Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Petani Bojonegoro menjerit harga gabah terus anjlok

Petani Bojonegoro menjerit harga gabah terus anjlok Petani menanam padi. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Harga gabah hasil panen padi di tingkat petani di Kabupaten Bojonegoro terus anjlok pasca musim panen tahun ini. Kondisi ini membuat para petani makin menjerit dan mengharapkan harga gabah hasil panen tetap stabil.

Sukir, petani di Dusun Glagah, Desa/Kecamatan Purwosari, Kabupaten Bojonegoro mengungkapkan, pasca panen terakhir, harga gabah yang dihasilkannya terus merosot harganya dari semula Rp 3.500 per kilogram (Kg), dalam sebulan terakhir ini turun menjadi Rp 3.200, kemudian turun lagi menjadi Rp 3.000, bahkan sempat di harga Rp 2.800 per kilogramnya yang terjadi di desa Sakirman.

"Pada awal musim panen dulu harga jual gabah masih di kisaran Rp 4.200. Kemudian memasuki panen raya harga anjlok di kisaran Rp 3.500, lalu turun lagi Rp 3.200/kg dan kini anjlok lagi di kisaran Rp 3.000/kg," ungkapnya saat ditemui di areal sawah yang digarapnya, Rabu (6/5).

Akibat harga jual gabah hasil panen terus anjlok, petani sudah tentu merugi dan tidak cukup untuk biaya tanam kedua. Belum lagi hasil panen padi di lahan sawahnya tidak maksimal akibat serangan hama.

"Kalau normal satu hektare lahan sawah itu mampu menghasilkan 7-8 ton gabah," ujarnya sambil menjemur gabah padi.

Saat ini lahan persawahan di wilayah Bojonegoro yang panen padi hampir habis. Tercatat sebanyak 103 ribu hektare lahan sawah di daerah bantaran Sungai Bengawan Solo dan di daerah lainnya mulai tanam padi kedua.

Dengan kondisi harga gabah yang anjlok, tak ayal tengkulak gabah banyak mengincar hasil panen padi di Kabupaten Bojonegoro. Mereka berasal dari berbagai daerah, seperti Jombang, Gresik, Banyuwangi, Blora, dan Pati, dan Jawa Tengah.

Petani lainnya, Haryono mengungkapkan, para tengkulak mengincar hasil panen padi di Bojonegoro karena dikenal sebagai daerah lumbung pangan. Karena Bulog enggan menerima hasil panen petani setempat, membuat banyak gabah dibeli tengkulak dari luar daerah.

"Rendahnya harga gabah di Bojonegoro ini karena permainan para tengkulak. Bahkan tengkulak itu masih menyetorkan gabah sini ke tengkulak lainnya, bisa sampe ke tiga tengkulak, setelah itu entah ke mana," ujarnya.

Saat harga gabah jatuh, Divisi Regional III Sub-Bulog Bojonegoro dinilai kurang memainkan perannya untuk menyerap gabah petani sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk gabah kering panen (GKP) yang sudah ditetapkan pemerintah sebesar Rp3.700 per kilogram berdasarkan Inpres Nomor 5 Tahun 2015.

Haryono menjelaskan, petani setempat enggan berurusan dengan Bulog dikarenakan persyaratan yang ditetapkan oleh Bulog terlalu memberatkan para petani yang rata-rata areal sawah yang digarap kecil. Sementara syarat yang diajukan Bulog misalnya kualitas kadar air gabah yang tidak boleh terlalu tinggi dan jumlah produksi yang disetorkan harus banyak.

"Jika bisa memenuhi syarat itu baru gabah dibeli Bulog dengan menandatangani kontrak. Tapi di sini rata-rata yang dihasilkan petani tidak bisa memenuhi persyaratan itu," ungkapnya.

Penyerapan yang dilakukan oleh Bulog di lapangan memang masih belum maksimal karena terkendala kualitas gabah dan beras yang tidak sesuai ketentuan Inpres. Sebagai contoh, berdasarkan Inpres No.5/2015, HPP berlaku untuk GKP dengan kadar air maksimum 25 persen, sementara banyak beras petani yang kadar airnya di atas 25 persen, bahkan di atas 30 persen.

Petani menilai, proses yang berbelit-belit tersebut membuat petani lebih memilih menjual hasil panennya ke tengkulak meski harga rendah. Karena petani terdesak dengan modal untuk mengejar tanam berikutnya.

