Protes Pungutan Diksar Rp300 Ribu, Mahasiswa UIN Palembang Disiksa Senior
Merdeka.com - Seorang mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang inisial ALP menjadi korban penyiksaan oleh seniornya saat mengikuti pelatihan atau pendidikan dasar (diksar). Korban mendapat perawatan di rumah sakit akibat kejadian tersebut.
Peristiwa itu bermula saat korban mengkritik panitia yang meminta uang Rp300 ribu untuk mengikuti diksar Unit Kegiatan Mahasiswa Khusus Penelitian dan Pengembangan. Seyogyanya, acara itu digelar di Bangka, namun tanpa alasan digelar di Bumi Perkemahan Gandus Palembang selama empat hari, yakni 29 September 2022 sampai dengan 2 Oktober 2022.
Mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora angkatan 2021 itu pun mempertanyakan pungutan pendaftaran sebesar Rp300 ribu yang diminta panitia. Meski sudah membayar, peserta harus membawa makanan atau bekal sendiri.
"Uang pendaftaran itu dijanjikan acaranya di Bangka, tapi masih di Palembang. ALP mempertanyakan itu, apalagi masih disuruh bawa makanan sendiri," ungkap rekan korban, MRK, Senin (3/10).
Tidak terima diprotes, beberapa panitia menghampiri korban dan memeriksa ponselnya. Kemudian, korban disiksa dengan cara disundut rokok, ditelanjangi dan diancam tidak boleh melapor ke polisi.
Sehari kemudian, MRK menghubungi orang tuanya untuk menjemput korban. Saat bersamaan, polisi datang ke lokasi mendampingi keluarga. Alhasil, korban dibawa ke rumah sakit untuk perawatan karena tidak hanya luka fisik, tetapi mengalami trauma berat.
"Waktu dijemput, dia tak bisa jalan, pincang, wajahnya pada bengkak, dan ada bekas sundutan rokok," kata dia.
Kapolsek Gandus Palembang AKP Wanda Dhira Bernard membenarkan terjadinya peristiwa itu. Hanya saja, kedua belah pihak sepakat berdamai yang didampingi keluarga masing-masing.
"Atas kemauan mereka sudah damai, dibikin surat perjanjian hitam di atas putih," ujarnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Laporan korban dugaan pemerkosaan bernama RZ telah diterima LPSK.
Baca SelengkapnyaKorban yang sedang berangkat kuliah dengan jalan kaki tiba-tiba diadang oleh pelaku.
Baca SelengkapnyaKetika bertemu pertama kalinya, pelaku dan korban langsung memutuskan untuk berpacaran sekitar dua minggu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Wira mengatakan pihaknya belum bisa banyak memberikan keterangan lebih lanjut terkait dengan kasus pemerkosaan tersebut.
Baca SelengkapnyaKisah seorang ojol perempuan yang tiba-tiba rindu kuliah saat ngetem di kampusnya mendapat banyak sorotan warganet.
Baca SelengkapnyaAksi penganiayaan itu dipicu lantaran para pelaku mengungkit permasalahan korban.
Baca SelengkapnyaAksi pelaku itu diduga disebabkan emosi dan tidak terima ditegur pengurus pesantren karena merokok saat jam puasa.
Baca SelengkapnyaIbunda Awan mengenang anaknya yang tewas di tangan ayahnya itu orang yang rajin membantu lingkungan.
Baca SelengkapnyaKorban pelecehan seksual yang diduga dilakukan rektor Universitas Pancasila ternyata bukan cuma satu.
Baca Selengkapnya