Merdeka.com - Polisi membeberkan hasil penyelidikan sementara terkait tewasnya satu keluarga di dalam rumah di Perumahan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Endra Zulpan menerangkan, penyidik masih menggali penyebab kematian satu keluarga.
Sejauh ini, diketahui para korban tidak meninggal karena keracunan atau tindakan kekerasan.
"Penyebab kematian empat orang ini dalam satu keluarga itu tidak ditemukan meninggal karena keracunan kemudian mereka meninggal bukan diakibatkan adanya tindakan kekerasan," kata Zulpan dalam keterangannya, Selasa (29/11).
Lebih lanjut, Zulpan menerangkan, kematian korban juga bukan diakibatkan karena kelaparan. Artinya, bukan karena tidak memiliki kemampuan untuk membeli makanan.
"Hasil pemeriksaan mengarah kepada mereka meninggal bukan karena kelaparan," ujar dia.
Terkait temuan itu, Zulpan belum berkenan menjelaskan secara gamblang. Menurutnya, penyidik Polda Metro Jaya bersama para ahli di bidang masing-masing seperti kedokteran forensik dan psikologi forensik dan laboratorium forensik bakal menyampaikan ke publik dalam waktu dekat.
"Itu nanti para ahli yang sampaikan detil," ujar dia.
Diketahui, Setelah dua pekan lamanya, terkini polisi telah mendapatkan bukti baru. Adanya feses atau sisa kotoran yang masih tersimpan dalam tubuh, ditemukan dari jasad keluarga.
Lantas titik terang apa yang akan terungkap dalam penemuan ini?
Dokter Forensik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Ade Firmansyah Sugiharto menjelaskan secara medis atas hubungan ditemukannya feses dengan fakta lain tidak adanya makanan dalam lambung.
"Tidak adanya makanan di lambung menunjukkan bahwa orang tersebut terakhir makan setidaknya 4 jam yang lalu. Bila ditemukan sisa makanan (feses) di usus besar, menunjukkan orang tersebut telah makan dalam kurun waktu 24 jam sebelumnya," kata Ade saat dihubungi merdeka.com, Minggu (27/11).
Sebelumnya, awal kasus ini mencuat dugaan keluarga tersebut meninggal karena kelaparan. Sebab, tak ditemukan makanan dalam lambung. Dari temuan baru tersebut, dugaan tersebut terbantahkan.
Menurut ilmu forensik, ada kemungkinan asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh keluarga itu sebelum tewas.
Apabila mengacu pada siklus metabolisme pencernaan manusia. Biasanya feses akan dikeluarkan dalam bentuk kotoran pada kurun waktu 24-72 jam sejak menerima asupan.
"Feses itu harus dikeluarkan pada orang hidup. Biasanya setiap orang buang air besar dalam kurun waktu 24-72 jam.
Sedangkan apabila orang tersebut meninggal maka feses akan tersimpan dalam tubuh tidak terurai. Bila terus tersimpan feses akan semakin mengeras dalam usus besar.
"Kalau orang tersebut sudah meninggal maka dia tidak bisa dikeluarkan. Tidak terurai. Tapi makin lama akan mengeras," jelasnya.
