Setelah Amarillys, Taman Bunga Baturraden dirusak penggemar selfie
Merdeka.com - Kerusakan yang terjadi terhadap Taman Bunga Amarillys akibat berfoto selfie tak serta merta membuat kelompok lainnya mengurungkan niat buat bernasis ria di depan bunga indah. Alhasil, bunga-bunga yang seharusnya dapat memperindah taman malah rusak akibat perbuatan pengunjung tak bertanggung jawab.Dikutip dari akun Facebook Nasyit Manaf, Minggu (27/12), aksi selfie kembali memakan korban, yakni Taman Bunga Kebun Raya Baturraden. Mirisnya, taman bunga ini baru saja diresmikan lima hari sebelum Manaf mengunggah statusnya, tepatnya Sabtu (19/12) lalu.
Taman Bunga Baturraden rusak ©2015 Facebook/Nasyit Manaf
Untuk membuktikan kata-katanya, dia juga mengunggah sejumlah foto yang memperlihatkan kelakuan pengunjung yang doyan selfie. Tanpa segan mereka melewati pagar pembatas dan menginjak bunga-bunga malang tersebut."Pasukan Selfie Perusak Datang Lagi. Setelah Taman Bunga Amarillys Yogya, kini Taman Bunga Kebun Raya Baturraden yang baru diresmikan 5 hari sudah rusak diinjak-injak Alayer Selfie Maniac!" tulis Manaf.
Taman Bunga Baturraden rusak ©2015 Facebook/Nasyit Manaf
Aksi selfie yang diunggah Manaf ini mendapat tanggapan beragam dari sejumlah pengguna media sosial lainnya. Hampir seluruh komentar mengungkapkan kemarahannya terhadap para remaja tersebut, tak sedikit yang membela mereka dan menuding minimnya papan larangan.Sebelum berfoto, ada baiknya ikut menjaga lingkungan sekitar. Semoga tidak ada lagi taman yang jadi korban foto-foto ganas lagi.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Setelah direnovasi pada awal 2022, tempat tersebut dilengkapi dengan beragam fasilitas seperti lapangan basket, futsal, permainan anak-anak, serta ayunan.
Baca SelengkapnyaTaman bunga itu juga menjadi lokasi budidaya berbagai jenis bunga untuk selanjutnya dikirim ke penjuru negeri.
Baca SelengkapnyaFasilitas bermain anak tersebut terbuat dari bahan daur ulang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Untuk memudahkan koordniasi, Giyatono membuat paguyuban pembuat keris. Paguyuban itu telah terdaftar sebagai salah satu kluster BRI
Baca SelengkapnyaSeorang pembudidaya belut mampu kembangkan hingga 200 kolam meski sempat diremehkan hingga merugi.
Baca SelengkapnyaWarga Kampung Kedung Halang melaksanakan upacara bendera di tengah Sungai Ciliwung yang mulai mengering akibat kemarau.
Baca SelengkapnyaBerkunjung ke Jalan Braga tak afdol jika tidak menikmati keindahan arsitektur gedung dan menikmati bacang panas.
Baca SelengkapnyaPenyaluran bantuan Cadangan Beras Pemerintah ini dilakukan untuk meringankan beban masyarakat di tengah kenaikan harga beras.
Baca SelengkapnyaHendak Bangun Apartemen, Tukang Bangunan Temukan Tulang Manusia Berusia 9.000 Tahun dan Ribuan Artefak
Baca Selengkapnya