Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

PKS sebut persekusi asap dari fitnah narasi terhadap ulama

PKS sebut persekusi asap dari fitnah narasi terhadap ulama Hidayat Nur Wahid. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid menilai aksi persekusi yang belakangan marak terjadi dipicu lambatnya kepolisian menindak tegas kelompok masyarakat maupun seseorang melakukan hatespeech atau ujaran kebencian terhadap beberapa tokoh umat Islam. Aksi persekusi itu dilakukan karena geram melihat pihak yang melakukan hatespeech tersebut tak kunjung ditindak kepolisian.

"Tindakan persekusi yang kemudian terjadi itu karena dibiarkannya mereka-mereka yang melakukan tindakan hukum yang lain. Yaitu hatespeech lalu pemfitnahan dan juga narasi kebencian, SARA terhadap beberapa rokoh umat Islam," kata Hidayat di DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Minggu (4/6).

Wakil Ketua Majelis Perwakilan Rakyat (MPR) ini juga mengatakan, pelaporan ulama secara terus-menerus tanpa adanya kejelasan dan juga ujaran kebencian terhadap ulama bisa menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan di kalangan masyarakat. Menurut dia, pembiaran itulah hingga memunculkan persekusi.

"Inilah yang kemudian menjadi mengambil tindakan sendiri. Karena kalau itu dibiarkan ulama dicaci maki dan tokoh umat Islam di kriminalisasi dan itu melakukan secara terus menerus dan (ulama) dilaporkan terus menerus dan tak ada tindakan itu yang kemudian menimbulkan tindakan di lapangan yang tidak kita harapkan," kata Hidayat.

Dia mengatakan, tidak hanya hatespeech yang menyebabkan munculnya sikap intimidasi di kalangan masyarakat. Faktor sikap ketidakadilan dari pemerintah ataupun aparat penegak hukum dalam menangani kasus ujaran kebencian.

"Itu semua adalah asap dari apa yang dibiarkannya. Ada dokter yang kemudian dilindungi, tapi ada dokter yang kemudian beliau mendukung 212 malah dipecat," ujar Hidayat.

Oleh karena itu, dia meminta pemerintah serius menangani kasus ujaran kebencian dan juga kriminalisasi terhadap ulama. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah rakyat bergerak dan main hakim sendiri.

"Siapapun yang melanggar hukum melakukan hatespeech atau gerakan-gerakan yang memang tidak dibenarkan oleh hukum ya polisi harus segera melakukan tindakan-tindakan. Lakukanlah tindakan terhadap mereka yang melanggar hukum termasuk fitnah kriminalisasi dan hatespeech kepada ulama," ucapnya.

"Jangan biarkan masyarakat mengambil tindakan hukum sendiri-sendiri. Karena negara harus hadir. Hadir dengan serius dan adil. Kalau ini dilakukan rakyat tidak akan lakukan main hakim sendiri," pungkasnya.

Sebelumnya, aksi persekusi dialami dokter Fiera Lovita membuat dia harus mengungsi dari Kota Solok, Sumatera Barat. Dia mendapat perlakuan kasar dan intimidasi dari anggota FPI di wilayah itu karena status di Facebooknya yang dinilai menghina Habib Rizieq Syihab. Yang terbaru, kasus persekusi yang dialami remaja PMA (15). Dia diinterogasi, diintimidasi serta dipukul ketika dibawa ke kantor RW 03 Cipinang Muara, Jakarta Timur. Peristiwa direkam dan videonya beredar luas di media sosial.

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jadikan Perbedaan Kekuatan Cegah Masuknya Paham Radikal Intoleran
Jadikan Perbedaan Kekuatan Cegah Masuknya Paham Radikal Intoleran

Masyarakat jangan mudah terpapar informasi hoaks dan ujaran kebencian yang dapat memicu konflik.

Baca Selengkapnya
Masyarakat Diminta Perkuat Toleransi & Hindari Prasangka Buruk Terhadap Perbedaan
Masyarakat Diminta Perkuat Toleransi & Hindari Prasangka Buruk Terhadap Perbedaan

Memperkuat toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Masyarakat tidak boleh semena-mena melanggar hak dari mereka yang dianggap berbeda.

Baca Selengkapnya
Pemilu Makin Dekat, Menteri Anas Ingatkan PNS Haram Terlibat Kegiatan Politik
Pemilu Makin Dekat, Menteri Anas Ingatkan PNS Haram Terlibat Kegiatan Politik

PNS yang tidak netral dapat memiliki dampak yang signifikan pada berbagai aspek pemerintahan dan masyarakat.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jenderal Polisi Ingatkan Bahaya Sebar Hoaks Pemilu: Hidup Sudah Susah, Fitnah Orang Ditangkap Polisi
Jenderal Polisi Ingatkan Bahaya Sebar Hoaks Pemilu: Hidup Sudah Susah, Fitnah Orang Ditangkap Polisi

Dia ingatkan, agar menghindari fitnah demi mendukung capres tertentu

Baca Selengkapnya
KLHK Terjunkan Penembak Bius Atasi Konflik Harimau dengan Manusia
KLHK Terjunkan Penembak Bius Atasi Konflik Harimau dengan Manusia

Atasi Konflik Harimau dengan Manusia, KLHK terjunkan penembak bius

Baca Selengkapnya
Dewas KPK Tak Permasalahkan Firli Tidak Hadir saat Sidang Putusan Etik
Dewas KPK Tak Permasalahkan Firli Tidak Hadir saat Sidang Putusan Etik

Firli terjerat tiga dugaan pelanggaran etik. Pertama yakni terkait komunikasi dan pertemuan dengan SYL.

Baca Selengkapnya
Pj Kepala Daerah Dicopot karena Tak Netral Jelang Pemilu, BKN Beri Penjelasan Begini
Pj Kepala Daerah Dicopot karena Tak Netral Jelang Pemilu, BKN Beri Penjelasan Begini

BKN terus mengimbau seluruh pegawai ASN untuk berhati-hati di tahun politik, karena banyak hal yang dapat menyebabkan pegawai ASN terlibat politik praktis.

Baca Selengkapnya
Lonjakan Suara PSI Capai 3,13 Persen Dinilai Tak Masuk Akal
Lonjakan Suara PSI Capai 3,13 Persen Dinilai Tak Masuk Akal

Koalisi Masyarakat Sipil Kawal Pemilu Demokratis mempertanyakan penyebab suara PSI yang dalam enam hari terakhir mengalami lonjakan drastis

Baca Selengkapnya
Hormati Keputusan KPU, PKS Beri Catatan dan Kritisi Proses Pemilu
Hormati Keputusan KPU, PKS Beri Catatan dan Kritisi Proses Pemilu

Dia menilai masih banyaknya dugaan pelanggaran etika oleh KPU dan Bawaslu.

Baca Selengkapnya