Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pertama jadi Petugas Damkar, Suhada tak digaji, cuma diberi makan

Pertama jadi Petugas Damkar, Suhada tak digaji, cuma diberi makan Suhada. ©2015 merdeka.com/rahmat hidayat

Merdeka.com - Dedikasi yang tinggi muncul dari seorang petugas pemadam kebakaran bernama Suhada. Lelaki asal Ciamis, Jawa Barat ini sudah 30 tahun bergelut dengan kobaran api. Suhada yang akrab disapa Pak Haji ini memulai karirnya di pemadam kebakaran sejak tahun 1984.

Tahun ini harusnya dia sudah pensiun namun karena ada kebijakan baru, Suhada terpaksa mengundur masa pensiunnya setahun lagi. Kini, petugas pemadam kebakaran senior ini masih bertugas bersama rekan-rekannya di pemadam kebakaran sektor Jakarta Selatan.

Di saat-saat luang, Suhada menceritakan suka dukanya selama menjalani tugas. "Kalau suka duka, terus terang lebih banyak dukanya di pemadam kebakaran. Selain bertaruh nyawa kita juga harus ikhlas dengan kesejahteraan yang terbatas," tutur Suhada sambil tertawa kecil.

Di awal karir, Suhada pernah tidak mendapatkan gaji. Dalam menunaikan tugas, dia hanya dibayar makan saja. Gaji-gaji awalnya pun dibayar dengan jumlah yang sangat sedikit. Hanya cukup untuk ongkos dan makan saja. Padahal tugas yang dia jalankan terbilang berat dan berbahaya.

Selama 30 tahun, Suhada sudah mengalami berbagai kejadian menegangkan ketika menaklukan si jago merah yang sedang marah. Bayangan kematian sudah menjadi hal yang biasa bagi Suhada. Banyak sudah kejadian kritis yang dia lewati selama menjalankan tugas.

Nyawa pun dirasanya sudah digaris batas hidup saat berhadapan dengan kobaran api. Meski sudah puluhan tahun bergelut dengan api, tapi bayangan kematian masih saja sering muncul saat Suhada menjalankan tugas.

"Kalau sudah di depan api saya sering mikir jangan-jangan hari ini saya mati. Tapi alhamdulillah masih dikasih kesempatan hidup. Yang penting kita tulus saja menjalani tugas. Jangan banyak ngeluh," kata Suhada.

Lelaki yang sudah naik haji ini juga menceritakan kalau kaki kirinya pernah melepuh terkena air panas saat memadamkan kebakaran di sebuah pemukiman. Di lokasi kebakaran ada tempat isi ulang air mineral. Tak sengaja, kaki kiri Suhada menginjak penampungan air yang airnya sudah mendidik. Air panas pun masuk ke dalam sepatu bootnya dan merebus kaki kirinya.

"Kaki kiri saya udah mirip daging sapi yang dikuliti. Melepuh sampai warnanya putih. Seminggu nggak bisa jalan," tuturnya.

Suhada juga pernah kena setrum dan kejeblos atap rumah. Kondisi saat kebakaran sangat riuh. Sering pemadam tidak sempat memeriksa kabel-kabel listrik yang berserakan. Maka, risiko tersetrum pun harus dia hadapi. Selain risiko kebakaran, Suhada juga harus menghadapi masyarakat yang tidak kooperatif. Tak jarang warga yang memaki-maki dirinya karena tidak puas dengan pemadam kebakaran. Bahkan pernah ada warga yang mengacungkan golok ke petugas pemadam karena rumahnya tidak sempat diselamatkan dari amukan kobaran api.

"Waktu kebakaran di Manggarai, tim kita dikeroyok warga. Mereka nggak paham dengan prosedur penanganan. Ingin rumahnya duluan yang diselamatkan. Kita juga dianggap telat datang padahal jalurnya memang sulit ditempuh," ungkap Suhada.

Dalam menghadapi warga yang tidak koperatif, Suhada dan tim pemadam lainnya dilatih agar tidak terpancing emosi. Biar bagaimana pun sikap warga, bagi Suhada, mereka merupakan korban yang harus diselamatkan. Banyak warga yang sering mengeluhkan telatnya pemadam kebakaran tiba di lokasi. Hal itu, kata Suhada, karena pemadam memang bergerak setelah kebakaran terjadi. Saat api sudah berkobar, perintah pun muncul dan pemadam langsung bergerak. Selain itu kondisi jalanan di Jakarta yang macet menjadi kendala lain.

"Warga banyak yang belum tahu saja kerja kita seperti apa. Yang sudah tahu juga banyak. Mereka kadang datang ke sini bawa makanan," kata Suhada.

Sambil menunggu jatah pensiun, Suhada tetap menjalankan tugas dengan penuh dedikasi. Hal itu terlihat, saat sedang asyik mengobrol, tiba-tiba alarm panggilan tugas berdering. Raut wajah Suhada berubah seketika, dari wajah yang ceria menjadi wajah yang serius. Perhatiannya langsung terfokus kepada bunyi dari pengeras suara yang memerintahkan agar tim penyelamat segera bersiap.

Tugas kali ini adalah menyelamatkan korban yang tercebur sumur. Suhada pun bergegas menyiapkan segala sesuatunya mulai dari pakaian dan perlengkapan. Sayangnya, saat sudah akan meluncur menuju lokasi ternyata misi penyelamatan di-cancel karena korban sudah berhasil diangkat.