[ray]Baca juga:
Temuan Baru Kematian Keluarga di Kalideres: Salah Satu Korban Ikuti Ritual Tertentu
Temuan Dokter Forensik Gugurkan Dugaan Keluarga di Kalideres Tewas Kelaparan
Mayat Sekeluarga di Kalideres: Dian Tewas Sambil Peluk Guling di Samping Mumi Ibunya
Fakta Baru Kasus Kematian Keluarga di Kalideres, Anak Meninggal Terakhir
Menebak Penyebab Kematian Mayat Sekeluarga di Kalideres
Advertisement
Golkar dan PKS Sepakat Dorong MK Tolak Gugatan Sistem Pemilu Proporsional Terbuka
Sekitar 32 Menit yang laluRencana Menduetkan Anies dan Ganjar yang Bertepuk Sebelah Tangan
Sekitar 1 Jam yang laluKPK Siap Bongkar Praktik Suap Hakim Agung Sudrajad Dimyati di Pengadilan
Sekitar 1 Jam yang laluGanjarist Bersyukur Relawan Ganjar Pranowo Bubar: Sering Adu Domba Ganjar dengan PDIP
Sekitar 2 Jam yang laluTernak Babi Mati Mendadak di NTT Capai 349 Ekor
Sekitar 3 Jam yang laluPeringati Setahun Insiden Wadas, Warga Bangun Patung Perjuangan
Sekitar 4 Jam yang laluPemuda Cekik Pacar hingga Tewas Karena Minta Dinikahi
Sekitar 4 Jam yang laluWacana Reaktivasi Jalur Kereta di Madura
Sekitar 7 Jam yang laluLagi Asik Ngopi, Pengedar Pil Koplo Diringkus Polisi
Sekitar 7 Jam yang laluLaga PSIS VS Persebaya Ditunda, Ini Alasan Polisi Tak Keluarkan Izin
Sekitar 8 Jam yang laluPolisi Tangkap Pemilik dan Pekerja Tambang Ilegal di Aceh
Sekitar 8 Jam yang laluLanggar Prosedur, Penyidik Kasus Kecelakaan Mahasiswa UI Jalani Sidang Etik
Sekitar 15 Jam yang laluIni Identitas Pemilik Fortuner Berpelat Dinas Polri Tabrak Ojek Online di Jaktim
Sekitar 15 Jam yang laluMinimarket di Makassar Dirampok, Pelaku Ancam Kasir Pakai Parang Panjang
Sekitar 15 Jam yang laluTerungkap, Fortuner Pelat Dinas Polri Tabrak Ojek Online di Rawamangun Menantu Polisi
Sekitar 17 Jam yang laluVIDEO: Chuck Putranto Tuntut Bebas "Alami Sesat Fakta Alasan Penghapusan Pidana"
Sekitar 16 Jam yang laluVIDEO: Baiquni Wibowo Layak Dibebaskan, Hanya Jalankan Perintah 'Tidak Sah' Sambo
Sekitar 19 Jam yang laluVIDEO: Jaksa Serang Agus Nurpatria, Bandingkan dengan Ricky Berani Tolak Sambo
Sekitar 1 Hari yang laluVIDEO: Dua Kejahatan Arif Rahman Eks Anak Buah Sambo di Kasus Brigadir J
Sekitar 1 Hari yang laluVIDEO: Chuck Putranto Tuntut Bebas "Alami Sesat Fakta Alasan Penghapusan Pidana"
Sekitar 16 Jam yang laluVIDEO: Baiquni Wibowo Layak Dibebaskan, Hanya Jalankan Perintah 'Tidak Sah' Sambo
Sekitar 19 Jam yang laluVIDEO: Jaksa Serang Agus Nurpatria, Bandingkan dengan Ricky Berani Tolak Sambo
Sekitar 1 Hari yang laluVIDEO: Dua Kejahatan Arif Rahman Eks Anak Buah Sambo di Kasus Brigadir J
Sekitar 1 Hari yang laluVIDEO: Replik Jaksa, Sindir Sikap Ngeles Irfan Widyanto Makin Coreng Citra Polri
Sekitar 2 Hari yang laluVIDEO: Arif Terisak Sampaikan Pembelaan Beri Pesan Cinta ke Istri, Ibu Hingga Hakim
Sekitar 5 Hari yang laluVIDEO: Serangan Balik Bharada E, Sindir Jaksa Ngotot 12 Tahun Penjara
Sekitar 6 Hari yang laluKemenkes: Antibodi Masyarakat Sudah Divaksinasi Booster Naik Hampir 3 Kali Lipat
Sekitar 1 Hari yang laluApakah Boleh Memperoleh Vaksin Campak Bersamaan dengan Booster COVID-19?
Sekitar 1 Minggu yang lalu4 Klub BRI Liga 1 yang Belum Punya Pelatih Kepala: Caretaker PSIS Paling Istimewa
Sekitar 30 Menit yang laluAdvertisement
Advertisement
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami