Puluhan Gajah Liar Masuk ke Perkebunan di OKI, Warga Diimbau Tanam Cabai atau Lemon
Merdeka.com - Puluhan ekor gajah liar nampak masuk dalam perkebunan warga di Desa Air Sugihan, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan. Sejauh ini kelompok satwa dilindungi itu tidak terlibat konflik dengan manusia.
Video penampakan gajah-gajah liar itu menjadi viral di media sosial setelah diunggah sejumlah akun Instagram, salah satunya @studio42uhf, Rabu (1/3). Puluhan ekor hewan dilindungi itu berjalan beriringan, sementara warga menyaksikan dan mengabadikan kejadian itu.
Peristiwa tersebut dibenarkan Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel Ujang Wisnu Barata. Menurut dia, petugas BKSDA bersama korporasi dan masyarakat telah berada di lokasi, bahkan memantau pergerakan gajah-gajah itu sejak 11 Februari 2023. Tim berupaya menghalau agar tidak masuk ke permukiman demi keselamatan warga dan satwa.
"Benar, tapi memang homerange-nya, lintasannya. Insyaallah tidak sampai ke permukiman," ungkap Ujang.
Dari informasi yang diterimanya, gajah yang melintas seperti dalam video berjumlah 30 ekor dari 70 individu yang ada di kawasan itu. Sementara kelompok sisanya terpantau masih berada di dalam kawasan hutan dan tak pernah keluar.
Menurut dia, selama gajah keluar masuk kawasan hutan, tidak pernah sampai ke pemukiman. Satwa itu lebih banyak menuju wilayah tanaman kehidupan masyarakat pada areal produksi dan sesekali keluar ke areal penggunaan lain (APL).
"Tidak pernah masuk ke permukiman, selalu dalam lintasannya," ujarnya.
Dikatakan, penampakan gajah keluar hutan di kawasan Air Sugihan sudah kerap terjadi sejak 2019. Hal ini dipicu banyaknya tanaman yang disukai gajah di kantong habitat, seperti jagung, padi, dan sawit.
Menurut Ujang, perlu ada solusi permanen dalam rangka berbagi ruang lingkup satwa liar. Pemangku kawasan dalam hal ini Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) di bawah Dinas Kehutanan Sumsel, konsesi perusahaan (beberapa hutan tanaman industri/HTI), masyarakat, dan BKSDA memperbaiki tata kelola tapak yang ada di wilayah kantong habitat gajah tersebut.
Komoditas atau tanaman yang ditanam di kantong habitat gajah juga mesti diubah dengan tujuan penghalang masuknya gajah. Jenis tanaman yang ditanam sebaiknya yang tidak disukai gajah, seperti serai, cabai, lemon, dan lainnya.
"Areal habitat gajah tidak berkurang, tapi karena banyaknya tanaman yang disukai, gajah itu keluar kawasan. Mestinya harus ada kombinasi komoditi sebagai barier, bernilai ekonomi bagi masyarakat tapi tidak disukai gajah," terangnya.
Dia berharap, keberadaan gajah liar di kawasan itu tidak dianggap musuh dan harus dimusnahkan. Masyarakat bisa hidup harmoni dengan satwa itu dan justru menjadi peluang wisata jika bisa menata kembali tapak kantong gajah.
"Tugas kita bersama untuk mencapai itu karena masih terdapat mindset gajah adalah satwa liar sebagai musuh dan hama," pungkasnya.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Salah satu masyarakat asli Sumatra Timur yang kesehariannya hidup di perairan ini berperan dalam melestarikan kehidupan bahari.
Baca SelengkapnyaMereka terdampar di pulau yang sangat terpencil di Samudra Pasifik.
Baca SelengkapnyaKudapan dari Pariaman ini terbuat dari kacang tanah yang dicampur dengan gula aren dan kerap dijadikan oleh-oleh.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ganjar meminta agar masyarakat memilih dengan hari nurani tanpa ada paksaan.
Baca Selengkapnya"Korban ditemukan tewas dengan banyak luka. Diduga akibat pembunuhan," ungkap Kasi Humas Polres OKU Iptu Ibnu Holdon
Baca SelengkapnyaSeorang warga bernama Rusli (62) meninggal dalam upaya penangkapan kera liar di Desa Wanakerta, Kecamatan Cibatu, Garut, Jawa Barat, Kamis (21/3) pagi.
Baca SelengkapnyaAda satu aturan atau sumpah yang harus dipatuhi oleh masyarakat yaitu kepandaian bertenun hanya boleh diwariskan kepada anak cucu.
Baca SelengkapnyaPulau dongeng di Depok bikin liburan keluarga akhir tahun makin seru dan ceria
Baca SelengkapnyaMasuknya dua ekor gajah jantan itu telah dipantau petugas BKSDA. Saat ini kawanan gajah liar masuk permukiman di SP 6.
Baca Selengkapnya