Soal kebocoran data, Polri nilai Facebook belum kooperatif
Merdeka.com - Polri menilai upaya kerja sama yang dilakukan pihaknya dengan Facebook Indonesia tak begitu baik. Facebook dinilai masih belum bisa kooperatif dalam menangani sejumlah persoalannya di Indonesia.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, belum ada hasil positif dari proses penyelidikan dugaan kebocoran dan penyalahgunaan data pengguna Facebook di Indonesia. Pihak Facebook masih minta waktu untuk audit internal.
"Dia masih minta waktu. Kalau dia (Facebook) mau kerja sama, cepat dia," ujar Setyo, Jakarta, Rabu (25/4/2018).
Setyo berharap agar Facebook segera merampungkan proses audit dugaan kebocoran data berkaitan dengan skandal Cambridge Analytica. Sehingga, hasil audit dapat segera disampaikan ke Polri dan pemerintah.
Hanya saja Setyo belum tahu kapan polisi kembali mengundang pihak Facebook untuk dimintai klarifikasi. "Segera (diundang). Kalau dia sudah dapatkan hasil auditnya pasti akan disampaikan," kata dia.
Jenderal bintang dua itu juga mengungkapkan sulitnya kerja sama dengan Facebook dalam memberantas hoaks dan ujaran kebencian. Dia mencontohkan adanya akun palsu yang mengatasnamakan Divisi Humas Polres Surakarta.
"Mana ada? (Level) Divisi Humas itu cuma ada di Mabes Polri," kata Setyo.
Apalagi akun tersebut kerap memposting konten negatif. Namun saat Polri meminta Facebook untuk menghapus akun tersebut, responnya dinilai lama.
"Harusnya dia cepat dong, yang minta Mabes Polri, jelas. Kami yang punya otoritas masa nggak dipercaya. Sampai sekarang masih belum koperatif," Setyo menandaskan.
Sebelumnya, Kemenkominfo telah mengirim surat ke Mabes Polri terkait dugaan kebocoran data Facebook di Indonesia. Polri pun menyatakan siap mendukung Kemenkominfo untuk menyelidiki kasus tersebut.
Permintaan Kemenkominfo berkaitan dengan kebocoran jutaan data Facebook dalam skandal yang melibatkan lembaga konsultan politik Cambridge Analytica di Inggris. Di seluruh dunia, diperkirakan tak kurang dari 87 juta data Facebook bocor.
Dikhawatirkan, data pengguna Facebook di Indonesia turut bocor dan disalahgunakan untuk kepentingan tertentu.
Facebook Indonesia sendiri telah diundang oleh DPR dan Polri terkait hal ini. Namun penjelasan mereka belum bisa diterima. Facebook juga meminta waktu untuk melakukan audit internal terkait permasalahan yang menimpanya.
Reporter: Nafiysul Qodar
Sumber: Liputan6.com
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polri melihat sejauh ini keamanan dan ketertiban masyarakat kondusif lantaran kolaborasi dan koordinasi dengan seluruh elemen masyarakat berjalan baik.
Baca SelengkapnyaPencoblosan dilaksanakan pada 14 Februari 2024 besok.
Baca SelengkapnyaKapolda memutuskan terhitung mulai 31 Januari 2024, Bripka NA diberhentikan tidak dengan hormat dari Dinas Bintara Polri.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Polda Bali mengatakan, terkait dugaan korupsi masih didalami kebenarannya karena hal itu baru sebatas laporan.
Baca SelengkapnyaListyo menekankan paling utama saat ini adalah mencegah agar ini tidak terulang lagi.
Baca SelengkapnyaJokowi meminta TNI-Polri menyiapkan langkah proaktif untuk menetralisir residu-residu politik dan memitigasi disinformasi.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Kapolri Jenderal Sigit mengatakan sosok presiden selanjutnya mampu meneruskan estafet kepemimpinan ke depan.
Baca SelengkapnyaUntuk surat persetujuan ini pada 20 November 2023.
Baca SelengkapnyaFadil menjelaskan, netralitas anggota Polri tertuang dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia
Baca Selengkapnya