PVMBG mencatat ada 1.051 gempa di Gunung Agung
Merdeka.com - Status Gunung Agung dengan ketinggian 3.142 mdpl di Kabupaten Karangasem, Bali masih bertahan di level IV selama tiga pekan. Pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat selama 24 jam kemarin ada empat kali Gunung Agung dihantam tremor non-harmonic, gempa vulkanik dangkal sebanyak 266, vulkanik dalam 679, tektonik lokal 102 dan tektonik jauh 4 kali. Secara keseluruhan ada 1.051 gempa dan empat kali tremor non-harmonic.
"Kapan dia (Gunung Agung) stabil, itu tidak ada yang tahu kapannya. Termasuk juga kapan akan meletusnya," terang Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur PVMBG Devy Kamil Syahbana kepada wartawan di pos pengamatan gunung api agung di Desa Rendang, Karangasem, Kamis (19/10).
Devy Kamil menyebut sifat gunung api tidak jauh beda dengan sifat manusia. Di mana bisa berubah-ubah dan sifatnya selalu berbeda.
"kebiasaan gunung itu kayak kebiasaan orang. Punya kebiasaan masing-masing. Biasanya di gunung lain dengan intensitas gempa di atas seribu dia sudah meletus. Ternyata kan dia (Gunung Agung) tidak sama dengan gunung lain yang biasanya itu," tuturnya.
Devy menuturkan, kemarin meski dihantam ribuan gempa, nyatanya Gunung Agung masih berdiri kokoh. "Kemarin dibombardir gempa sampai di atas seribuan tetap saja dia tidak meletus. Artinya apa, ada kompleksitas setiap gunung itu. Ada unicness," tuturnya.
Devy mengakui untuk Gunung Agung kali ini merupakan kali pertama pengamatan terlengkap sejak meletus 54 tahun silam.
"Untuk Gunung Agung ini adalah pengalaman instrumental pertama. Sebelum letusan tahun 1963 belum pernah ada pengukuran. Sekarang kita sudah dilengkapi sejumlah peralatan. Ini waktu pertama bagi kita untuk menjadi saksi instrumental aktivitas Gunung Agung," ungkapnya.
Ia berharap nantinya hasil pengamatan PVMBG dapat dijadikan rujukan untuk mempelajari pola Gunung Agung.
"Pastinya kita banyak belajar sesuatu dari sini dan ini bisa menjadi banch mark atau rujukan mitigasi ke depan," tutupnya.
Sementara itu, banyak warga yang meyakini kalau gunung yang disucikan di Pulau Dewata itu akan tetap meletus. Soal kapan, diyakini setelah seluruh rangkaian upacara keagamaan di Bali telah selesai yaitu saat Bulan Purnama di Bulan November nanti.
"Gunung bisa dipastikan akan meletus di tahun ini," kata Jero Mangku Pura Penataran Cemara Tebel, Jero Mangku Merta Jati.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data PVMBG menyebutkan selama kurun waktu 24 jam terakhir sudah terjadi lima kali erupsi.
Baca SelengkapnyaGunung Marapi mengalami perubah status dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga).
Baca SelengkapnyaPusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengungkapkan kondisi Gunung Semeru saat ini sedang tidak baik-baik saja.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 31 mm dan durasi sementara kurang lebih 39 detik
Baca SelengkapnyaGunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
Baca SelengkapnyaGunung Marapi meletus pukul 06.03 WIB namun tinggi kolom abu tidak teramati.
Baca SelengkapnyaPVMBG merekomendasikan masyarakat dan pengunjung atau wisatawan untuk menjauh radius lima kilometer dari pusat kawah Gunung Awu.
Baca SelengkapnyaGunung Dukono mengalami 45 kali gempa letusan dengan amplitudo 4 hingga 34 milimeter.
Baca SelengkapnyaBMKG saat ini terus mengkaji beberapa potensi sesar aktif yang ada di Sumedang.
Baca Selengkapnya