Ratusan Warga Boyolali Terdampak Erupsi Merapi Mulai Kembali ke Rumah
Merdeka.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali, menyebutkan, 290 warga di Kawasan Rawab Bencana (KRB) III Merapi yang mengungsi di tempat penampungan pengungsian sementara (TPPS) desa setempat, sudah kembali ke rumah masing-masing.
"Pengungsi di Desa Tlogolele Kecamatan Selo sudah pulang ke rumah masing-masing, pada Minggu (31/1)," kata Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Boyolali, Bambang Sinungharjo, di Boyolali dilansir Antara, Senin (1/2).
Menurut Bambang Sinungharjo, sebelumnya Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta pada rapat yang dihadiri Camat, Kepada Desa, Tim Siaga Desa (TSD), Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB), Senin (24/1), menjelaskan bahwa wilayah Boyolali masih aman dari bencana erupsi Gunung Merapi.
BPPTKG, menyebutkan bagian sisi timur Gunung Merapi termasuk wilayah Boyolali masih aman.
Dari pertimbangan tersebut, kata Bambang Sinungharjo, pengungsi dipersilakan pulang ke rumah masing-masing, namun lokasi pengungsian tetap disiapkan.
"Erupsi Merapi ancamannya mengarah ke barat daya atau arahnya ke Kali Lamat, Kali Putih, dan Kali Krasak. Daya luncurnya maksimal dua hingga tiga kilometer dari puncak," katanya.
Dia mengatakan untuk wilayah Boyolali meski peristiwa bencana erupsi Merapi pada Rabu (27/1), yang besar terjadi sebanyak empat kali dan dampaknya di wilayah Kecamatan Tamansari, Musuk, dan Cepogo terjadi hujan abu cukup tebal.
PBBD Kabupaten Boyolali juga sudah mengupayakan melakukan droping bantuan masker untuk masyarakat terdampak sebanyak 20.000 masker. Sedangkan, untuk Desa Wonodoyo dan Jombong Kecamatan Cepogo, yang abunya cukup tebal di jalan dibantu dengan penyemprotan air sebanyak 5 tangki.
Bahkan, ternak warga dampak hujan abu juga diberikan bantuan makanan ternak dari Dinas Pertanian sebanyak empat truk. Rumput untuk ternak semua terkena abu vulkanik dari Merapi.
Dia mengatakan khusus pengungsi di desa KRB III Merapi, memang keputusan diserahkan otonomi dari desa untuk disepakati jika ingin pulang ke rumah masing-masing. Namun, prinsip Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali tidak mengembalikan warga pengungsian ke rumah masing-masing.
Meskipun, warga pengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing, tetapi untuk Posko siaga bencana baik induk hingga di lapangan atau di Desa Tlogolele, Klakah dan Jrakah tetap berdiri dan berjalan. Dia meminta masyarakat tetap mewaspadai perkembangan Merapi.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gunung Merapi mengalami erupsi. Hujan abu melanda Boyolali dan Klaten
Baca SelengkapnyaDi luar ancaman yang begitu nyata dari letusan Gunung Merapi, kampung ini memiliki keindahan alam yang memukau.
Baca SelengkapnyaGunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Warga dibuat ketakutan dengan dentuman dan suara gemuruh. Apalagi sampai menimbulkan geteran seperti gempa bumi.
Baca SelengkapnyaInformasi terbaru dari tim Badan Geologi melaporkan aktivitas Gunung Ruang masih tinggi sebagaimana hasil dari pengamatan yang dilakukan pada Jumat (3/5) malam.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru memuntahkan letusan disertai Awan Panas Guguran (APG) pada Senin (25/12) sekitar pukul 05.12 WIB.
Baca SelengkapnyaBNPB bisa masuk wilayah dan mengerahkan segala sumber daya pusat ke daerah ketika daerah sudah menetapkan status tanggap darurat.
Baca SelengkapnyaErupsi pertama terjadi pada pukul 00.05 WIB dengan tinggi kolom abu tidak teramati.
Baca Selengkapnya327 warga telah dievakuasi pada gelombang ketiga Tim KRI Kakap-811 atau dari TNI Angkatan Laut. Dari jumlah itu, terdapat 192 wanita dan 135 pria.f
Baca Selengkapnya