Suhada kemudian kembali berbincang sambil menyeduh kopi dan membersihkan sepatu boot-nya. Kali ini Suhada menceritakan pengalamannya saat beberapa kali mengangkat korban yang tercebur sumur. Suhada mengaku sudah tiga kali menangani kejadian tersebut. Pernah dia mengangkat korban yang sudah tiga hari di dalam liang sumur. Saat diangkat tubuhnya sudah membusuk dan baunya sudah sangat menyengat.

"Sekarang pemadam tidak hanya bertugas memadamkan kebakaran. Tapi juga menjalankan misi penyelamatan. Contohnya ya orang kecebur sumur, bencana alam, hanyut di kali, dan tenggelam di danau," tandasnya.

Meski lama merasakan kesulitan kesejahteraan, namun Suhada tidak pernah berniat meninggalkan tugasnya. Dia menganggap tugas memadamkan api merupakan kewajiban sosial untuk menyelamatkan orang lain. Berbagai bentuk dan jenis korban sudah pernah dia selamatkan. Mulai dari menyelamatkan nenek-nenek, bayi, dan berbagai korban dari segala usia. Menyelamatkan korban yang terjebak di lokasi kebakaran juga sudah sering dia dan timnya lakukan.

"Saat menyelamatkan korban, kita tidak boleh panik. Kalau panik korban bisa tambah panik. Jadi kita arahkan mereka, kita tuntun sampai berada di tempat yang aman," tambah Suhada.

Kini, Suhada hidup bersama istri dan dua orang anaknya. Anak pertamanya sudah lulus kuliah dan berkeluarga. Sedangkan anak keduanya masih meneruskan kuliah di jurusan grafika. Karena dedikasinya yang tinggi, Suhada pun pernah mendapatkan bantuan untuk menunaikan haji di Tanah Suci.

(mdk/ian)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Tersangka Pembunuhan Pria Terbungkus Sarung di Tangsel Dibantu Pedagang Soto, Begini Perannya
Tersangka Pembunuhan Pria Terbungkus Sarung di Tangsel Dibantu Pedagang Soto, Begini Perannya

Tersangka Pembunuhan Pria Terbungkus Sarung di Tangsel Dibantu Pedagang Soto, Begini Perannya

Baca Selengkapnya
Bahaya Konsumsi Gorengan untuk Berbuka Puasa bagi Penderita Maag
Bahaya Konsumsi Gorengan untuk Berbuka Puasa bagi Penderita Maag

Gorengan adalah makanan yang jadi favorit banyak orang termasuk untuk berbuka puasa. Sayangnya makanan ini sebaiknya dhindari.

Baca Selengkapnya
Banyak Makan Saat Lebaran Bikin Perut Begah? Intip Pertolongan Pertama buat Mengatasinya
Banyak Makan Saat Lebaran Bikin Perut Begah? Intip Pertolongan Pertama buat Mengatasinya

Jangan sampai perut begah mengganggu momen silaturahmi kamu, yuk intip cara mengatasinya!

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Ditinggal Orang Tua Panen Durian, Seorang Remaja Ditemukan Tewas dengan Luka Tusuk
Ditinggal Orang Tua Panen Durian, Seorang Remaja Ditemukan Tewas dengan Luka Tusuk

"Korban ditemukan tewas dengan banyak luka. Diduga akibat pembunuhan," ungkap Kasi Humas Polres OKU Iptu Ibnu Holdon

Baca Selengkapnya
Kebiasaan Pemicu Gula Darah Naik yang Perlu Diwaspadai, Segera Hindari
Kebiasaan Pemicu Gula Darah Naik yang Perlu Diwaspadai, Segera Hindari

Di tengah kesibukan, seringkali kita tidak menyadari bahwa kebiasaan sehari-hari yang tampaknya remeh dapat berkontribusi besar terhadap naiknya gula darah.

Baca Selengkapnya
Tak Menyangka Doanya Dikabulkan Tuhan, Ibu Pemulung 5 Anak Tinggal di Gubuk Pingir Kali Ini Nangis dan Sujud Syukur saat Dapat Rumah Baru
Tak Menyangka Doanya Dikabulkan Tuhan, Ibu Pemulung 5 Anak Tinggal di Gubuk Pingir Kali Ini Nangis dan Sujud Syukur saat Dapat Rumah Baru

Keluarga ini tinggal di sebuah gubuk di pinggir kali yang rawan banjir dan longsor, beratap terpal dan beralas kardus.

Baca Selengkapnya
Cara Simpan Kelapa Parut Tanpa Dimasukkan Kulkas, Bikin Awet sampai 1 Bulan
Cara Simpan Kelapa Parut Tanpa Dimasukkan Kulkas, Bikin Awet sampai 1 Bulan

Cara ini tidak hanya lebih praktis, tetapi juga dapat membuat kelapa parut tetap segar selama satu bulan penuh. Ayo teliti penjelasannya.

Baca Selengkapnya
7 Cerita Lucu Bikin Ngakak yang Cocok untuk Cairkan Suasana
7 Cerita Lucu Bikin Ngakak yang Cocok untuk Cairkan Suasana

Merdeka.com merangkum informasi 7 cerita lucu yang bikin ngakak dan cocok untuk cairkan suasana.

Baca Selengkapnya
Makan Terlalu Cepat dan Tergesa-gesa saat Sahur Bisa Timbulkan 7 Dampak Buruk Ini
Makan Terlalu Cepat dan Tergesa-gesa saat Sahur Bisa Timbulkan 7 Dampak Buruk Ini

Banyak orang makan secara tergesa-gesa baik saat sahur maupun berbuka. Hal ini ternyata bisa timbulkan dampak pada tubuh.

Baca Selengkapnya