Perjuangan PRT cantik hingga berprestasi dengan predikat cumlaude

Minggu, 24 Mei 2015 10:18 Reporter : Lia Harahap
Perjuangan PRT cantik hingga berprestasi dengan predikat cumlaude Darwati PRT Cumlaude. ©2015 merdeka.com/parwito

Merdeka.com - Lahir di tengah keluarga pas-pasan, Darwati (23) tak pernah membayangkan bakal sekolah tinggi. Bisa menamatkan bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) saja dia sudah bersyukur.

Karena itulah selepas lulus SMA yang ada dibenaknya hanya bekerja untuk membantu ekonomi keluarga. Keduanya orangtuanya hanya buruh tani.

Dia sempat mencoba mengadu nasib ke Jakarta. Rupanya kerasnya hidup di ibu kota membuat dia tak kerasan dan pilih kembali ke kampung halaman.

Saat itu, dia berpikir lagi harus melakukan karena tak mau hanya jadi pengangguran. Muncullah ide menjadikan pedagang es cendol di kampungnya di Grobogan, Jawa Tengah.

"Saya sempat ikut kerja berjualan es campur di kampung. Ya, kira-kira tiga minggu saya kerja di sana, namun belum sempat gajian karena saya keburu pindah kerja," cerita Darwati saat berbincang merdeka.com.

Singkat cerita saat berjualan es cendol itulah dirinya bertemu seorang dokter gigi bernama Lely. Dia ditawari bekerja di rumahnya sebagai pembantu.

Dari situlah jalannya menuju kesuksesan terbuka. Berikut cerita perjuangan Darwati hingga akhirnya lulus dengan predikat cumlaude:

2 dari 5 halaman

Keinginan jadi sarjana berawal dari angan-angan semata

sarjana berawal dari angan angan semataDarwati lulusan cumlaude. ©2015 Merdeka.com

Di sela pekerjaannya sebagai pembantu, Darwati sempat bergumam ingin melanjutkan sekolah lagi. Rupanya keinginannya saat itu diketahui majikannya.

"Satu saat saya bergumam memimpikan ingin menjadi sarjana. Beberapa hari kemudian, majikan saya tiba-tiba bilang saya boleh 'nyambi' kuliah," ungkapnya.

Kemudian, ayahnya dari desa menemui sang majikan dan menyampaikan keinginan Darwati untuk berkuliah. Ternyata, pucuk dicinta ulam tiba, majikannya pun ternyata mengizinkan dirinya mengenyam pendidikan S1 itu.

"Saya langsung semangat mencari informasi perguruan tinggi sampai akhirnya memilih di Semarang. Saya sisihkan sebagian gaji," ucapnya.

3 dari 5 halaman

Selama kuliah sering dihina karena bekerja sebagai PRT

sering dihina karena bekerja sebagai prtDarwati PRT Cumlaude. ©2015 merdeka.com/parwito

Prestasi Darwati membuat beberapa rekannya di kampus iri. Hingga banyak yang mengejeknya sebagai PRT. Tapi hinaan itu dijadikan.motivasi untuk lebih giat lagi.

"Ya kalau mengejek ada, tapi saya anggap angin lalu saja. Yang penting saya belajar dan belajar. Kalau belajar pas sela, misal dipanggil buat bantu-bantu ya kerjakan, kalau tidak ada kerjaan buka laptop, belajar," ungkap Darwati saat berbincang dengan merdeka.com, Sabtu (23/5).

Darwati juga selalu mendapat dukungan dari orangtua dan majikannya.

"Selain orangtua, saya dimotivasi majikan. Katanya jangan dengerin kata orang-orang (yang mengejek), yang penting maju, sukses itu dari diri sendiri," jelas Darwati.

4 dari 5 halaman

Dapat IPK 3,68 sebagai lulusan Administrasi Niaga Universitas 17 Agustus

368 sebagai lulusan administrasi niaga universitas 17 agustusDarwati PRT Cumlaude. ©2015 merdeka.com/parwito

Selama kuliah dia benar-benar sungguh-sungguh. Ke kampus, biasanya dia menumpang bus sejauh 50 km atau sesekali menumpang temannya.

"Kadang, saya diminta menemani anaknya Bapak (majikan) yang tinggal di Semarang. Jadi, sekalian menginap di sini (Semarang). Ya, begitu. Saya ke Semarang, ya, kalau ada jadwal kuliah," ungkapnya.

Darwati lulus kuliah tepat waktu dan mendapatkan predikat cumlaude meski harus disambi bekerja berat seperti pembantu rumah tangga. Dia meraih gelar sarjana jurusan Administrasi Niaga Universitas 17 Agustus (Untag) Semarang dengan IPK 3,68.

5 dari 5 halaman

Darwati berpikir cari kerja yang mapan

cari kerja yang mapanDarwati PRT Cumlaude. ©2015 merdeka.com/parwito

Dengan hasil pendidikan yang maksimal, Darwati ingin mencari pekerjaan yang lebih baik dan berhenti jadi pembantu.

"Masih cari-cari kerjaan yang lebih baik," katanya saat berbincang santai dengan merdeka.com, Sabtu (23/5).

Sebagai anak buruh petani, Darwati mengaku prestasi yang didapat saat ini telah menaikkan harkat dan martabat keluarganya. Terutama kedua orangtuanya yang saat ini dalam kondisi ekonomi pas-pasan.

"Saya mau angkat derajat kedua orangtua saya yang sampai sekarang dengan kondisi kemiskinan dipandang rendah oleh orang lain," paparnya.

Darwati berterima kasih dengan majikannya di Purwodadi, Drg Lely, yang punya andil besar atas pencapaiannya saat ini. Berkat Lely, dia bisa sekolah tinggi meski hanya seorang PRT. Dia pun dipersilakan mencari pekerjaan yang lebih baik.

"Kalau majikan saya setuju (cari kerja). Bahkan mendorong saya untuk mencari pekerjaan lain yang lebih baik tanpa harus melupakan sejarah yang pernah saya lewati dengan majikan saya itu," ungkapnya.

[hhw]
Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini