Sembuh dari Corona, Pria di Palangka Raya Bercerita Selama Masa Perawatan
Merdeka.com - Ergon Pranata Pieters (26), pria yang juga calon pendeta di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah dipastikan sembuh setelah sebelumnya menjadi pasien positif corona. Selama masa perawatan, dia menjalani isolasi di RSUD Doris Sylvanus.
"Pagi kemarin saya bangun, sebetulnya belum mendapat informasi dari rumah sakit, tetapi entah di grup WhatsApp ada yang mengabarkan saya sembuh," kata Ergon di Palangka Raya, Kamis (2/4). Dikutip dari Antara.
Awalnya ia kebingungan dan sempat beranggapan bahwa yang sembuh adalah pasien lain yang lebih lama dirawat di sana. Namun ternyata memang dia yang dinyatakan sembuh dan bebas Covid-19.
Sebelum keluar rumah sakit, dia memutuskan bersedia berbagi kisah dan pengalamannya selama menjadi pasien dengan pengawasan (PDP), hingga terkonfirmasi positif.
Ergon menceritakan sekitar 29 Februari 2020, ia baru pulang dari Bogor dan sampai di Palangka Raya pada 1 Maret 2020. Setelah beberapa waktu berlalu, mulai merasa demam, sempat menggigil, sedikit batuk dan vertigo.
Akhirnya ia memeriksakan diri ke salah satu rumah sakit swasta dan kemudian dilakukan observasi, ternyata ia dinyatakan sebagai PDP dan dirujuk ke RSUD Doris Sylvanus.
"Setelah dirujuk dan menjadi PDP di Doris, saya pun tidak tahu kapan akan keluar. Selama masa penantian menunggu hasil positif atau negatif, di situ lah beban paling besar, sehingga terus menangis dan haru," ungkap Ergon.
Masa-masa paling sulit adalah saat menanti hasil pemeriksaan laboratorium, sebab hasil tersebut tidak hanya berkaitan dengan dia, tetapi juga orang lain, bahkan dia sempat merasa sesak karena rasa khawatir yang begitu dalam. Tetapi, perasaan itu terus dilawan dengan semangat dan dukungan dari berbagai pihak, mulai dari para tenaga medis, kerabat dan jemaat gereja.
Akhirnya ia menerima kabar hasil pemeriksaan laboratorium yang menyatakan positif Covid-19, yakni sekitar 26 Maret 2020 lalu.
"Saya sudah siap karena semua hal sudah dilalui. Saya tidak berjuang sendirian, saya berjuang dengan para dokter, perawat dan dukungan banyak pihak lainnya," kata dia.
Orang-orang yang berdasarkan penelusuran riwayat dirinya sempat melakukan kontak pun sangat kooperatif, mereka mematuhi anjuran dari Dinas Kesehatan dengan memeriksakan diri, mengisolasi diri, hingga langkah-langkah pencegahan lainnya.
"Dukungan mereka sangat besar pengaruhnya dan yang terpenting tidak ada yang menjauhi saya," ucapnya.
Lebih lanjut, ia bercerita tentang pengalamannya di rumah sakit, selama di sana apapun yang dibutuhkan selalu dipenuhi oleh para tenaga medis. Penanganan tidak hanya tentang Covid-19, namun juga keluhan lainnya. Bahkan, selama di ruang isolasi, ia diperbolehkan menggunakan telepon seluler, fasilitas memadai, sehingga ia tidak merasa bosan.
Ergon mengaku satu ruang dengan kenalannya yang juga positif Covid-19. Mereka berkomunikasi secara intensif meski melalui saluran telepon.
"Walau berdekatan, kami tidak boleh kontak langsung, tetap menggunakan saluran telepon. Dia kondisinya baik-baik saja dan semoga beberapa hari ke depan juga mendapat konfirmasi negatif atau sembuh," harapnya.
Menurutnya, saat dinyatakan sembuh dan bisa keluar dari rumah sakit, tentu merupakan kabar yang sangat menggembirakan. Hanya saja, bukan berarti ia pergi meninggalkan rumah sakit, melainkan pergi dari salah satu zona nyaman karena selama ini pelayanan sangat baik.
Ia menegaskan kekhawatiran pasti ada dalam dirinya dan orang-orang yang menjadi PDP maupun ODP. Tetapi, yang terpenting adalah mengelola kekhawatiran itu dengan baik dan jangan sampai kalah dengannya.
Sementara itu, Direktur RSUD Doris Sylvanus Yayu Indriaty mengatakan Ergon merupakan pasien kedua yang dinyatakan sembuh untuk kasus positif Covid-19 di Kalteng.
"Statusnya sembuh dan diperbolehkan kembali ke rumah. Namun, pada kondisi saat ini, ia tetap harus berhati-hati, karena ia tidak kebal terhadap Covid-19 dan tetap berpotensi terkena kembali, jika kontak dengan seseorang yang positif Covid-19," katanya.
Sedangkan untuk surat pernyataan sembuh, pihaknya tetap berkoordinasi dengan Balai Besar Penelitian Kesehatan, karena sampelnya kemarin dikirimkan. Sehingga surat resminya nanti berasal dari Kementerian Kesehatan.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pria di Palembang Gantung Diri Karena Ditinggal Anak Istri, Tulis Wasiat Menyentuh Hati
Baca SelengkapnyaTidak ditemukan tanda kekerasan dalam tubuh korban.
Baca SelengkapnyaPria sempat panik saat 'diserang' oleh pasien tetangganya di IGD. Begini momen menegangkannya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kasus penganiayaan berujung kematian ini dipicu karena pelaku sakit hati
Baca SelengkapnyaDidi Hartanto (42) menjadi korban pembunuhan dan jasadnya dikubur di dapur untuk menghilangkan jejak.
Baca SelengkapnyaCerita Prabowo Subianto saat masih menjadi Danjen Kopassus dan memimpin operasi penting di Papua.
Baca SelengkapnyaTiga proyektil peluru ditemukan di tubuh jasad Erni Fatmawati.
Baca SelengkapnyaPria ini memperlihatkan suasana IKN di malam hari yang begitu indah. Banyak pepohonan dan lampu-lampu yang bersinar terang.
Baca SelengkapnyaPenemuan kedua jenazah ini bermula ketika pembantu mengetuk pintu namun tidak ada jawaban dari kedua korban.
Baca Selengkapnya