Sikap Tegas Jokowi Dinilai Tepat untuk Melawan Hoaks
Merdeka.com - Gaya komunikasi Presiden Joko Widodo (Jokowi) belakangan ini cenderung lebih tegas dan keras, dinilai merupakan hal wajar, karena selama ini dia selalu dipojokkan oleh lawan politik dengan berbagai konten hoaks.
Direktur Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti menilai, tidak tepat jika Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto–Sandiaga Uno menanggapi model kampanye yang dilakukan oleh Jokowi.
"Tepat atau tidak satu model kampanye tidak tergantung pada penilaian lawan politik. Tapi tergantung pada kebutuhan yang ada sebagai strategi yang akan diterapkan," ujar Ray dalam keterangannya kepada wartawan, Senin (4/2).
Dia menegaskan, bila kubu Prabowo-Sandi menilai model kampanye yang dilakukan oleh petahana tidak tepat, justru hal itu menimbulkan pertanyaan. Apakah itu berarti oposisi agak khawatir model kampanye menyerang Jokowi ini sedikit banyak akan berimplikasi terhadap elektabilitas Prabowo.
"Dengan seolah-olah menyebut Pak Jokowi yang khawatir, tapi sebenarnya yang terjadi justru kekhawatiran mereka. Model kampanye menyerang yang akan dilakukan oleh Pak Jokowi akan dapat mengungkap berbagai kelemahan, yang mungkin selama ini belum terungkap kepada publik," kata dia.
Ray mencontohkan soal isu bantuan tim ahli dari orang asing untuk pemenangan Prabowo. Ini, lanjut Ray, satu isu yang sudah lama beredar, tetapi akan lebih bernilai politik ketika diungkapkan petahana.
"Itu salah satu contoh isu yang boleh jadi akan dapat mengurai berbagai kelemahan dari penantang petahana," tegas Ray.
Terlebih, kata dia, setelah hampir 4 bulan bertahan terus, dan efektif membuat suara tidak merosot, maka selanjutnya dalam rangka menambah daya tarik elektabilitas pola yang dipergunakan adalah kampanye menyerang.
Dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute Karyono Wibowo menilai, perubahan gaya komunikasi Jokowi, yang lebih tegas, ingin menunjukkan bahwa dia pun mampu melakukan perlawanan.
"Di tengah hoaks, sikap lembut, datar, egaliter, tidak tepat lagi, malah bisa terpojok," tegas dia.
Meski begitu, dia menyarankan agar Jokowi untuk juga berhati-hati dan memilah pada isu apa harus dilawan secara langsung atau cukup oleh tim kampanye, hingga para menteri.
"Pak Jokowi harus dilihat dulu, serangan mana yang harus direspons, apa cukup menterinya. Karena kalau semua direspons oleh Jokowi terjebak oleh lawan. Ini juga harus diperhatikan," kata dia.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi Bakal Dapat Peran Penting di Pemerintahan Prabowo, Golkar: Pemikiran Beliau Dibutuhkan Bangsa
Wajar jika Presiden Jokowi akan mendapat peran penting di pemerintahan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaJokowi Sebut Sering Dikritik Tajam: Gambar Wajah Saya Aneh-Aneh di Sampul Media, Cucu Komplain
Jokowi tetap menganggap sebuah kritikan sebagai kebebasan berekspresi.
Baca SelengkapnyaGaya Presiden Jokowi jadi 'Kakek' yang Mengasuh 4 Cucu Main di Mal
Terlihat Presiden Jokowi mengenakan kaos lengan panjang berwarna putih menggandeng Panembahan Al Nahyan Nasution dan La Lembah Manah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ternyata Ini Alasan Jokowi Bagi-Bagi Bansos Beras Jelang Pilpres 2024
Presiden akhirnya buka suara terkait polemik pemberian bansos beras kemasan 10 kg di tahun politik.
Baca SelengkapnyaJokowi Tunjuk 3 Menteri Hadapi Gugatan Pengusaha Soal Kenaikan Pajak 75 Persen di MK
Presiden Jokowi menunjuk 3 menteri hadapi gugatan para pengusaha hiburan terkait kenaikan pajak hiburan di MK.
Baca SelengkapnyaJokowi Diusulkan Pimpin Koalisi Besar, Ini Respons Airlangga dan Zulkifli Hasan
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menanggapi kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) diusulkan memimpin koalisi besar Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaJokowi: Pemilu Harus Menggembirakan, Bukan Meresahkan dan Menakutkan
Jokowi menegaskan persatuan dan keutuhan bangsa Indonesia harus terus dijaga di tengah tahun politik 2024.
Baca SelengkapnyaMenebak Arah Langkah Jokowi Usai Tidak Jabat Presiden
Ternyata, isu Jokowi ingin gabung ke partai politik bukan hanya menuju ke Golkar saja
Baca Selengkapnya