Punggung balita Nuriz melepuh, kalau tidur beralas pelepah pisang
Merdeka.com - Miris melihat kondisi bocah laki-laki berumur 2 tahun yang baru tiba di IGD RS Bali Royal Hospital (Bros), Denpasar, Rabu (13/4). Putra pasangan pasutri asal Ende NTT ini mengalami luka melepuh di punggung hingga ke paha, akibat terisiram air panas.
Ironisnya, itu dirasakan sejak setahun lamanya saat Nuriz Fakhira berumur satu tahun. Lantaran orang tua terhimpit kebutuhan ekonomi, dia awalnya hanya dirawat dengan obat-obatan tradisional. Bahkan karena panas yang diderita, selama setahun diceritakan kalau tidur beralaskan daun pisang.
"Ia tidak bisa tidur di atas kain sprai karena bisa lengket kalau terkena luka bakarnya," kata ayahnya.
Derita yang dialami oleh anak ketiga dari pasangan suami dan istri Azman Hasan dan Hamsiah Oba ini dimulai saat mempersiapkan hari raya Idul Fitri tahun 2015.
Ketika itu, Nuriz Fakhira yang baru menginjak usia setahun bermain di dekat ibunya yang sedang memasak ketupat. Sialnya, kerana kaget mendengar letupan petasan, bocah ini pun terjatuh di wadah yang berisikan air panas bekas ketupat yang direbus ibunya.
"Ia jatuh di dandang tempat ibunya memasak ketupat. Akibatnya, ia mengalami luka bakar pada bagian pungung hingga pahanya." Kata Azman Hasan di RS Bros.
Hasan yang hanya berprofesi sebagai nelayan tradisional ini mengaku jika anaknya pernah dirawat di RSUD Ende. Namun karena peralatan di rumah sakit tersebut tebatas, luka bakar anaknya tidak kunjung sembuh. Akhirnya membawa putranya dibawa pulang ke rumah.
Dia mengaku selama di rumah sakit tersebut, sebagian pengobatannya ditanggung oleh Jamkesda. Meski demikian, dia tetap tidak mampu untuk membiayai pengobatan di luar tanggungan Jamskeda yang biaya lebih tinggi.
"Setelah keluar dari rumah sakit, kami merawatnya dengan obat-obatan tradisional seperti serbuk kopi, setiap pagi ia direndam di air laut," ujarnya.
Sementara itu, ketua Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Bambang Widjanarko, yang mengantar pasien ini mengatakan pihaknya akan berusaha untuk mengurus semua pembiayaan pengobatan bocah malang ini.
"Untuk perawatannya, ia mengunakan jalur umum agar cepat ditanganin oleh tim medis, sehingga luka bakar yang dialaminya cepat pulih," kata Bambang, sembari mengharapkan ada pihak yang bersedia membantu meringankan beban yang dialami oleh keluarga ini.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketika kebakaran kedua balita malang tersebut sedang tertidur dengan kondisi rumah dikunci dari luar
Baca SelengkapnyaPeristiwa memilukan itu terjadi minggu petang sekitar pukul 18.30 WIB.
Baca SelengkapnyaSaat pertama kali berkenalan, keduanya sama-sama memiliki latar belakang ekonomi yang sulit.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kakek di Gorontalo hanya santap parutan kelapa untuk mengganjal perut lapar hingga disorot warganet.
Baca SelengkapnyaKampung ini dulunya sangat susah dijangkau padahal punya pemandangan eksotis yang menyihir mata.
Baca SelengkapnyaSimak potret rumah masa kecil Fikoh LIDa sebelum terbakar!
Baca Selengkapnya"Kondisi luka bakar jenazah 90-100 persen, dalam kondisi hangus,” kata Kabid Dokkes Polda Jawa Barat Kombes Nariyan
Baca SelengkapnyaAtta merasa sangat beruntung karena dikelilingi oleh orang-orang terdekatnya yang selalu mendampinginya dalam suka maupun duka.
Baca Selengkapnyabalita itu meninggal karena mengalami gegar otak berat pascapenganiayaan.
Baca Selengkapnya