Siswa disabilitas di Karanganyar sulit pahami soal UN

Merdeka.com - Ujian Nasional tingkat Sekolah Dasar (SD) yang berlangsung di Kabupaten Karanganyar, Senin (18/5) ini diwarnai sejumlah hambatan. Puluhan siswa yang memiliki kebutuhan khusus, kesulitan memahami naskah ujian yang dibagikan.

"Ada puluhan siswa dengan kebutuhan khusus (tuna grahita) yang kesulitan memahami soal ujian Bahasa Indonesia pada hari pertama ini. Panitia dan pengawas harus membacakan soal kepada para peserta," ujar Ketua Panitia Ujian Nasional SDLB Karanganyar, Basuki Haryanto.

Meski sudah dibacakan, lanjut Basuki, tak sedikit siswa juga belum bisa memahami. Sehingga harus dibacakan berulang kali, sampai para siswa mampu menjawab setiap soal yang diberikan.

Selain tuna grahita, kata dia, peserta ujian dari kategori tuna netra juga merasakan hal yang sama. Mereka kesulitan membaca soal yang dicetak dengan huruf braile.

"Kami harus membacakan soal ujian, berulang kali hingga para peserta memahami setiap soal yang ada," jelasnya.

"Kalau peserta yang mengalami cacat fisik yang lain, masih bisa mengerjakan soal dengan sebagaimana mestinya. Mereka masih bisa membaca soal dengan baik tanpa perlu bantuan dari pengawas atau panitia ujian. Kalau soal bobotnya sama dengan sekolah-sekolah reguler tingkat SD, hanya kalimat per kalimat setiap soal dibuat agak berbeda," sambungnya.

Meskipun terkendala, dia berharap para peserta yang memiliki kebutuhan khusus itu mampu mengerjakan soal dengan baik. Sehingga mereka bisa lulus dengan nilai yang memuaskan. Selain itu nilai tersebut bisa menjadi bekal untuk melanjutkan ke tingkat sekolah berikutnya.

"Total ada 30 peserta yang terdiri dari 2 peserta tuna netra, 4 tuna rungu wicara, 2 tuna daksa, 8 tuna grahita ringan dan sisanya tuna grahita berat," pungkasnya.