Di tempat yang berbeda, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta Bulog agar lebih kreatif dalam menyerap gabah supaya harga gabah petani tidak terjun hingga di bawah HPP yang ditetapkan pemerintah. Karena itu, Bulog harus cepat turun ke lapangan untuk menyerap gabah petani dengan harga sesuai HPP agar para petani tak merugi.

Namun, menurut Mentan Amran, Bulog harusnya bisa menyiasati masalah tersebut melalui kerjasama dengan penggilingan-penggilingan berskala kecil. Gabah-gabah yang masih basah bisa saja ditingkatkan kualitasnya di penggilingan-penggilingan padi yang memiliki banyak alat pengering (dryer).

"Kadar air kan bisa disiasati, harus kreatif menyerap produksi petani, jangan menunggu mereka," ucap Mentan Amran.

Mentan Amran menambahkan, bila hanya mengandalkan pengadaan dari penggilingan besar saja, Bulog akan kesulitan. Karena itu, jaringan semut Bulog perlu lebih dioptimalkan.

"Kerja sama dengan penggilingan kecil. Bulog harus bekerja keras, kan punya jaringan semut, harus lebih dioptimalkan," pungkasnya.

(mdk/tyo)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, Kalau Naik Dimarahi Ibu-ibu
Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, Kalau Naik Dimarahi Ibu-ibu

Jokowi mengaku tak mudah bagi pemerintah mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya mebcapai 270 juta orang.

Baca Selengkapnya
Giliran Beras Naik Teriak-teriak, Petani 'Gaji PNS Naik, UMR Naik Kami Diam'
Giliran Beras Naik Teriak-teriak, Petani 'Gaji PNS Naik, UMR Naik Kami Diam'

Belakangan ini harga beras melambung tinggi, masyarakat semakin tercekik usai kenaikan yang signifikan.

Baca Selengkapnya
Jokowi Tegaskan Kelangkaan Beras Tak Ada Hubungan dengan Bantuan Pangan
Jokowi Tegaskan Kelangkaan Beras Tak Ada Hubungan dengan Bantuan Pangan

Dia mengatakan, bantuan pangan yang diberikan pemerintah ke masyarakat mampu menahan harga beras agar tidak naik.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jokowi Kucurkan Bantuan Pangan: Hampir Semua Negara Gagal Panen, Harga Beras Naik
Jokowi Kucurkan Bantuan Pangan: Hampir Semua Negara Gagal Panen, Harga Beras Naik

Jokowi selalu menekankan kepada para petani agar meningkatkan produktivitas padi.

Baca Selengkapnya
Jokowi Serahkan Bantuan Pangan di Maros
Jokowi Serahkan Bantuan Pangan di Maros

Bantuan tersebut sebagai upaya menghadapi kenaikan harga beras.

Baca Selengkapnya
FOTO: Harga Beras Melesat Dalam Waktu Sepekan Membuat Penggilingan Padi di Bogor Naikkan Tarif Rp 2000
FOTO: Harga Beras Melesat Dalam Waktu Sepekan Membuat Penggilingan Padi di Bogor Naikkan Tarif Rp 2000

Kenaikan ini dipengaruhi oleh pasokan gabah dari petani terbatas akibat panen padi di tingkat petani menurun.

Baca Selengkapnya
Harga Pangan di Jakarta Naik, Ternyata Ini Penyebabnya
Harga Pangan di Jakarta Naik, Ternyata Ini Penyebabnya

Ada beberapa harga komoditas bahan pangan yang mengalami kenaikan antara lain, beras, telur ayam, daging ayam, dan gula pasir.

Baca Selengkapnya
Dirut Bulog Bongkar Penyebab Masih Mahalnya Harga Beras
Dirut Bulog Bongkar Penyebab Masih Mahalnya Harga Beras

Sesuai data dari Badan Pusat Statistik (BPS) bulan Januari hingga Februari terjadi defisit ketersediaan beras dari petani sebesar 2,7 juta beras.

Baca Selengkapnya
Jokowi Ungkap Penyebab Beras Langka dan Harga Melejit
Jokowi Ungkap Penyebab Beras Langka dan Harga Melejit

Beras saat ini langka dan harganya sangat melejit.

Baca Selengkapnya