Polisi Temukan Dugaan Penipuan dari Kasus Pelecehan Perempuan saat Rapid Test Bandara
Merdeka.com - Polisi masih mendalami dugaan pelecehan seksual yang dialami seorang perempuan pada saat rapid test di Terminal 3, Bandara Internasional Soekarno Hatta. Ada indikasi penipuan yang diduga dilakukan dokter yang saat itu mendampingi korban.
Petugas kesehatan itu diduga mengubah hasil rapid test asalkan korban bersedia merogoh kocek senilai Rp 1,4 juta. Saat itu, korban tak menolak.
"Ini dugaannya penipuan. Oknum dokter menipu korban dari hasil reaktif menjadi non reaktif. Jadi dia (oknum dokter) yang mengubahnya dengan syarat membayar Rp 1,4 juta. Korban pun menuruti, lalu mentransfer uang yang diminta melalui e-banking," papar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus di Polda Metro Jaya, Selasa (22/9).
Dugaan itu muncul usai penyidik dari Polresta Bandara Soekarno Hatta melakukan pemeriksaan terhadap korban. Saat itu, korban menunjukkan bukti transfernya.
"Cerita si korban ya dia mengaku dengan memperlihatkan bukti-bukti," ujar dia.
Penyidik masih mengumpulkan bukti-bukti terkait dugaan pelecehan. Pelbagai upaya dilakukan diantaranya memeriksa kamera pengawas di lokasi kejadian.
"(Pelecehan seksual) masih kami dalami dari CCTV yang ada. Kita cross check dari alat bukti yang ada, keterangan saksi-saksi dan keterangan korban sendiri," ucap dia.
Kumpulkan Bukti
Kabid Humas Polda Bali, Kombes Syamsi menyampaikan, pihak kepolisian Bandara Soekarno-Hatta sudah mengambil keterangan seorang perempuan yang diduga menjadi korban pelecehan seksual saat menjalani rapid test di Bandara Soekarno-Hatta.
"Sudah, selesai diambil keterangannya dan penyidik dari Polresta Bandara Soetta sudah ke Bali. (Diambil keterangannya) kemarin," kata Kombes Syamsi, saat dihubungi Selasa (22/9).
"Kita memfasilitasi mereka saja dalam rangka pengambilan keterangan. Jadi masalah apa itu, wewenang penyidik Polres Bandara. Kita tidak tahu mereka yang tahu. Kita tidak tahu, Polres yang melakukan pemeriksaan, kita hanya memfasilitasi," ujar Kombes Syamsi.
Dalam pemeriksaan terhadap korban, Polresta Bandara Soekarno Hatta menggandeng Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Provinsi Bali.
Yusri menerangkan, pihaknya saat ini sedang mengumpulkan bukti-bukti yang berhubungan dengan perkara tersebut. Salah satunya adalah hasil pemeriksaan psikologi korban oleh P2TP2A Provinisi Bali.
"Pemeriksaan yang dilakukan P2TP2A Gianyar Bali adalah untuk kelengkapan alat bukti kita," ujar dia.
Yusri mengatakan, Satreskrim Polresta Bandara Soekarno Hatta juga telah meminta keterangan dari pihak korban dan dari PT Kimia Farma selaku penanggung jawab kegiatan rapid tes di di Bandara Internasional Soekarno Hatta terminal 3. Selain itu, berkoodinasi dengan AOCC bandara Soekarno-Hatta untuk meminta kamera pengawas di sekitar lokasi kejadian.
"Rencana akan kita lakukan gelar perkara, mudah-mudahan secepatnya bisa kita tingkatkan dari penyelidikan ke penyidikan," ucap dia.
Awal Mula Kasus Dugaan Pelecehan
Seperti diketahui dugaan pelecehan seksual yang dilakukan saat rapid test di Terminal 3, Bandara International Soekarno Hatta (Soetta), viral di media sosial Twitter.
Akun @listongs menceritakan kronologi dugaan pelecehan yang dilakukan oleh seorang pria yang dia panggil dokter pada Jumat (18/9) pagi atau sekitar pukul 04.00 WIB.
Pria yang melakukan rapid test sempat mengatakan bahwa hasilnya perempuan muda yang akan terbang ke Nias pukul 06.00 pagi itu reaktif. Lalu diceritakan, hasil tersebut bisa diubah ke non-reaktif asalkan ada sejumlah uang yang dibayarkan.
Akun tersebut pun memberikan bukti transfer sebesar Rp1,4 juta kepada seorang pria yang dia panggil dokter tersebut, untuk membayar rapid test dengan hasil yang nonreaktif.
Lalu, @listongs juga menceritakan bila dirinya mendapatkan pelecehan seksual arah departure area Terminal 3. Pelecehan tersebut diceritakannya membuatnya syok dan menangis histeris.
Reporter: Ady Anugrahadi dan Moh. Kadafi
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korban dianiaya dengan cara disiram diduga dengan air keras lalu dibacok dengan celurit.
Baca SelengkapnyaKapolri soal Korban Kecelakaan KM 58: 7 laki, 5 Wanita, Keluarga di Bogor dan Ciamis
Baca SelengkapnyaKorban mengalami kecelakaan setelah menghindari pengendara lainnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Aksi penganiayaan itu dipicu lantaran para pelaku mengungkit permasalahan korban.
Baca SelengkapnyaPolisi menjelaskan skenario evakuasi korban tewas yang terjepit kereta api Turangga usai tabrakan dengan kereta api lokal Bandung.
Baca SelengkapnyaKorban terluka akibat terkena sabetan senjata tajam yang diayunkan oleh pelaku
Baca SelengkapnyaSaat ditemui Kombes asli, sosoknya berbalik tertunduk lesu. Pelaku diketahui mengincar wanita demi mendapatkan uang.
Baca SelengkapnyaMotif pelaku menghabisi keponakannya karena tergiur mencuri perhiasan emas yang dikenakan korban.
Baca SelengkapnyaAtas peristiwa tersebut kerugian yang dialami korban ditaksir mencapai Rp501.900.000.
Baca Selengkapnya