Survei Johns Hopkins Center: 34 Persen Masyarakat Tidak akan Terima Vaksin Covid-19
Merdeka.com - Johns Hopkins Center for Communication Programs melakukan survei soal vaksinasi, perubahan perilaku, pengetahuan dan informasi serta testing Covid-19 di Indonesia. Survei ini bekerja sama dengan sejumlah organisasi, di antaranya Facebook, World Health Organization (WHO), dan University of Maryland.
Perwakilan Communication Science & Research, Johns Hopkins Center for Communication Programs, Doug Storey mengatakan survei ini melibatkan 14 juta responden sejak Mei hingga akhir September 2021. Hasil survei menunjukkan, 67 responden mengatakan secara pasti atau lebih mungkin menerima vaksin Covid-19.
Sementara itu, sebanyak 34 persen mengatakan tidak akan menerima vaksin Covid-19. Jika dilihat dari sisi gender, laki-laki lebih bersikap negatif terhadap vaksin Covid-19 dibandingkan perempuan.
Adapun kelompok lansia atau responden di atas 55 tahun, tercatat sebanyak 40 persen mengaku ada kemungkinan tidak akan divaksin Covid-19.
"Implikasinya, penyampaian pesan perlu difokuskan pada kelompok lansia ini dengan memperhatikan hambatan mereka dalam vaksin yaitu 44 persen takut akan efek samping, kemudian 19 persen yakin mereka tidak memerlukan vaksin. Jadi program komunikasi harus ditekankan pada hambatan dan keraguan mereka," jelasnya dalam diskusi virtual yang disiarkan melalui YouTube Lapor Covid 19, Rabu (13/10).
Menurut Doug, 49 persen responden beralasan cemas tentang efek samping sehingga ragu untuk mengikuti vaksinasi Covid-19. Sementara itu, 37 persen responden mengaku menunggu untuk melihat keamanan vaksin Covid-19.
Guna meningkatkan minat masyarakat untuk mengikuti vaksinasi, Doug mendorong pemerintah untuk fokus menyampaikan informasi keamanan dan efek samping vaksin Covid-19 kepada masyarakat.
Meski masih banyak responden yang tidak bersedia divaksin, Doug mencatat dalam lima bulan terakhir, persentase orang yang ingin mendapatkan vaksin Covid-19 meningkat. Survei menunjukkan, 33 persen responden pada September 2021 berusaha mendapatkan vaksin.
Namun, ada beberapa kendala yang dialami responden untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19. Di antaranya tidak bisa mendapat janji untuk vaksin sebesar 19 persen, kesulitan meninggalkan pekerjaan 19 persen, tidak memenuhi syarat vaksinasi 17 persen, kesulitan pergi ke tempat vaksin 14 persen dan jenis vaksin tidak sesuai keinginan 9 persen.
"Nah penting untuk mengatasi hal tersebut dengan pesan-pesan atau perubahan aturan atau kebijakan yang menghubungkan akses atau supply," kata Doug.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaKebanyakan responden ingin mengetahui segera siapa yang menggantikan Jokowi.
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaSurvei ASI dilakukan di Jabodetabek pada 16-21 Desember dengan populasi penduduk 17-23 tahun dan 24-39 tahun.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaHingga 19 Desember 2023, jumlah kasus Covid-19 JN.1 mencapai 41 kasus.
Baca SelengkapnyaVaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca Selengkapnya