara tertulis mas. Yang diadukan yang disuruh lari keliling lapangan. Soal disuruh makan terasi kita tidak ada laporannya," ujarnya dikonfirmasi merdeka.com.

OPPO Indonesia tengah menelusuri laporan dugaan perlakuan tidak menyenangkan yang dialami staf sales di Tuban pada 26 Februari. Sales itu dihukum atasannya karena tak memenuhi target yang ditentukan. Hukuman tersebut cukup bervariatif, mulai dari makan terasi, makan garam, jeruk nipis, skotjam, hingga lari keliling alun-alun secara tidak wajar.

Pihak perusahaan belum menyimpulkan kejadian tersebut. "Jika benar maka sangat bertentangan dengan nilai-nilai OPPO," ujar PR Manager OPPO Indonesia, Aryo Meidianto kepada merdeka.com, Kamis (28/2).

Pihak Oppo telah memulai melakukan investigasi internal atas kejadian ini. Bahkan, sudah ada langkah tegas yang diambil pihak perusahaan terhadap supervisor yang diduga melakukan perbuatan tidak menyenangkan terhadap anak buahnya.

"Kami juga telah memberikan skorsing terhadap supervisor yang terlibat dalam kejadian tersebut sambil menunggu hasil penyelidikan," tegasnya.

Topik berita Terkait:
  1. tag
  2. Persekusi
  3. Penganiayaan
  4. Surabaya
Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini