Pollycarpus Meninggal karena Covid-19, Suciwati Minta Kasus Munir Tidak Berhenti
Merdeka.com - Istri dari aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Munir Said Thalib,Suciwati menyatakan, turut berdukacita atas meninggalnya Pollycarpus, mantan terpidana pembunuhan Munir. Dia menilai meskipun Pollycarpus telah meninggal dunia, namun penyelidikan kasus pembunuhan Munir tidak boleh berhenti dilakukan aparat penegak hukum.
"Penyelidikan kasus Munir perlu terus dilakukan mengingat dari berbagai bukti di persidangan dan beragam bukti lainnya pengungkapan kasus Munir tetap dapat dilakukan, walaupun Pollycarpus telah meninggal," katanya saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu (17/10).
Dia mengungkapkan, kejahatan terhadap Munir bukanlah kejahatan yang biasa tetapi merupakan bentuk persekutuan jahat yang melibatkan sejumlah pihak.
Suciwati juga menyebut penyelesaian kasus Munir hanyalah janji pemerintah saja. Sebab hingga saat ini, lanjut dia kasus tersebut belum diselesaikan dengan tuntas.
"Kami memandang persoalan pengungkapan kasus pembunuhan Munir hambatannya bukan karena tidak adanya bukti atau karena meninggalnya Pollycarpus. Tetapi lebih dikarenakan tidak adanya kemauan politik pemerintah untuk mengungkap kasus pembunuhan Munir ini hingga tuntas," jelasnya.
Sebelumnya, Mantan terpidana kasus pembunuhan aktivis HAM Munir Said Thalib, Pollycarpus Budihari Prijanto, meninggal dunia pada Sabtu (17/10). Pollycarpus meninggal diduga karena terpapar Covid-19.
Menurut keterangan istri almarhum, jenazah Pollycarpus akan dimakamkan sesuai protokol kesehatan pasien meninggal Covid-19, Minggu, 18 Oktober 2020.
"Iya, pemakaman besok jam 7 pagi,"ungkap Hera, istri almarhum Pollycarpus, Sabtu (17/10).
Pemakaman Pollycarpus akan dilakukan sesuai protokol kesehatan Covid-19. Oleh karena itu, tidak akan dibawa pulang ke rumah untuk disemayamkan, melainkan langsung dibawa pihak rumah sakit menuju pemakaman yang sudah ditunjuk pemerintah.
"Tapi seluruh keluarga standby di RSPP, untuk pemakaman besok pagi," jelas Hera.
Reporter: Ika DefiantiSumber: Liputan6.com
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mitos kejatuhan cicak di kepala memang cukup terkenal. Beberapa budaya mengaitkan peristiwa yang mengagetkan itu dengan sebuah pertanda akan terjadinya sesuatu.
Baca SelengkapnyaPamali sudah dipegang sebagai kebiasaan dari nenek moyang, terutama di masyarakat Sunda, dalam menerapkan batasan di kehidupan.
Baca SelengkapnyaKorban HR merupakan pedagang ponsel keliling. Dia tinggal bersama tiga korban lain, yakni ibunya dan dua anaknya sejak bercerai dengan istrinya dua tahun lalu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mitos menabrak kucing merupakan suatu kepercayaan atau kebiasaan yang umumnya dianggap sebagai suatu bentuk takhayul atau mitos di beberapa budaya.
Baca SelengkapnyaBeberapa percaya bahwa memotong kuku di malam hari dapat mendatangkan kesialan, sementara yang lain menganggapnya dapat memperpendek umur.
Baca SelengkapnyaKucing sudah menjadi hewan peliharaan sejak lama. Namun, keberadaan kucing ini juga memunculkan mitos-mitos di tengah masyarakat.
Baca SelengkapnyaDua jenderal TNI dan Polri berdarah Batak satu marga saling bertemu. Ada apa?
Baca SelengkapnyaSuhartoyo meminta semua pihak untuk hadir dan mendengrkan kesaksian dari empat menteri terkait.
Baca Selengkapnya4 Sekeluarga Tewas di Musi Banyuasin Diduga Korban Perampokan, Polisi Temukan Petunjuk
Baca Selengkapnya