Sulit cari PAD, banyak daerah otonomi yang sulit menghidupi dirinya
Merdeka.com - Otonomi daerah masih dipercaya bisa meratakan ekonomi serta pembangunan di daerah-daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Namun sayangnya, tidak semua daerah yang telah mekar berhasil untuk menghidupi daerah sendiri.
Pengamat Otonomi Daerah dan Desentralisasi, Suwidi Tomo mengatakan bahwa terdapat beberapa daerah otonomi daerah yang masih bergantung sekali pada pusat.
"Di beberapa daerah sekarang banyak diberi otonomi daerah tapi masih sangat bergantung pada Pusat," tutur Suwidi kepada awak media di Gado-Gado Boplo, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (8/10).
Dia menjelaskan bahwa masih banyak sekali daerah-daerah yang bergantung pada Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Alokasi Umum (DAU), serta Dana Dekonsentrasi. Sebab, daerah akan kesusahan mencari sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).
"Celakanya PAD susah didapatkan, malah dibebankan kepada warga dengan pengutipan retribusi untuk PAD," jelasnya.
Sementara itu, mantan Dirjen Otda Kemendagri, Djohermansyah, menuturkan bahwa kegagalan daerah otonomi tersebut perlu adanya penataan khusus. Hal ini untuk daerah-daerah yang sudah terlanjur dikembangkan tetapi tidak memiliki hasil yang maksimal.
"Jadi kita keluarkan Undang Undang nomor 24 tahun 2014 untuk penataan. Itu diperuntukkan bagi daerah yang kebablasan dibebaskan," tutur Djohermansyah.
Kendati demikian, Suwidi menekankan bahwa tidak semua daerah gagal menghidupi dirinya sendiri. Ada juga beberapa daerah yang juga berhasil dikembangkan. Beberapa di antaranya seperti Jembrana, Sragen dan Tanah Datar.
"Jadi perlu ada benar-benar pertimbangan sebelum melakukan otonomi daerah. Sebab hingga kini ada daerah yang berhasil sekali tapi juga ada daerah yang pembangunannya mengecewakan," pungkas Suwidi.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penampakan Gurun Pasir Disulap jadi Sawah, Padi Tumbuh Subur Dikelola Warganya
Bagaimana jadinya jika sawah atau ladang justru berada di atas gurun pasir?
Baca SelengkapnyaTak Pakai Mobil, Jenderal Polisi ini Pilih Lari dari Rumah Menuju Kantor Tempuh Jarak 10,5 KM
Begini cara unik jenderal polisi orang nomor dua di Polda Sumut berangkat kerja ke kantor. Simak informasi berikut.
Baca Selengkapnya19.000 Lebih Pemudik Padati Stasiun Gambir, 40 Rangkaian Kereta Disiapkan Tiap Hari
Pemudik yang turun di zona drop off terlihat membawa tas dan banyak barang hingga ke area tunggu
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Diisukan Isi Jabatan Strategis, Eks Kasad Dudung: Kalau Diperintahkan Siap
"Kalau misalkan diperintahkan, saya sebagai mantan prajurit saya siaplah apapun," kata Dudung
Baca SelengkapnyaCara Mengurangi Dampak Polusi Udara, Mulai dari Kebiasaan Sendiri
Di tengah paparan polusi udara, kita masih punya harapan untuk meminimalisir dampaknya dan mencegah situasi menjadi lebih kritis.
Baca SelengkapnyaMinta Didoakan Pemilu Damai dan Aman, Kapolres Inhu Kunjungi Sejumlah Ponpes dan Kiai
Polisi menggandeng sejumlah pihak agar Pemilu berjalan aman dan damai
Baca SelengkapnyaKondisi Jalan Rusak Berat, Harta Kekayaan Camat Parung Panjang Kini jadi Sorotan
Warga setempat terus protes kepadanya lantaran Icang dinilai abai terkait mobilitas truk tambang tersebut.
Baca SelengkapnyaIni Alasan Pemerintah Batasi Pemudik Berhenti 30 Menit di Rest Area saat Mudik Tahun 2024
Pemerintah memprediksi arus mudik tahun 2024 bakal melonjak hingga 50 persen dibanding tahun lalu.
Baca SelengkapnyaPolda Jatim Jawab Hasto soal Kepala Daerah PDIP Ditekan Agar Tak Dukung Ganjar-Mahfud: Tak Benar!
Hasto menyebut kepala daerah PDIP ditekan Kapolda Jatim agar tak fokus mendukung Ganjar-Mahfud.
Baca Selengkapnya