Sungai Citarum Meluap, Puluhan Ribu KK Jadi Korban Banjir
Merdeka.com - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyatakan, sebanyak 22.105 kepala keluarga (KK) terdampak banjir akibat meluapnya Sungai Citarum. Banjir menyebar di Kecamatan Baleendah 5.271 KK, Kecamatan Dayeuhkolot 3.005 KK dan Kecamatan Bojongsoang 2.370 KK.
Kemudian Kecamatan Rancaekek 3.383 KK, Kecamatan Cileunyi 3.373 KK, Kecamatan Majalaya 1.929 KK, Kecamatan Banjaran 2.414 KK, Kecamatan Cicalengka 85 KK, Kecamatan Kutawaringin 25 KK dan Kecamatan Ibun 250 KK.
"Terlebih lagi di daerah Kecamatan Baleendah dan Majalaya karena dalam setahun masyarakat dapat mengalami banjir sekitar 10 kali," kata Sutopo, Jumat (8/3).
Menurutnya, hujan berintensitas sedang hingga tinggi yang turun sejak Rabu 6 Maret menyebabkan banjir di 12 desa/kelurahan di 10 kecamatan di Kabupaten Bandung hingga Kamis 7 Maret. Daerah yang banjir ada di Kecamatan Dayeuhkolot, Baleendah, Bojongsoang, Rancaekek, Cileunyi, Majalaya, Banjaran, Cicalengka, Kutawaringin, dan Ibun.
Sutopo mengungkapkan, banjir disebabkan luapan Sungai Citarum dan drainase yang tidak mampu mengalirkan aliran permukaan dan tinggi banjir antara 40 cm hingga 280 cm. Meskipun banjir melanda cukup luas dan merendam rumah warga, namun hanya ada 90 KK atau 283 jiwa yang mengungsi.
Sebaran pengungsi di Kecamatan Dayeuhkolot 5 KK atau 17 jiwa, di Kecamatan Baleendah 68 KK atau 226 jiwa dan Kecamatan Bojongsoang 17 KK atau 40 jiwa. Dia mengatakan tim reaksi cepat BPBD Kabupaten Bandung bersama TNI, Polri, Basarnas, PMI, Tagana, SKPD, dan relawan melakukan evakuasi korban serta bantuan disalurkan kepada pengungsi.
Sutopo menuturkan banjir terus berulang di daerah itu memerlukan penanganan DAS Citarum secara komprehensif sehingga daerah Baleendah dan sekitarnya merupakan permukiman dan industri yang padat penduduknya.
Kondisi topografi cekung dengan dasar Sungai Citarum dangkal karena sedimentasi dan seringnya banjir melanda permukiman menyebabkan masyarakat sudah beradaptasi dengan kondisi alam yang ada.
"Masyarakat sudah menyiapkan perahu dan mengetahui kemana mereka harus mengungsi. Jarang ada korban jiwa meskipun mereka sering dilanda banjir," tutup.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Air bah tersebut merupakan kiriman dari Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang.
Baca SelengkapnyaJenazah alamarhum disemayamkan di Batalyon Padang untuk diserahkan kepada pihak keluarga dan dimakamkan di Provinsi Jambi.
Baca SelengkapnyaBencana ini merendam 6 Kecamatan di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) sejak Rabu 10 Januari 2024 lalu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Akibat banjir, masyarakat beraktivitas menggunakan paruh karena akses jalan tidak bisa dilalui.
Baca SelengkapnyaAlat peraga kampanye milik peserta pemilu yang dipasang di area pemakaman umum dan median jalan melanggar aturan.
Baca SelengkapnyaGenangan air mencapai ketinggian lebih dari 10 cm dari bagian rel paling atas.
Baca SelengkapnyaSejauh ini wilayah yang disetujui masuk dalam aglomerasi hanya Jabodetabek.
Baca SelengkapnyaBBPJN mulai memperbaiki kondisi Jalan Pantura Demak-Kudus, yang rusak karena banjir.
Baca SelengkapnyaBanjir terjadi akibat curah hujan yang tinggi hampir di seluruh Provinsi Riau.
Baca Selengkapnya