'Sekelas Kapolri tak boleh ucapkan yang berjasa hanya NU dan Muhammadiyah'
Merdeka.com - Anggota Komisi III dari Fraksi PAN Daeng Muhammad tidak setuju dengan pendapat Kapolri Jenderal Tito Karnavian tentang ormas NU dan Muhammadiyah yang hanya layak didukung lantaran berjasa kepada kemerdekaan Indonesia dan pro-Pancasila. Menurutnya, masih banyak ormas Islam lain yang turut membantu membuat Indonesia merdeka.
"Saya mengkritik pidato Kapolri di depan dua ormas itu NU dan Muhammadiyah, ada Al Irsa, Persis, ada gerakan-gerakan Islam lain juga yang berperan dalam bagaimana memerdekakan republik ini," kata Daeng di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (31/1).
Daeng menilai pidato Kapolri sebagai politik yang memecah belah. Dia meminta Kapolri lebih bijaksana dan arif dalam menyampaikan pendapat, apalagi menyangkut pergerakan ormas-ormas di era kemerdekaan Indonesia.
"Pak Kapolri harus arif dalam berpendapat, berargumen apalagi di hadapan publik, ini seperti politik belah bambu buat saya. Perilaku seperti ini tidak boleh dilakukan oleh orang sekelas Kapolri, mengucapkan kata-kata bahwa, yang berjasa adalah dua ormas NU dan Muhammadiyah," tegasnya
Kapolri juga diminta belajar sejarah soal pergerakan ormas-ormas di masa kemerdekaan. "Kapolri harus belajar dari sejarah bukan hanya dua ormas itu, ada ormas yang lain, janganlah ormas umat Islam dipecah-pecah oleh pola seperti ini," tandasnya.
Sebelumnya, Wakil Sekjen (Majelis Ulama Indonesia) MUI KH Tengku Zulkarnain membuat surat terbuka untuk Kapolri melalui akun Facebooknya terkait pidato tersebut. Zulkarnain menulis surat terbuka tersebut atas nama warga negara Indonesia tertanggal 29 Januari 2018.
Dalam surat terbuka yang dia tulis di Facebook untuk Kapolri bahwa dirinya kecewa terhadap pernyataan Tito yang tidak menganggap perjuangan umat Islam di luar ormas NU dan Muhammadiyah. Apalagi ada ucapan miring dari Tito terhadap ormas Islam di luar NU dan Muhammadiyah.
Polri melalui Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Setyo Wasisto mengatakan, video itu merupakan pidato sambutan Kapolri Jenderal Tito Karnavian saat memberikan sambutan saat penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan NU di Kantor PBNU, pada 2016 lalu. Menurut dia, untuk menjelaskan soal pidato itu Kapolri bakal melakukan silaturahmi dengan sejumlah pimpinan ormas Islam.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Melalui akun media sosialnya, Kapolri menyebut NU menjadi salah satu pilar bangsa dalam mengisi kemerdekaan
Baca SelengkapnyaPemilu bukan hanya olah politik, melainkan sebagai olah budaya dalam meningkatkan mutu di masyarakat.
Baca SelengkapnyaRasa fanatik itu harus dicegah dengan edukasi, agar mencegah terjadinya konflik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pernyataan Kapolri soal estafet kepemimpinan tak perlu ditafsirkan lebih jauh
Baca SelengkapnyaMeski demikian, ia tetap menghargai pilihan politik mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).
Baca SelengkapnyaKapolri Klaim Perayaan Tahun Baru di Indonesia Berjalan Aman dan Lancar
Baca SelengkapnyaMunir berharap agar masyarakat tetap damai dan rukun meskipun memiliki perbedaan pilihan politik.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP mengingatkan Kapolri banyak suara dari rakyat yang juga berharap agar Polri tetap netral di Pemilu 2024 ini.
Baca SelengkapnyaKehadiran Kortas Tipidkor diharapkan bisa menjadi solusi dan jawaban atas kegelisan masyarakat terhadap kejahatan korupsi.
Baca Selengkapnya