Pengaruh Medsos Bikin Ibu-ibu di Sumsel Rawan Terpapar Radikalisme
Merdeka.com - Ibu rumah tangga (IRT) di Sumatera Selatan rawan terpapar radikalisme. Pengaruh media sosial menjadi penyebab utama pemahaman tersebut.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Sumsel Achmad Rizwan, Kamis (5/12). Menurut dia, penggunaan media sosial baik Instagram, Facebook, Twitter dan lainnya, yang tanpa batas dan tidak bijak sangat mudah mengubah pemahaman IRT.
"IRT cenderung terpapar radikalisme karena penggunaan medsos secara berlebihan dan menerima semua informasi secara mentah-mentah," ungkap Rizwan.
Dia mengatakan banyak konten di medsos mengarah radikalisasi. Hanya saja, dia tidak bisa menyebutkan akun apa saja yang sudah terpantau.
"Sejauh ini akun-akun itu belum ada yang diblok karena belum ada laporan yang masuk," ujarnya.
Kerja Sama dengan TNI-Polri
Dalam bidang pengawasan, pihaknya bekerjasama dengan TNI dan polri. Masyarakat diimbau lebih bijak dan hati-hati dalam menggunakan media sosial karena bisa terjerat Undang-undang Informasi Teknologi Elektronik (ITE).
"Mestinya jangan terlalu sering memposting setiap aktifitas karena bisa dimanfaatkan oknum-oknum tertentu untuk menyebarkan paham radikalisme," imbaunya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Musdah menyayangkan jika masih banyak perempuan terjebak doktrin mengharuskan mereka tunduk dan patuh tanpa memiliki hak bertanya atau menolak.
Baca SelengkapnyaNggak hanya karena keringat berlebih, ini beberapa masalah kesehatan yang bisa jadi penyebabnya.
Baca SelengkapnyaHasil studi terbaru ini juga mengungkap bagaimana tenaga medis melakukan pengobatan terhadap pasien.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ia membenarkan jika dokter Lo Siauw Ging MARS saat ini sedang mendapat perawatan di Rumah Sakit Kasih Ibu (RSKI) Solo.
Baca SelengkapnyaPenyebab susah sendawa dapat bervariasi, mulai dari faktor-faktor sehari-hari hingga kondisi medis tertentu.
Baca SelengkapnyaMenurut Budi, syarat untuk mencapai generasi emas 2045 ialah harus sehat dan pintar.
Baca SelengkapnyaMenteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, data petugas pemilu 2024 yang meninggal tahun ini turun jauh ketimbang tahun 2019.
Baca SelengkapnyaPernyataan ini mengklarifikasi plintiran di medsos soal ibu melahirkan anak yang akhlaknya buruk.
Baca SelengkapnyaMasyarakat jangan mudah terpapar informasi hoaks dan ujaran kebencian yang dapat memicu konflik.
Baca Selengkapnya