Percepatan Vaksinasi Semakin Positif, 10 Juta Dosis Disuntikkan dalam 12 Hari
Merdeka.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan percepatan vaksinasi di Indonesia terus bergerak positif. Teranyar, 10 juta dosis vaksin berhasil disuntikkan kepada masyarakat dalam kurun 12 hari.
Budi menuturkan, total penerima vaksin dosis pertama sudah menembus lebih dari 50 juta warga. Dengan kurun waktu 10 juta pertama dicapai dalam waktu 8 minggu, 10 juta selanjutnya dalam kurun 4 minggu.
"Dan sebagai informasi 10 juta yang terakhir sudah kita capai dalam 12 hari," ucap Budi dikutip melalui channel YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (11/12).
Meski penerima dosis vaksin pertama belum mencapai 50 persen, Budi meyakini percepatan vaksinasi akan terus terjadi dibarengi dengan kedatangan stok vaksin dari berbagai negara sahabat. Pemerintah telah memasang target 181,5 juta warga negara Indonesia segera tervaksinasi.
Pada Minggu (11/7), pemerintah telah menerima 3.000.060 dosis vaksin asal Amerika dengan merek Moderna. Penggunaan vaksin ini berdasarkan izin darurat penggunaan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada 2 Juli lalu.
"Kemarin sudah 38 juta rakyat Indonesia mendapatkan vaksinasi yang pertama atau 20 persen dari total target populasi suntik yaitu 181,5 juta," rincinya.
Khusus Provinsi Bali, kata Budi, penerima vaksin dosis pertama bahkan sudah mencapai 70 persen. Sementara DKI Jakarta sudah mencapai lebih dari 50 persen.
"Kita mengharapkan dengan datangnya (vaksin) Moderna kita bisa mempercepat suntikan ini. Karena seperti anda ketahui dari 363 juta dosis yang harus kita suntikan di Juni kita menerima 70 juta dosis. Di semester kedua ini akan ada lebih dari 290 juta dosis yang datang yang harus kita suntikkan dalam 6 bulan, jadi laju penyuntikannya akan jauh lebih cepat," pungkasnya.
Sebelumnya, BPOM telah memberikan izin penggunaan darurat, emergency use authorization (EUA) terhadap vaksin Moderna, sebagai vaksin Covid-19. Vaksin ini menyasar untuk usia 18 hingga 65 tahun.
"Kami menambah lagi satu jenis vaksin Covid-19 yang telah mendapatkan emergency use authorization dari Badan POM dari Indonesia yaitu vaksin Moderna," ucap Ketua BPOM Penny Lukito, Jumat (2/6).
Vaksin Moderna merupakan vaksin pertama yang diterima Indonesia dengan metode mRNA. Vaksin tersebut memiliki penanganan khusus dibandingkan vaksin-vaksin yang pernah diterima Indonesia seperti Sinovac, Sinopharm, dan AstraZeneca.
Sinovac dan AstraZeneca merupakan vaksin inactivated virus dengan suhu penyimpanan berkisar 2-8 derajat celcius.
World Health Organization (WHO) pernah menjelaskan inactivated virus dibuat dari mikroorganisme (virus, bakteri dan lain-lain) yang telah dimatikan dengan proses menggunakan bahan kimia tertentu atau secara fisik. Mikroorganisme yang sudah mati itu diklaim tidak dapat menyebabkan penyakit.
Menjadi vaksin pertama dengan teknologi mRNA, Penny mengatakan produsen vaksin Moderna juga menyertakan teknologi penyimpanan vaksin saat dikirim ke Indonesia. Sebab suhu penyimpanan vaksin Moderna berkisar minus 20 derajat celcius.
"Karena ini diterima melalui Covax facility mereka akan memberikan vaksin ini bersamaan dengan teknologi penyimpanan dan distribusinya. Tentunya akan mempengaruhi juga target-target lokasi di mana vaksin ini akan diberikan," jelasnya.
Lebih lanjut, Penny menyampaikan vaksin Moderna diberikan melalui injection intramuscular dengan dosis 0,5 ml dengan dua kali penyuntikan dan rentang waktu satu bulan.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi COVID-19.
Baca SelengkapnyaPemerintah telah mendistribusikan alat USG kepada 10 ribu puskesmas di seluruh Indonesia.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, alat kesehatan di Indonesia masih didominasi impor.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin berkelakar ketika membuka acara Rapat Kerja Kesehatan Nasional, Rabu (24/4)
Baca SelengkapnyaGula darah tinggi pemicu penyakit diabetes di Indonesia semakin hari semakin meningkat.
Baca SelengkapnyaPeran pemangku kepentingan diperlukan agar tidak menciptakan kebijakan yang saling tumpang tindih.
Baca SelengkapnyaTjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca SelengkapnyaFarid juga mengimbau masyarakat untuk melakukan olahraga, seperti latihan aerobik tiga hingga lima kali per minggu, dengan waktu 30-45 menit per sesi.
Baca SelengkapnyaMenteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, data petugas pemilu 2024 yang meninggal tahun ini turun jauh ketimbang tahun 2019.
Baca Selengkapnya