Soal Impor Vaksin Covid-19, Ridwan Kamil Fokus Tunggu Produksi Dalam Negeri
Merdeka.com - Pemerintah Provinsi Jawa Barat fokus menunggu proses uji klinis calon vaksin Covid-19 yang sedang diteliti di Bandung oleh Biofarma dari perusahaan asal China, Sinovac.
Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil saat menggelat konferensi pers di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (5/10). Ia mengaku sudah menanyakan perihal mengimpor vaksin kepada pemerintah pusat.
"Saya tanya ke pemerintah pusat jadi vaksin itu ada dua, ada yang sudah siap impor 100 persen, jumlahnya sangat sedikit, terbatas mungkin datang di tahun ini. Itu akan didahulukan untuk tenaga kesehatan," ucap dia.
"Ada vaksin yang sedang berproses yang diproduksi oleh Biofarma yang akan dijadikan mayoritas vaksin kepada seluruh masyarakat Indonesia. Itu menunggu di bulan Desember," dia melanjutkan.
Proses uji klinis calon vaksin yang sedang diteliti oleh Biofarma dan bekerjasama dengan akademisi sudah berjalan. Ridwan Kamil yang mendaftar sebagai relawan sudah menjalani tes darah yang pertama di Puskesmas Garuda, Kecamatan Andir, Kota Bandung, Rabu (30/9) lalu.
Proses itu adalah lanjutan setelah dirinya mendapat suntikan calon vaksin. Tim peneliti akan mengambil sampael darah lagi pada bulan Desember untuk mengetahui pembentukan antibodi.
"Yang saya lakukan adalah fokus pada yang produksi dalam negeri oleh Biofarma. Distribusi yang impor langsung dari luar negeri saya denganr difokuskan kepada tenaga kesehatan. (Saya) ga ada masukan kepada pemerintah pusat. Jabar fokus pada apa yang kita kendalikan dan kita dukung di tanah Jabar, yakni vaksin yang sedang tes ketiga," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Juru Bicara Wakil Presiden, Masduki Baidlowi mengungkap, Wakil Presiden Ma'ruf Amin sudah menggelar pertemuan dengan Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan melaporkan mengenai perkembangan vaksin Covid-19. Pertemuan itu pun dihadiri pula Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, dan Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir.
Menurut laporan mereka, lanjut Masduki, vaksin akan datang pada bulan November. Karena itu ketiganya akan berangkat ke China untuk melakukan pengecekan terhadap vaksin yang akan dikirim ke Indonesia.
Tahap pertama akan datang sebanyak 3 juta vaksin diperuntunkan bagi tenaga-tenaga kesehatan, TNI-Polri, dan orang-orang yang selama ini berhadapan bertugas untuk menghadapi masyarakat terkait penanganan pandemi. Setelahnya akan datang bergelombang dengan jumlah banyak.
Terkait kehalalan vaksin yang akan didatangkan, Wapres Ma'ruf berpesan dua hal. Pertama, akan sangat baik saat vaksin terjamin kehalalannya. Kendati sebaliknya, Wapres Ma'ruf menilai hal itu tak menjadi masalah.
"Pak Wapres sampaikan, bagus kalau halal tidak ada problem, tetapi kalau misalnya tidak halal, tidak masalah, karena dalam kondisi darurat," jelas Masduki.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Indonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi COVID-19.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaKombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaTingkat kedermawanan global meningkat sejak pandemi Covid-19.
Baca Selengkapnya